Penulis : Stanilaus Sulismoko
Yayasan Tarakanita Wilayah Tangerang, yang menaungi unit-unit pendidikan di Sekolah Tarakanita Gading Serpong, Citra Raya, dan Tulang Bawang Barat (Tubaba), menggelar serangkaian aksi peduli lingkungan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025.
Dengan mengusung tema “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih”, ribuan siswa, guru, dan orang tua terlibat aktif dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Tarakanita Gading Serpong dan Citra Raya: “Tiga Hari Tanpa Sampah” jadi andalan
Di unit Tarakanita Gading Serpong dan Citra Raya, gerakan “Tiga Hari Tanpa Sampah” menjadi fokus utama. Selama tiga hari, mulai 19-21 Februari 2025, seluruh warga sekolah berkomitmen untuk tidak menghasilkan atau membuang sampah di lingkungan sekolah. Kantin pun turut serta dengan tidak menyediakan makanan dan minuman dalam kemasan sekali pakai.
“Gerakan ini bukan sekadar simbol, tetapi upaya nyata menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin,” ujar Kepala Bagian Umum Yayasan Tarakanita, Rintyastini. Ia menambahkan, kegiatan ini selaras dengan prinsip pendidikan Tarakanita yang menjunjung tinggi nilai KPKC (Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) .
Di Tarakanita Citra Raya, gerakan “Kurangi Sampah Sekolah Kita” (Kurasaki) juga digalakkan. Siswa diwajibkan membawa wadah makan sendiri, tempat sampah ditiadakan sementara, dan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) diterapkan lebih ketat.
“Sampah adalah masalah serius yang perlu segera ditangani. Mari kita berkolaborasi untuk lingkungan yang lebih bersih,” tegas Kepala Sekolah SD Tarakanita Citra Raya, Christiana Trisna Wati.
Puncak peringatan diwarnai aksi pungut sampah oleh siswa dari TK hingga SMA di lingkungan sekolah dan area publik terdekat. Orasi dari perwakilan siswa tentang dampak sampah dan pentingnya pengelolaan yang baik turut menggema.
“Hari Peduli Sampah harus jadi momentum mengelola sampah dengan bijak,” ungkap Anastasia Anabel, siswa SMP Tarakanita Gading Serpong dalam orasinya. Senada dengan itu, Redemptus Rikken Portier dan Briggita Nicolle Tanjaya dari SMA Tarakanita berbagi pengalaman mereka menerapkan gaya hidup minim sampah. “Kita bukan anti plastik, bukan anti sampah, tetapi kita adalah pro masa depan bangsa. Masa depan yang bersih dan bebas dari sampah adalah tujuan kita,” tegas mereka, mengajak seluruh siswa menerapkan nilai-nilai KPKC dan CC5+ dalam menjaga keberlangsungan bumi.
Aksi ini mendapat apresiasi dari Puskesmas Kelapa Dua dan Forum Komunikasi dan Kerjasama Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat (FFSKM). “Kondisi TPA di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Semoga kebiasaan ini terus berlanjut,” ujar perwakilan Puskesmas.
Tarakanita Tubaba: Kreasi sampah dan orasi cilik
Di TK dan SD Tarakanita Tubaba, aksi “Gerakan Tanpa Sampah” melibatkan seluruh warga sekolah. Anak-anak membersihkan lingkungan, berorasi tentang kebersihan, dan membuat poster peduli lingkungan. Orang tua turut terlibat membantu membersihkan rumput dan selokan di lingkungan sekolah.
Puncak acara diisi kreasi sampah menjadi karya seni, seperti rumah honai dari kardus bekas dan peta Sumatera dari bubur kertas. Sekolah juga menerapkan “Tiga Hari Tanpa Sampah” dengan meniadakan kotak sampah di kelas dan area sekolah.
Pendidikan karakter dan kepedulian lingkungan berjalan seiring
Melalui aksi-aksi ini, Yayasan Tarakanita Wilayah Tangerang membuktikan bahwa pendidikan karakter dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan. Dengan semangat kolaborasi, Tarakanita berkomitmen menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.