Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) pada Rabu (15/7/2020) merilis bahwa tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin DIY semakin meningkat atau memiliki kinerja yang menurun. Penurunan itu hampir setara dengan potret kemiskinan pada tiga tahun yang lalu.

Mau-tidak mau, perekonomian harus berjalan beriringan dengan ketahanan pada aspek kesehatan. Pelaku penggerak ekonomi daerah yang didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga harus bersiap untuk berbenah. Geliat usaha UMKM yang mulai berupaya bangkit di tengah lesunya ekonomi karena belum pulihnya sektor pariwisata dan dunia pendidikan, harus disokong dengan mengoptimalkan bisnis secara digital.

Kampanye pemerintah daerah, melalui Dinas Koperasi UKM DIY dalam mendorong transaksi digital melalui pemberian fasilitas bebas ongkos kirim (free-ongkir) juga terus berjalan. UMKM masih diberi kesempatan untuk mendaftarkan produk mereka pada aplikasi sibakuljogja.jogjaprov.go.id atau playstore JOGJAKITA. Transaksi selama 1,5 bulan terakhir sudah menggerakkan ekonomi rakyat sebesar hampir Rp 600 juta, dari nilai ongkos kirim yang dibayarkan pemerintah daerah senilai Rp 90 juta. Baik UMKM maupun konsumen, memiliki animo yang positif terkait kampanye program markethub melalui free-ongkir yang diinisiasi Dinas Koperasi UKM DIY dan cenderung terdapat permintaan untuk terus dilanjutkan pada era transisi hingga masa pemulihan nanti berlangsung.

Tentunya yang perlu ditambahkan dari kampanye free-ongkir adalah kemauan dan komitmen dari konsumen maupun UMKM untuk mematuhi protokol kesehatan. Sebagai bentuk pembinaan kepada UMKM, Dinas Koperasi UKM DIY juga berupaya melakukan sampling kepada rumah produksi UMKM mitra sibakul yang mengikuti kampanye free-ongkir. Sampling dilakukan oleh petugas Dinas Koperasi UKM DIY dalam rangka mengetahui tata kelola produksi atas barang maupun jasa yang dihasilkan, dengan mengunjungi lokasi usaha UMKM yang tersebar di wilayah DIY dengan tetap memperhatikan SOP penanganan protokol kesehatan.

Selan itu, Dinas Koperasi UKM DIY dengan menggandeng dinas lain melakukan sosialisasi bagi UMKM yang beroperasi di sekitar destinasi wisata untuk juga apabila berdagang di sekitar lokasi wisata agar UMKM tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti wajib memastikan semua produk yang dijual higienis, menyiapkan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, menggunakan sarung tangan saat melayani konsumen, membersihkan peralatan yang sudah dipakai dengan air mengalir, dan menggiatkan transaksi digital atau online.

Sosialisasi terus digiatkan Dinas Koperasi UKM DIY dengan menyasar pada pusat keramaian seperti para UMKM di sekitar Jalan Malioboro, para UMKM di wilayah perkotaan Yogyakarta, para UMKM di sekitar lokasi wisata pantai selatan Bantul, UMKM sekitar lokasi Wisata Karst Gunungkidul, dan para UMKM di sekitar destinasi Hutan Pinus Mangunan. Hal ini terus digiatkan secara terus-menerus, melalui media massa maupun media elektronik, untuk memberikan sosialisasi sekaligus penyadaran bahwa ekonomi bisa mulai berjalan dengan catatan berpijak pada protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru.