Berbagai keluhan boleh jadi mewarnai hari-hari selama menginjakkan kaki di Jakarta. Namun, faktanya, Jakarta tetap menjadi idola di Indonesia. Industri properti, yang beberapa tahun terakhir berjalan stagnan, pun masih menggantungkan harap pada sang ibukota.
Kondisi ekonomi yang masih lesu menyebabkan pertumbuhan harga properti selama tiga tahun terakhir terkoreksi. Guna kembali mendorong bangkitnya industri properti, sejak tahun lalu pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan. Di antaranya menurunkan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia menjadi lima persen. Diharapkan, penurunan ini dapat mendorong permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Bank Indonesia juga melonggarkan rasio loan to value (LTV) KPR yang tadinya 20 persen menjadi 15 persen untuk rumah pertama. Bank Indonesia juga telah menurunkan LTV untuk rumah kedua dan rumah ketiga dengan rasio DP masing-masing 20 dan 25 persen. Sebelumnya rasio DP untuk KPR rumah kedua dan ketiga sebesar 30 dan 40 persen.
Sinyal positif pun diperlihatkan dengan adanya kenaikan KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) dari 7,9 persen pada Juni 2017 menjadi 9,1 persen pada Juli 2017. Di Jakarta, permintaan kebutuhan vertikal menjadi hal yang niscaya terjadi dengan laju pertumbuhan yang terus meningkat, sementara lahan yang tersedia makin terbatas.
Kini ada lebih dari 10 juta orang penduduk Jakarta. Itu pada malam hari. Jika siang hari, jumlahnya meningkat menjadi 14,5 juta orang karena kedatangan para komuter yang beraktivitas sehari-hari di ibukota.
Mengubah pola hidup
Fenomena komuter memang turut mengikuti perkembangan Jakarta. Berangkat pagi buta dan pulang malam hari menjadi rutinitas lumrah yang dihadapi kaum komuter. Dengan tingkat kemacetan yang tidak pernah berkurang, waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk menuju dan pulang beraktivitas terus bertambah. Jika butuh waktu sekitar 2 jam menuju pusat aktivitas di ibu kota, artinya dalam sehari ada waktu 4 jam yang terbuang di jalan.
Dari sisi biaya, juga tak kalah merugikan. Setidaknya 30 persen dari total pendapatan per bulan terpakai untuk biaya transportasi. Sejatinya, besaran pengeluaran ini bisa dialihkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidup.
Itu sebabnya, kini banyak orang menganalisa ulang dalam memilih tempat tinggal. Pilihan tempat berhuni yang dekat dengan tempat aktivitas harian menjadi solusi ideal agar kualitas hidup sehari-hari tetap terjaga, seperti yang ditawarkan oleh konsep hunian vertikal. Aksesibilitas tinggi, kedekatan dengan pusat komersial dan bisnis, serta kemudahan moda transportasi menjadi faktor andalan hidup di hunian vertikal.
 Kawasan sentra bisnis
Kawasan sentra bisnis seperti Sudirman, Thamrin, dan Kuningan masih menjadi lokasi favorit untuk pengembangan apartemen. Menyasar kelas premium, apartemen dirancang dengan fasilitas mewah demi kenyamanan ekstra dan biasa disasar kaum ekspatriat. Terlebih area Kuningan, Jakarta Selatan, juga menjadi pusat kantor kedutaan besar berbagai negara.
Seperti halnya apartemen South Hills yang terletak di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Kondominium ini menawarkan pengalaman tinggal dengan akses langsung menuju pusat segitiga emas Mega Kuningan.
South Hills menjawab kebutuhan masyarakat urban akan hunian praktis dan berkualitas dengan rangkaian fasilitas gaya hidup yang melengkapi. Fasilitas business center dan perpustakaan, misalnya, yang bisa menjadi ruang kerja alternatif bagi setiap penghuni untuk bekerja dalam atmosfer yang lebih santai tetapi tetap privat.
Kenyamanan berhuni juga tercipta berkat rancangan lahan yang terbilang lega. Dibangun di atas lahan sekitar 1,1 hektar, hanya akan ada 1 menara apartemen dengan tiga tipe unit yang memiliki pilihan luas 60–124 meter persegi.
Mendukung gaya hidup aktif penghuni, kondominium ini juga menyediakan pusat kebugaran, serta kolam renang dan trek lari di area terbuka hijau. Sementara taman bermain anak yang terletak di dalam ruang menciptakan suasana kondusif bagi anak-anak untuk beraktivitas. Kenyamanan berhuni juga didukung faktor keamanan tinggi dengan sistem 24-hour security yang didukung lift privat untuk setiap unit.
Diperkirakan serah terima mulai April 2019, South Hills telah menjual sekitar 70 persen atau 350 unit dari total unit yang dipasarkan. Selanjutnya, unit-unit high zone yang menawarkan pemandangan perkotaan spektakuler dari ketinggian, yakni lantai 33 hingga 42, akan segera dipasarkan. [IKLAN/*/ADT]