PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) membukukan laba sebelum pajak pada triwulan III-2024 sebesar Rp 562 miliar, naik 44 persen yoy. Hal ini didukung oleh penyaluran kredit yang meningkat dan pendapatan fee-based yang membaik. Laba sebelum pajak pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2024 sebesar Rp 845 miliar.

Laba sebelum pajak pada triwulan III-2024 naik 2,4 persen dibandingkan triwulan II-2024 sebesar Rp 548 miliar. Hal ini turut memberi sinyal positif terhadap pendapatan Bank setelah dilakukan pencadangan pre- emptive dalam nilai yang signifikan pada triwulan I-2024.

Pendapatan bunga (interest income) meningkat sebesar 10,2 persen yoy sejalan dengan penyaluran kredit dan komposisi aset produktif yang lebih baik. Beban bunga tetap tinggi, sehingga pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) turun sebesar 1,5 persen.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tertekan sebesar 55 bps menjadi 4,5 persen. Namun demikian, pendapatan bunga bersih pada triwulan III-2024 naik 3,1 persen dibandingkan triwulan II-2024 sehubungan dengan optimalisasi dana murah.

Pendapatan fee-based relatif stabil sebesar Rp 1,43 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun pendapatan fee-based pada triwulan III-2024 naik sebesar 35,0 persen dibandingkan triwulan II-2024 yang didukung pertumbuhan fee dari bisnis premier wealth, pembiayaan otomotif roda dua anak perusahaan dan pendapatan dari asset recovery.

Total kredit yang disalurkan naik 8,8 persen pada sembilan bulan pertama 2024 menjadi Rp 122,37 triliun dari Rp 112,42 triliun. Kredit non-ritel dan ritel unit bisnis community financial services (CFS) tumbuh signifikan sebesar 11,3 persen menjadi Rp 79,80 triliun dari Rp 71,70 triliun.

Selaras dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas Bank, kredit komersial CFS non-ritel, yaitu business banking, mencatat pertumbuhan yang sighifikan sebesar 26,2 persen diikuti dengan kredit segmen UKM (diklasifikasikan sebagai SME+) yang juga tumbuh 21,6 persen, dan kredit UKM ritel (diklasifikasikan sebagai RSME) yang tumbuh 15,8 persen.

Hal itu merupakan dampak dari langkah Bank dalam meningkatkan produktivitas di seluruh lini bisnis dan mempercepat penyediaan solusi perbankan kepada nasabah, serta sebagai dampak dari kolaborasi “one Maybank go-to-market’ yang semakin kuat.

Sementara, kredit CFS ritel juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,0 persen didukung oleh bisnis kartu kredit dan KTA yang tumbuh 15,9 persen, dan kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 4,3 persen di tengah penjualan otomotif roda empat ritel nasional yang turun 11,9 persen.

Pembiayaan KPR melanjutkan momentum pertumbuhannya sebesar 3,8 persen didukung langkah pemerintah dengan memperpanjang insentif PPN bersubsidi sampai dengan akhir Desember 2024. Bank terus menjalankan cross-selling antar konglomerasi Maybank sejalan dengan pendekatan “one Maybank go-to-market”.

Pembiayaan korporasi global banking tumbuh 4,5 persen menjadi Rp 42,57 triliun dari Rp 40,72 triliun. Kredit segmen large local corporate (LLC) tumbuh 25,5 persen selaras dengan strategi Bank pada segmen tersebut. Selain itu, kredit segmen financial institutions group (FIG) juga meningkat sebesar 18,3 persen.

Bank membukukan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 22,56 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 44,1 persen untuk pembiayaan yang difokuskan pada pemanfaatan lahan secara berkelanjutan, dan pembiayaan sektor UKM yang tumbuh 1,4 persen yoy. Pada September 2024, Bank menyalurkan pembiayaan untuk energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 492 miliar. Total pembiayaan berkelanjutan menyumbang 20,6 persen terhadap total kredit yang disalurkan (Bank saja).

Simpanan nasabah naik 1,2 persen menjadi Rp 115,88 triliun dari Rp 114,50 triliun. CASA tumbuh 8,8 persen sedangkan deposito berjangka turun 6,1 persen yoy dan terus menurun sebesar 2,7 persen pada triwulan III-2024 dibandingkan triwulan II-2024. Bank berupaya menurunkan porsi dana mahal dan mengoptimalkan dana murah melalui pemanfaatan platform digital yang dioperasikan oleh Bank. Adapun CASA yang dihimpun melalui M2U App & Web naik 35,0 persen sedangkan M2E tumbuh 3,3 persen. Rasio CASA meningkat menjadi 52,7 persen pada September 2024 dari 49,1 persen pada September 2023.

Biaya overhead pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp 4,76 triliun, lebih tinggi sebesar 7.6 persen dibandingkan Rp 4,42 triliun di periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi informasi, serta pelaksanaan beberapa inisiatif kunci sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.

Pada September 2024, rasio NPL membaik dari 3,2 persen (gross) dan 2,1 persen (net) pada September 2023 menjadi 2,9 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada September 2024. Pencapaian ini didukung oleh penerapan manajemen risiko yang memadai. Saldo NPL turun 3,8 persen dan loan at risk (LAR) membaik menjadi 8,8 persen pada September 2024 dari 10,7 persen periode yang sama tahun lalu.

Loan to deposit ratio (LDR) Bank saja berada pada level 89,5 persen dan liquidity coverage ratio (LCR) Bank saja berada pada level sehat sebesar 181,3 persen jauh di atas ketentuan regulator. Posisi permodalan menguat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,8 persen dan common equity tier 1 (CET 1) sebesar 23,6 persen pada akhir September 2024.

