Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar”. Webinar yang digelar di Tangerang Selatan, 15 September 2021, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Edy Budiyarso (Managing Director Indoplus Communication), Mathelda Christy (Praktisi pendidikan dan trainer), serta Nur Hamzah (digital media, communication specialist).
Aina Masrurin membuka webinar dengan mengatakan, secara konseptual, masyarakat digital dekat dengan masyarakat jejaring atau network society. “Maka diperlukan digital skill yang merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital. Kendalikan teknologi dengan kecakapan kita, jangan sampai kita dikendalikan. Be smart people!”
Edy Budiyarso menambahkan, tantangan era digital, untuk posisi kita saat ini merevolusi teknologi informasi di era digital dengan menjadi penonton, penikmat, konsumtif, ikut berpartisipasi, dan berkreasi menjadi pencipta dan produktif.
“Teknologi digital ibarat pisau bermata dua. Pilihan menggunakan teknologi secara produktif, otomasi membuat lini kehidupan lebih mudah, semua informasi bisa didapatkan dengan mudah, serta kesetaraan dalam bisnis di mana pebisnis pemula dapat melesat cepat dibandingkan pengusaha generasi sebelumnya,” katanya.
Mathelda Christy turut menjelaskan, tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk mewujudkan digital culture yang sejalan dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika secara merata ke seluruh daerah Indonesia.
Kita semua tahu bahwa munculnya teknologi sebetulnya didasarkan pada niat baik yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia, baik itu dalam beraktivitas sehari-hari maupun aktivitas lainnya. “Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan yang ada justru juga memiliki dampak negatif, yang menjadi sebuah tantangan baru yang dihadapi oleh kita semua sebagai masyarakat digital,” ujarnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi manusia, khususnya di era digital ini, adalah tantangan dalam mewujudkan keamanan digital itu sendiri, yang meliputi keamanan mengakses informasi di internet hingga adanya berbagai ancaman yang menyangkut data privasi kita.
“Bila seseorang tidak memiliki kompetensi ataupun wawasan mengenai pentingnya mindful communication, hal ini dapat berpotensi merugikan sesama kita, bahkan menyakiti atau menyinggung perasaan sesama kita. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk dapat menerapkan mindful communication di manapun dan kapan pun,” tuturnya.
Sebagai pembicara terakhir, Nur Hamzah mengatakan, ketika bermain media sosial tentu tidak luput dari ancaman, dan jenis ancaman cyber yakni cyber crime, cyber warfare, cyber terrorism, dan cyber espionage.
“Untuk selalu melakukan pengamanan perangkat digital, waspada terhadap malware, phising untuk mencuri data. Lalukan pengamanan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam digital, memahami keamanan digital bagi anak untuk selalu lindungi identitas digital anak,” jelasnya.
Dalam sesi KOL, Fadhil Achyari mengatakan, salah satu hasil perkembangan teknologi termasuk di dalamnya adalah media sosial. “Bagaimana cara kita memperluas jaringan. Networking salah satunya tadi yang bisa dilakukan adalah kolaborasi.”
Salah satu peserta bernama Putriyah menanyakan, bagaimana mengedukasi masyarakat agar perlindungan data pribadi menjadi poin kesadaran yang harus dimiliki setiap orang?
“Kalau terkait dengan edukasi, awareness terhadap safety, ini adalah sebuah PR kita bersama. Dalam konteks sederhana misalnya jangankan yang level pengetahuannya belum cukup, yang sehari-hari bergelut teknologi saja terkadang kurang bijaksana dalam menggunakan teknologi,” jawab Nur Hamzah.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]