Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kominfo menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk ” Industri Kreatif di Era New Normal”. Webinar yang digelar pada Kamis, 22 Juli 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Agenda ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Oka Aditya ST MM (analis riset), Dr Ayuning Budiati SIP MPPM (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa), Daru Wibowo (marketing consultant), dan Yuli Setiyowati (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Oka Aditya membuka webinar dengan mengatakan, digital skill adalah keterampilan digital yang didefinisikan sebagai keterampilan untuk menggunakan perangkat digital, aplikasi komunikasi, jaringan untuk mengakses dan mengelola informasi.

Digital skill yang saat ini diperlukan yakni programming, web and app development, digital business analysis, digital design and data visualization, digital project management, digital product management, digital marketing, social media, serta data science and data analytics,” ujarnya.

Adapun jenis kreasi di dunia digital adalah jasa pembuatan website, membuat aplikasi mobile, dan konsultan SEO. Untuk berjualan online, bisa dilakukan dengan membangun toko online. Lalu bisa juga menjadi konten kreator, seperti Youtuber, blogger, dan IG influencer.

“Tips belajar menjadi content creator untuk kamu yang kreatif, yakni pilih passion yang ingin digeluti. Selalu up-to-date dengan berita terkini, rajin menulis (mencatat ide), pahami dan fokus pada KPI. Jangan lupa untuk memperluas networking dengan sesama content creator,” pesannya.

Ayuning Budiati menambahkan, industri kreatif adalah proses penciptaan, kreativitas, dan ide dari seseorang atau sekelompok orang yang dapat menghasilkan sebuah karya, tanpa mengeksploitasi sumber daya alam, serta dapat dijadikan produk ekonomi yang menghasilkan.

“Kreativitas yang dihasilkan harus dapat membuka lapangan pekerjaan yang dibutuhkan dan karena sumber daya alam semakin menipis,” ujarnya. Menurutnya, industri kreatif erat kaitannya dengan karakter dan budaya digital.

Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. “Cara membudayakan industri kreatif yakni buatlah target industri kreatif online, buatlah strategi-strategi untuk mencapainya, evaluasi secara teratur, jadilah role model dan tularkan,” ujar Ayuning.

Daru Wibowo memaparkan, lingkup industri kreatif meliputi pengetahuan tradisional, musik, seni pertunjukan, audio-visual, animasi digital dan multimedia, desain, sastra dan penerbitan, serta seni visual.

“Bisnis harus kreatif. Kreatif dalam produk, kreatif dalam layanan, maupun kreatif dalam komunikasi. Lalu ada juga etika dalam keratif, yakni manfaat, menyelesaikan masalah, mengedepankan keamanan, serta komunikasi terbuka dan benar,” katanya.

Sebagai pembicara terakhir, Yuli Setiyowati, menjelaskan, terjadi perubahan kebiasaan masyarakat di masa pandemi Covid-19. Mereka lebih sering belanja online, layanan konferensi video untuk bekerja, belajar, dan komunikasi keluarga. Lalu juga terjadi peningkatan pembayaran digital.

“Untuk itu diperlukan keamanan digital. Yakni kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Contoh kejahatan di dunia digital yakni scam (penipuan), spam (pesan tidak pantas/tanpa arti/tidak berguna), phising, hingga hacking (peretasan). Adapun tips aman bermedia digital, yakni hindari membagikan data pribadi, gunakan password yang kuat dan unik, situs tepercaya, dan hindari penggunaan publik WiFi.

Dalam sesi KOL, Ones mengatakan, karena ia memulai hobi di dunia grafiti yang saat ini belum ada medianya, sehingga belum merasakan manfaatnya. Namun, sekarang sedang memperluas jaringannya sebagai dampak positif dan sarana promosi.

“Di masa pandemi awal-awal yang terbiasanya offline ini dipaksa untuk tetap kreatif di dunia digital dengan melibatkan teman-teman sekitar yang bisa membantu teman yang terdampak saat pandemi yang bisa menginspirasi,” ungkapnya.

Salah satu peserta bernama Sandy berpendapat, berbicara mengenai keamanan digital saat ini tidak hanya terjadi pada transaksi jual beli online saja. Sebagai jobseeker, juga sering mendapat e-mail penipuan tentang lowongan kerja yang meminta kita mentransfer sejumlah uang.

“Lalu, bagaimana cara membedakan penipuan pada lowongan kerja seperti itu?” tanyanya.

“Sebaiknya pilih platform-platform yang lebih aman dan sudah terverifikasi. Jangan lupa untuk cek lagi bila ada undangan pekerjaan dari e-mail yang belum tahu keberannya,” jawab Yuli.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]