Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Tantangan dan Peluang di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu (21/7/2021) di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Septyanto Galan Prakoso, SIP., M.Sc (Dosen HI UNS), Misbachul Munir (Enterpreneur & Fasilitator UMKM Desa), Dia Mawesti (Sustainable Finance Specialist), dan Eka Y. Saputra (Web Developer & Konsultan Teknologi Informasi). Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Partisipasi kian terbuka

Septyanto Galan Prakoso membuka webinar dengan mengatakan, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam pengguna internet terbanyak, setelah China dan India. Jumlah pengguna internet di Indonesia menyentuh angka 202,6 Juta. Rata-rata, penggunaan internet di Indonesia menghabiskan waktu 8 Jam 56 Menit.

“Fakta tersebut menghadirkan peluang bahwa partisipasi masyarakat yang semakin terbuka di segala bidang,” katanya.

Selain itu, penyebarkan informasi dan keilmuan yang semakin cepat. Kesempatan untuk menadapatkan sumber pendapatan yang semakin luas, dan komunikasi yang semakin cepat antar-individu.

Adapun tantangan dunia digital, yakni mempertahankan fungsi kontrol pihak yang berwenang di sektor-sektor tertentu, tersebarnya hoaks dan berbagai bentuk misinformasi, disinformasi, maupun malinformasi, serta menurunnya kesopanan dan etika dalam berkomunikasi antar individu.

Cara mengatasi tantangan di dunia digital yakni selalu up-to-date akan perkembangan dunia digital yang cepat, miliki motivasi yang jelas sebelum menjelajah dan memanfaatkan dunia digital. Senantiasa melihat dari dua sisi, untuk mengambil keputusan secara bijak sebelum bertindak di dunia digital.

“Mari memanfaatkan peluang di dunia digital dengan baik. Sebarkan atau hasilkan hal-hal yang bermanfaat dan menyenangkan. Ikuti dan jadilah contoh yang baik. Fokus untuk memaksimalkan potensi diri. Kedepankan tiga aspek; makna, inspirasi dan edukasi,” harapnya.

Peluang era digital

Menurut Septyanto, skill-skill spesifik yang bermanfaat di era digital di antaranya adalah public speaking, desain grafis, fotografi, bahasa Inggris (atau bahasa lain), komposisi musik dan lain sebagainya yang sesuai dengan potensi dan latar belakang masing-masing individu.

Misbachul Munir turut menjelaskan, bahwa teknologi adalah peranti, sedangkan kehidupan berperadaban maju adalah tujuannya. Jangan sampai transformasi teknologi mereduksi nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.

“Peradaban maju, cerdas, dan berkelanjutan menghadirkan ekosistem, solusi masalah publik, inovasi, perbaikan kualitas hidup, masyarakat cerdas, perekonomian cerdas dan pemerintahan cerdas,” tuturnya.

Dia Mawesti mengatakan, teknologi mengambil alih aktivitas perekonomian kovensional menjadi digital. Hal itu terjadi di sektor transportasi, sektor ekonomi kreatif, sektor perdagangan dan sektor jasa.

“Mari tangkap peluang di era digital. Sebab, pangsa pasar luas di mana 4,54 miliar atau 60 persen penduduk dunia menggunakan internet. Internet dapat diakses 24 jam, biaya sangat murah bahkan gratis, serta memberikan kemudahan dalam mencari informasi dan melakukan transaksi,” ujarnya.

Namun, dunia digital masih memiliki beberapa tantangan, yakni banyak masyarakat belum melek teknologi, persepsi bahwa teknologi berbiaya tinggi, tidak semua produk/jasa bisa dikemas secara digital, persaingan di dunia digital, skill SDM terbatas, dan cyber security.

“Cara beradaptasi di dunia digital yakni, lakukan branding, brand activation, brand identification, marketing content, dan connection. Tak lupa, terapkan selalu etika digital, yang merupakan basis fundamental untuk memastikan keamanan digital bagi setiap pengguna,” ungkapnya.

Dampak negatif

Sebagai pembicara terakhir, Eka Y. Saputra menjelaskan, dampak negatif dari dunia digital dari sisi ekonomi bisnis yakni adanya konsumtivisme masif, yang terjadi akibat promo belanja berbasis perang harga irasional, yang rawan manipulasi sosial.

Lalu terjadi fanatisme pada brand impor yang dianggap superior. “Tak hanya itu, digitalisasi juga menyebabkan pergeseran tren profesi, dari kerja fisik berbasis keahlian dan kemanfaatan bagi konsumen, ke kerja virtual berbasis popularitas dan orientasi kemanfaatan bagi investor/korporasi,” tuturnya.

Ia mengingatkan agar masyarakat harus sadar arus besar perkembangan teknologi digital dan efeknya dalam kehidupan pribadi dan sosial. Waspada akan dampak langsung maupun turunan akibat ketidaksiapan masyarakat menghadapi perkembangan eksponensial teknologi informasi.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Yusril menanyakan seputar tips untuk pendatang baru di dunia e-commerce, agar tetap bisa mendongkrak penjualan nantinya?

“Ini banyak dialami oleh bisnis man yang ingin memulai ritisan usaha dari awal. Bila pertanyaannya itu minder produk pesaing, jangan lupa bahwa merek-merek yang terkenal itu dahulu dari kecil, memulai dari nol. Yakini bahwa memulai itu sudah bagus dan baik, dengan bekerja keras, tidak akan menghianati hasil,” jawab Septyanto.

“WFH/pandemi ini ada plus dan minusnya. Di satu era akan menghasilkan pengusaha-pengusaha sukses kedepannya. Terkadang dari kita sendiri yang harus melihat bagaimana kedepannya. Pada intinya kita harus pintar mencari peluang apa yang saat ini orang butuhkan dan apa yang cocok untuk era ini,” jawab Dewi.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.