Maybank Indonesia terus melanjutkan penerapan strategic programmes (SP) 7 yang terintegrasi dengan strategi M25+ Maybank Group yang bertujuan terutama untuk meningkatkan kinerja Maybank Indonesia. Hal ini meliputi fokus untuk mengoptimalkan produktivitas, mendorong customer-centricity dalam pengembangan solusi, memperkuat inisiatif “one Maybank go to market’ dan memperdalam solusi wealth management berbasis syariah. Inisiatif-inisiatif ini pun telah meningkatkan laba Bank, dan merupakan upaya untuk menjadi pembeda, serta mendorong pertumbuhan pada segmen yang berpotensi untuk berkembang lebih jauh.

Dari Juli hingga September 2024, Maybank Indonesia meraih beberapa penghargaan yang sekaligus menjadi bukti atas pencapaian Bank dalam inovasi dan kemajuan digital. Penghargaan ini antara lain, Wealth Management Platform of The Year–Indonesia Asian Banking & Finance Retail Banking Awards 2024, dan Best Consumer Digital Banks in Asia-Pacific oleh Global Finance. Serta memperoleh penghargaan di bidang pengelolaan SDM melalui 11 penghargaan dari HR Excellence Awards 2024 dan Overall HREA Winner diselenggarakan oleh Human Resources Online, serta empat penghargaan dari Human Capital on Resilience Excellence Award 2024 yang diselenggarakan oleh majalah First Indonesia.

Selain itu, Maybank Indonesia juga menerima penghargaan Fortune 100 Indonesia’s Biggest Company in 2024 dari Majalah Fortune Indonesia, dan Indonesia Product Experience of the Year – SME Banking Category di Asian Experience Awards 2024 oleh Asian Business Review baru-baru ini.

Perbankan Syariah

Pembiayaan perbankan syariah Maybank Indonesia tumbuh 7,3 persen menjadi Rp 30,98 triliun pada sembilan bulan pertama 2024 dari Rp 28,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan yang meningkat pada segmen komersial dan UKM. Pendapatan fee-based tumbuh secara signifikan sebesar 21,4 persen menjadi Rp 166 miliar dari Rp 137 miliar didukung pendapatan fee dari solusi wealth management berbasis syariah.

Simpanan nasabah perbankan syariah tumbuh 2,0 persen menjadi Rp 37,10 triliun dari Rp 36,37 triliun. CASA tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 19,29 triliun dari Rp 16,89 triliun, sedangkan deposito berjangka turun 8,6 persen yoy. Rasio CASA naik menjadi 52,0 persen pada September 2024 dari 46,4 persen pada September 2023.

Rasio non-performing financing (NPF) perbankan syariah pada September 2024 dan September 2023 tetap stabil sebesar 2,5 persen (gross) dan 1,8 persen (net), dan financing to deposit ratio (FDR) membaik menjadi 79,9 persen dari 77,3 persen.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan bahwa Maybank Indonesia terus meningkatkan pencapaian bisnis dan profitabilitasnya, didukung pertumbuhan portofolio pembiayaan yang sehat di seluruh segmen, serta pendapatan non-bunga yang sejalan dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan.

“Upaya kami untuk terus memperkuat portofolio pembiayaan khususnya pada segmen non-ritel komersial dan UKM yang merupakan expertise kami telah terus menyumbang pendapatan secara menyeluruh, termasuk kredit segmen korporasi besar dalam negeri yang belum lama ini diperkenalkan ke pasar. Demikian juga, pendekatan consumer centric yang kami terapkan dalam membangun solusi wealth management, termasuk Shariah Wealth Management, telah berhasil menutup gap pendapatan fee Bank secara year-on-year,” kata Steffano.

“Kami akan terus menjaga kualitas aset dan fundamental Bank untuk menghadapi peluang serta tantangan di masa depan, dan di saat yang sama, memperkuat solusi dan layanan Bank agar tetap relevan dengan kebutuhan nasabah sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group,” tambah Steffano.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Maybank Indonesia terus mengupayakan peningkatan di seluruh lini bisnis utamanya, serta akan fokus dalam menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja yang berkelanjutan.

“Didukung dengan strategi M25+, Maybank Indonesia akan terus memperkuat kinerja lini-lini bisnisnya, serta mewujudkan nilai bagi seluruh nasabah maupun pemangku kepentingannya ke depannya,” ujar Dato’ Khairussaleh.

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)

 Di tengah penjualan otomotif roda empat ritel yang turun sebesar 11,9 persen, pembiayaan otomotif roda empat Maybank Finance mengalami penurunan sebesar 3,3 persen. Namun demikian, laba sebelum pajak Maybank Finance naik 5,0 persen menjadi Rp 426 miliar pada sembilan bulan pertama 2024 dari Rp 406 miliar pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini didukung oleh pengelolaan portofolio pembiayaan yang lebih baik.

NPL Maybank Finance pada September 2024 sebesar 0,3 persen (gross) dan 0,1 persen (net) dibandingkan dengan 0,2 persen (gross) dan 0,1 persen (net) pada September 2023.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)

Pembiayaan otomotif roda dua WOM tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 6,27 triliun pada sembilan bulan pertama 2024 dari Rp 5,95 triliun tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini berada di atas penjualan otomotif roda dua ritel nasional yang naik sebesar 3,2 persen pada triwulan III–2024 menurut asosiasi industri motor Indonesia–AISI.

WOM mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 212 miliar, meningkat 18,2 persen dari Rp 179 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Rasio NPL tercatat sebesar 1,9 persen (gross) dan 0,8 persen (net) pada September 2024 dari 2,4 persen (gross) dan 1,1 persen (net) pada September 2023.