Dalam masa pemulihan sektor pariwisata yang mendapat perhatian besar dari publik, Kelompok Kerja Pariwisata (Tourism Working Group/TWG) G20 yang diketuai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berfokus pada upaya pemulihan pasca pandemi secara global melalui penguatan pariwisata berbasis masyarakat dan ekonomi kreatif.
TWG kedua ini rencananya akan dihadiri oleh perwakilan dari 18 negara dan 1 kawasan ekonomi (Uni Eropa) yang merupakan anggota G20, perwakilan 7 negara undangan, dan perwakilan dari 10 organisasi internasional. Kegiatan TWG yang dilaksanakan di Bali pada 23 September 2022 akan dilanjutkan—secara back to back—dengan kegiatan Tourism Ministerial Meeting (TMM) G20 dan selebrasi ke-42 World Tourism Day 2022 yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia.
The 2nd Tourism Working Group G20
Sejalan dengan tema yang diusung pada Presidensi Indonesia G20 tahun ini, yaitu “Recover Together, Recover Stronger”, pelaksanaan TWG G20 yang kedua diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan di bidang pariwisata pasca krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 melalui promosi ketahanan kepariwisataan global.
Dibentuknya kelompok kerja ini juga bertujuan untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta melalui kegiatan pariwisata yang berbasis komunitas.
Lebih lanjut, seluruh delegasi akan bekerja sama dalam pengembangan Buku Pedoman untuk Memperkuat Komunitas Pelaku Pariwisata dan UMKM sebagai Agen Transformasi Pariwisata (Tourism Transformation Agents)—Pemulihan Berfokus Kepada Pelaku Perorangan (A People-Centered Recovery).
Dengan dukungan dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan seluruh mitra terkait, pada akhirnya buku pedoman tersebut ditujukan sebagai panduan untuk melakukan transformasi dalam bidang pariwisata, ekonomi, dan sosial guna membangun komunitas dan UMKM yang lebih kuat, tangguh, dan bersifat inklusif.
Pada pertemuan kedua tersebut yang akan dilakukan secara hibrida, delegasi akan fokus membahas pada lima pilar dasar dalam dunia pariwisata. Pertama, human capital (jobs, skill, entrepreneurship, and education). Kedua, innovation, digitalization, and creative economy. Ketiga, women and youth empowerment. Keempat, climate action biodiversity conservation, and circular economy. Kelima, policy, governance, and investment frameworks.
World Tourism Day 2022: “Rethink Tourism”
Jumlah kedatangan wisatawan internasional pada awal tahun ini yang mencapai dua kali lipat dari jumlah kedatangan pada 2021, membuktikan telah adanya peningkatan kepercayaan konsumen untuk kembali mengunjungi Indonesia setelah pandemi. Pencapaian ini tentu menambah kemeriahan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya dalam pelaksanaan World Tourism Day (WTD) sejak 1980.
World Tourism Day 2022 yang mengusung tema “Rethink Tourism” bertujuan mendorong seluruh pihak agar dapat memandang pariwisata sebagai penggerak pembangunan yang berkelanjutan, termasuk dalam hal pendidikan dan penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, diharapkan agar sektor pariwisata dapat berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan dan menggerakkan political will serta kerja sama untuk memastikan pariwisata sebagai pusat dari pembuatan kebijakan.
WTD akan menempatkan people (manusia) sebagai pusat dari pembahasan dalam perayaannya. Di samping itu, akan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari 160 negara dalam panel diskusi Multi-kemitraan dengan tema “Rethinking Tourism as a Key Element on Recovery” dan diskusi dengan tema “The Tourism We Want”.
Kemenparekraf juga mengadakan rangkaian program Road to World Tourism Day 2022, seperti bersih sungai dan penghijauan mangrove yang melibatkan enam politeknik pariwisata. Selain itu, pada puncak perayaan World Tourism Day pada 27 September 2022, akan diselenggarakan kunjungan teknis bagi para menteri pariwisata dan delegasi dengan kegiatan utama seputar “aksi hijau”, seperti pembersihan pantai dan penanaman pohon. [*]