Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan, terlebih di tengah tantangan yang semakin dinamis dan menantang. Leadership dapat membawa perusahaan tetap eksis, bahkan mencapai kinerja lebih baik meski diterpa pandemi Covid-19 dan kondisi tak menentu.
Industri pertambangan menjadi salah satu sektor yang turut terdampak oleh digitalisasi dan beragam perubahan lainnya. Butuh model bisnis yang inovatif dan relevan agar dapat diaplikasikan dengan baik sehingga mampu membawa perusahaan atau bisnis berjalan maksimal.
PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan multidisiplin di bidang kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi, serta jasa minyak dan gas bumi, menjadi salah satu perusahaan yang lulus dari tantangan dan mampu beradaptasi di tengah kemajuan zaman. Kemampuannya untuk cepat beradaptasi pada setiap perubahan situasi dan kondisi, serta tantangan bisnis, menjadikan perusahaan ini bangkit lebih cepat, bahkan mampu menorehkan kinerja cemerlang.
Semua itu tidak lepas dari sosok leadership seorang Hanifa Indradjaya, tokoh sentral dalam perjalanan transformasi yang dilakukan oleh Petrosea. Hanifa yang memimpin Petrosea sejak 2016 sampai sekarang telah berhasil meningkatkan kinerja dan saham Petrosea dan terus menjadi saham favorit berbagai investor, termasuk Lo Kheng Hong.
Hanifa mengamini, tren digitalisasi yang masuk ke ranah industri, terbukti telah mengubah wajah bisnis secara fundamental yang mengharuskan pihaknya terus beradaptasi. “Agar perusahaan dapat tetap tumbuh, kita harus memastikan adanya technology adoption untuk meningkatkan output dan produktivitas dari sumber daya modal dan manusia yang dimiliki perusahaan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Petrosea juga melakukan upaya dekarbonisasi, di antaranya dengan mengadopsi teknologi digital sebagai enabler untuk mendukung upaya tersebut. Hal ini menjadi sangat penting karena dekarbonisasi dan ESG telah menjadi bagian dari strategi keberlanjutan Petrosea.
“Kami juga melakukan diversifikasi untuk memastikan keberlanjutan usaha, yaitu kami berusaha untuk meraih segala business opportunity dengan terus berinovasi serta mengadopsi teknologi terkini demi memastikan kebutuhan pelanggan,” ujar Hanifa.
Dalam hal diversifikasi, lanjut Hanifa, Petrosea masuk ke sektor mineral lainnya, termasuk nikel, yang digunakan sebagai komponen utama mobil listrik, serta mendukung transisi energi ke energi baru terbarukan.
Langkah strategis
Langkah nyata harus terus dilakukan di tengah upaya transformasi yang menjadi sebuah keniscayaan dalam mengembangkan model bisnis saat ini. Untuk itu, pada 2018, Petrosea meluncurkan Project Minerva sebagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital kegiatan operasionalnya dan menjadikan perusahaan ini sebagai terdepan dalam hal adopsi teknologi.
Melanjutkan inisiatif strategis tersebut, setahun kemudian Petrosea meluncurkan Strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi sebagai enabler dan pilar kunci untuk mengembangkan value proposition kepada seluruh stakeholder. Upaya ini juga merupakan bagian dari komitmen perusahaan mengimplementasikan prinsip sustainability.
Tidak berhenti di situ, perusahaan yang telah memasuki usia emas 50 tahun pada 21 Februari lalu ini terus melanjutkan upayanya untuk melakukan transformasi perusahaan secara menyeluruh dengan membangun organisasi perusahaan yang lebih agile serta mengembangkan business model terbarukan agar tetap resilient merespons berbagai perubahan dan tantangan bisnis.
Tantangan dan solusi
Upaya transformasi Petrosea yang dikomandani Hanifa bukanlah perkara mudah. Sederet tantangan harus dihadapi dan dilalui dengan berbagai strategi dan inovasi. Termasuk di antaranya menghadapi ketidakpastian dan volatilitas dari sektor pertambangan batubara dan perekonomian di tingkat global.
Salah satu isu yang terkini yang dihadapi Petrosea, lanjut Hanifa, adalah terkait lingkungan. Tuntutan untuk menjalankan kegiatan usaha lebih ramah lingkungan melalui penerapan aspek ESG secara serius di seluruh elemen perusahaan kian gencar. Selain itu, harus terus mengembangkan potensi diversifikasi ke mineral lain serta energi baru terbarukan. Beragam upaya dilakukan Petrosea untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Di bawah kepemimpinan Hanifa, melalui implementasi Minerva Digital Platform, Petrosea berhasil mengurangi konsumsi bahan bakar yang berakhir pada pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. Dengan menggunakan alat berat dan operator yang sama, perusahaan mampu mengurangi carbon footprint, sekaligus meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Petrosea juga membentuk Komite Keberlanjutan untuk memantau dan mengevaluasi seluruh rencana dan risiko terkait ESG. Selain itu, pembentukan komite ini memperlihatkan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan praktik-praktik GCG demi mendukung tercapainya strategi keberlanjutan perusahaan.
Perekonomian dan kesejahteraan
Sosok Hanifa juga turut memberikan andil besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasional perusahaan. Di antaranya melalui berbagai kegiatan dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Petrosea yang fokus pada empat pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan lingkungan.
Tidak hanya itu, pada 2021, Petrosea mendirikan sebuah perusahaan sosial rintisan yang menjalankan usahanya untuk kepentingan sosial dan lingkungan hidup di Indonesia. Tujuannya untuk membantu mengatasi permasalahan sosial dengan menciptakan dampak positif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menganut sistem berkelanjutan, serta bertanggung jawab dalam melindungi dan merestorasi ekosistem lingkungan.
Pada usia 50 tahun, Petrosea telah meraih sederet pencapaian yang dibuktikan dengan kembali berhasilnya Petrosea mencatatkan kenaikan total pendapatan sebesar 22,03 persen menjadi 415,74 juta dollar AS dan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 4,43 persen menjadi 33,71 juta dollar AS pada tahun 2021. Pencapaian tersebut juga merupakan pencapaian terbaik menyusul all-time best financial performance yang dicatatkan Perusahaan pada tahun 2020 lalu.
Petrosea juga telah meraih berbagai penghargaan, baik domestik maupun internasional. Pada 2019, Petrosea dinobatkan oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan perusahaan milik Indonesia yang terpilih ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesan dalam mengaplikasikan teknologi Industri 4.0 untuk mendorong pertumbuhan.
“Ke depannya, Petrosea akan menjadi sustainable technology resources company demi mendukung transisi energi ke energi baru terbarukan dan pengembangan sumber daya mineral lainnya,” pungkas Hanifa. [BYU]