Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 10 November 2021 di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Ari Ujianto – Penggiat Advokasi Sosial, Sopril Amir – Tempo Institute, Haswan Boris Muda Harahap, SIP, MSi – Dosen Vokasi Institut STIAMI Jakarta dan Daniel J Mandagie – Kaizen Room.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Ari Ujianto membuka webinar dengan mengatakan, dengan belajar online banyak hal-hal positif yang bisa kita dapatkan.

“Pembelajaran online adalah pendidikan yang berlangsung melalui Internet. Pembelajaran online hanyalah salah satu jenis pembelajaran jarak jauh. Istilah umum untuk pembelajaran apapun yang berlangsung lintas jarak dan bukan di kelas tradisional,” jelasnya.

Ciri-ciri pembelajaran online yakni personal, kemampuan individu untuk meningkatkannya secara personal, maka penting motivasi dalam pembelajaran online. Connective, saling terkoneksi antara guru, siswa, orangtua dan pihak eksternal.

Lalu Active dan Structured di mana pembelajaran online juga harus terstruktur layaknya belajar offline pasti ada kurikulum dan metode-metodenya. Penggunaan teknologi saat proses belajar-mengajar juga terdapat keunggulan dan kelemahannya.

Keunggulan yakni dapat membantu guru untuk membuat siswa memahami pelajaran dengan lebih mudah, siswa lebih tertarik untuk belajar, mengajar di mana saja dan kapan saja, mempermudah sistem administrasi di institusi pendidikan. memungkinkan kolaborasi antar guru.

Kelemahannya memungkinan terjadinya pelanggaran HaKI terhadap karya guru, waktu untuk mempersiapkan materi pembelajaran lebih lama, siswa mudah terdistraksi, kemungkinan penyalahgunaan teknologi.

Sopril Amir menambahkan, dengan belajar digital bisa mempercepat kemampuan literasi. Salah satu pilar literasi digital adalah etika digital. Etika dasar di dunia digital harus jujur, jaga ujaran, hormati sesama dan adil berimbang.

“Hambatan dan tantangan belajar online yakni ketimpangan akses. Ketersediaan infrastruktur tergantung kepada niat dan kemampuan pemerintah memanfaatkan sumber daya ekonomi dan bisnis serta ketersediaan perangkat,” tuturnya.

Haswan Boris turut menambahkan, pentingnya pengetahuan tentang literasi digital. Literasi digital itu tidak hanya kemampuan dalam menggunakan teknologi tetapi juga kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi, maka sebaiknya kita jangan hanya memiliki smartphone, tetapi juga harus bisa menjadi smart people.

“Dan saat ini di Indonesia menerapkan belajar online meskipun sebetulnya belajar online bukanlah hal yang baru, hanya saja ada sekarang ada istilah PJJ atau pembelajaran jarak jauh. PJJ bisa dilakukan melalui: radio, video, tape, televisi, e learning, web based learning and blended learning,” jelasnya.

Paradigma baru pendidikan online yakni mengubah bagaimana cara mendidik. Kedua, pendefinisian ulang peran pendidik. Ketiga, mengajarkan pentingnya keterampilan hidup di masa yang akan datang. Keempat, penggunaan teknologi dalam menunjang pendidikan. Kelima, mengatasi kesenjangan pendidikan.

Sebagai pembicara terakhir, Daniel mengatakan, ada beberapa tips belajar online yang efektif. “Yakni buat tempat nyaman untuk belajar versi kamu. Kamu bisa mencoba belajar di teras rumah, area balkon, atau bahkan di meja makan,” ungkapnya.

Selanjutnya, batasi penggunaan gadget dan televisi. Gadget dan televisi selalu menjadi gangguan nomor satu saat kamu sedang ingin fokus belajar online. Buat jadwal belajar yang efektif dengan tetap memperhatikan banyaknya materi yang harus dipelajari. Belajar sambil mendengarkan lagu kesukaan.

Dalam sesi KOL, Ayu Rachmah mengatakan, memahami dari 4 pilar literasi digital ini kita semakin belajar menggunakan dan memanfaatkan ruang digital karena memang ruang digital disini banyak sekali batasan-batasannya.

“Saya menggunakan ruang digital dan instagram mendapatkan feedback baik, insidenya naik juga. Bisa menambah pertemanan juga, mendapatkan penghasilan yang bertambah jadi benar-benar ruang digital ini jika kita pintar mengolahnya, pintar memilah dan memilih mana baik dan benarnya itu kita bisa mendapatkan hal positif yang luar biasa juga,” pesannya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Suseno Prasetya menanyakan, apa yang seharusnya tenaga pengajar lakukan untuk menambah skill dan kreatifitas yang mereka miliki khususnya orang tua sebagai tenaga pengajar di rumah?

“Peran dari pemerintah, intervensi dari negara memang harus dilakukan tidak hanya sekedar infrastruktur maupun piranti-piranti digital tetapi juga melakukan penguatan pemgembangan kapasitas, tena pendidik, orang tua dan siswa melalui webinar seperti ini salah satunya, tetapi ini tidak cukup perlu pelatihan-pelatihan yang intensif. Dan sekolah juga perlu melakukan kerja sama dengan banyak pihak,” jawab Ari.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.