Merayakan hari jadi yang ke-40 pada 1 Maret mendatang, Teater Koma didukung Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan lakon berjudul Opera Ikan Asin. Pentas ini akan digelar di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, pada 2-5 Maret 2017.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian menuturkan, pada usia 40 tahun, Teater Koma masih aktif memproduksi dan konsisten untuk menampilkan karya seni pertunjukan dan telah banyak melahirkan seniman berbakat serta produktif mengembangkan seni pertunjukan Indonesia.

“Dengan kemampuan dalam mengemas pertunjukan yang ditampilkan di atas panggung, Teater Koma menghadirkan sajian yang menarik dan menghibur sehingga mampu menginspirasi para seniman muda Indonesia untuk senantiasa berkarya dan berkreasi,” ujar Renitasari.

Selain mendukung pertunjukan, Bakti Budaya Djarum Foundation berpartisipasi dalam program apresiasi seni pertunjukan Teater Koma. Bentuknya yaitu sebuah program yang mengajak 200 pekerja seni teater, guru, dan mahasiswa di Jakarta untuk menonton pertunjukan Teater Koma.

Pementasan ini disadur dari lakon The Beggar’s Opera karya John Gay dan musik JC Pepusch yang dipentaskan tahun 1728 di London. Lakon Die Dreigroschenoper atau The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik dari Kurt Weill dipentaskan pertama kali di Theater am Schiffbauerdam, Berlin pada 31 Agustus 1928. Lakon inilah yang kemudian disadur oleh N Riantiarno. Judulnya pun menjadi Opera Ikan Asin, sedangkan latar peristiwa, London sekitar abad ke-19, dipindahkan ke Batavia abad ke-20, zaman Hindia Belanda.

Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso menikahi Poli Picum tanpa seizin ayahnya, Natasasmita Picum, juragan pengemis se-Batavia. Picum mengancam Kartamarma, asisten kepala Polisi Batavia yang juga sahabat Mekhit bahwa para pengemisnya akan mengacaukan upacara pengobatan Gubernur Jenderal yang baru. Mekhit terpaksa ditangkap, dia akan digantung tepat saat upacara penobatan, tapi saat tali menjerat leher, datang surat keputusan dari Gubernur Jenderal. Apa isinya?

Pementasan Opera Ikan Asin kali ini menampilkan Budi Ros, Cornelia Agatha, Sari Madjid Prianggoro, Alex Fatahillah, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Budi Suryadi, Daisy Lantang, Ratna Ully, Naomi Lumban Gaol, Suntea Sisca, Dana Hassan, Ariffano Marshall, Allen Guntara, Sir Ilham Jambak, Julung Ramadan, Bangkit Sanjaya, Bayu Dharmawan Saleh, Adri Prasetyo, Sekar Dewantari, Netta Kusumah Dewi, Joind Byuwinanda, dan Rangga Riantiarno.

Para pemain tersebut akan dibalut dengan keindahan kostum dari Samuel Wattimena. Adapun koreografi oleh Ratna Ully, bimbingan vokal dari Naomi Lumban Gaol, serta tata rias garapan Sena Sukarya dan PAC Martha Tilaar memperkuat aksi pemain.

Lirik-lirik gubahan N Riantiarno disertai komposisi musik Kurt Weill dengan aransemen garapan Fero Aldiansya Stefanus semakin menghiasi lakon ini. Tata artistik dan tata cahaya panggung digarap oleh Taufan S Chandranegara, didukung oleh pimpinan panggung Sari Madjid Prianggoro, pengarah teknik Tinton Prianggoro, serta pimpinan produksi Ratna Riantiarno di bawah arahan co-sutradara Ohan Adiputra dan sutradara N Riantiarno.

Teater Koma pertama kali mementaskan lakon ini pada 30 Juli hingga 8 Agustus 1983 di Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki. Dipentaskan lagi pada 20–21 Agustus 1983 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Pada 1999, Teater Koma menampilkan lakon ini di Graha Bhakti Budaya pada 10–24 April 1999.

Produksi ke-147 yang bertepatan dengan hari jadi ke-40 Teater Koma pada 1 Maret, Opera Ikan Asin akan dipentaskan di Ciputra Artpreneur Jakarta mulai 2 hingga 5 Maret 2017 pukul 19.30, kecuali Minggu pukul 13.30. [IKLAN/*/INO]