Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Strategi Belajar, Mengelola Motivasi Dan Stress Saat Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Jumat (27/8/2021) di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Tauchid Komara Yuda, S.Sos.,MDP – Dosen Fisipol UGM, Andrea Abdul Rahman Azzqy, S.Kom.,M.Si.,M.si(Han) – Dosen Univ. Budi Luhur Jakarta, Aina Masrurin – Media Planner Ceritasantri.id dan Nur Hamzah – Digital Media & Communication Specialist.
Masalah selama pandemi
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Tauchid Komara membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa masalah umum yang dihadapi oleh siswa selama pandemi.
“Biasanya adalah stress, anxiety, loneliness mencapai 44 persen, masalah kedua tentang academis mencapai 21 persen,” katanya. Menurut Tauchid, selama pandemi, rasa depresi dan stres yang berkaitan dengan emosional meningkat hingga 60 persen.
Sekitar 30 persen lainnya merasa lingkungan sekitar tidak memperdulikan akademis. “Solusinya memang agak komplek. Menghindari online fatigue yakni menghindari multitasking. Multitasking tidak hanya memengaruhi memori, tetapi juga membuat tugas-tugas sederhana menjadi lebih sulit dan lebih melelahkan,” ungkapnya.
Teknologi mendukung pendidikan
Andrea Abdul menambahkan, teknologi bukan hanya sebagai media menunjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) di kala pandemi, namun bisa diadaptasi untuk mendukung kegiatan pendidikan lainnya di luar sekolah.
Strateginya terdiri dari 3 hal yaitu prioritas, tekad, dan efektif. Prioritas artinya tetap belajar dalam keadaan apapun, tekad artinya jangan sampai putus sekolah, dan efektif artinya kesempatan untuk belajar di bidang lainnya terbuka lebar.
“Pahami bahwa kita tetap di kelas yang sama. Virtual atau tidak, kita tetap bersekolah dan belajar seperti biasa, sekolah daring bukanlah libur. Datang tepat waktu, mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, aktifkan video, dan tetap berseragam rapi selayaknya sekolah tatap muka,” ujarnya.
Aina Masrurin turut menjelaskan, tantangan dan masalah teknis dalam belajar online yakni gawai yang tidak memadai, kesenjangan sosial ekonomi, rendahnya Literasi teknologi digital pendamping belajar dan bergantung pada koneksi dan listrik (infrastruktur).
“Tips mengelola stres dan kejenuhan belajar online bagi guru, yakni terampil membangun narasi/kisah, dekatkan materi pelajaran dengan pengalaman riil siswa. Tips bagi murid yakni nyamankan diri dengan cara sendiri, rasakan kebanggaan jika berhasil memecahkan masalah/soal, dan jangan pernah merasa malu,” tuturnya.
Sementara tips mengelola stres dan kejenuhan belajar online bagi keluarga yakni ciptakan suasana kondusif untuk belajar, jadilah teman mereka, bukan orang tua atau kakak. Beri pemahaman, belajar adalah misi/petualangan, belajarlah jujur pada keadaan, belajarlah adaptasi semaksimal mungkin.
Belajar “online”
Sebagai pembicara terakhir, Nur Hamzah menjelaskan, belajar online bisa didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer yang terhubung ke jaringan.
Nilai positif belajar online yakni kemudahan akses, efisiensi biaya, waktu belajar fleksibel, tidak terbatas ruang dan materi pembelajaran lebih luas. Sedangkan kekurangannya, terjadi kerterbatasan akses internet, kurang interaksi, minimnya pengawasan dan demotivasi.
“Media sosial dapat menjadi cara yang bagus untuk mendorong keterlibatan siswa selama dan setelah kelas, berfungsi sebagai cara bagi guru untuk terhubung dengan siswa mereka,” pungkasnya.
Dalam sesi KOL, Reno Yuwono mengatakan, zaman sekarang kita bisa menelusuri dan mencari informasi apapun, melihat info terupdate dengan mudah. “Harusnya kita sebagai seorang milenial bisa berlomba-lomba mencari informasi yang positif dengan digitalisasi,” tuturnya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Husnul Khatimah menanyakan, bagaimana cara membuat anak tetap bersemangat dan tidak bosan dalam metode pembelajaran daring ini?
“Memaksimalkan teknologi digital dengan orang tua yang mungkin bisa membiayai beberapa platform belajar online. Tidak hanya peran orang tua yang mengoptimalisasi namun pihak sekolah juga turut membantu dengan menambah private tutorial,” jawab Tauchid.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.