Pada 29 November 2018, Bogasari genap berusia 47. Dalam usia yang hampir setengah abad, Bogasari sebagai pabrik tepung terigu pertama di Indonesia selalu menjaga kesinambungan pasarnya.

Bogasari memiliki pelanggan yang mayoritas adalah pelaku usa­ha kecil dan menengah (UKM), sekitar 65 persen, dan sisanya ada­lah industri dan rumah tangga. Untuk menjaga keberlanjutan usaha kus­to­men UKM, Bogasari memiliki program kemitraan bernama Bogasari Mitra Card (BMC).

Melalui BMC, Bogasari mela­ku­kan pendampingan kepada UKM guna memastikan kelangsungan dan per­tumbuhan usaha. Bentuk pendampingan mulai dari edukasi rutin seputar resep, teknologi, digital marketing, perizinan, promosi, dan lain-lain. Beragam edukasi yang diberikan Bogasari tidak hanya untuk customer yang sudah lama, tetapi juga yang masih baru dan muda. Banyak dari mereka yang masih muda sudah menunjukkan keberhasilannya dan mengakui peranan Bogasari.

Contohnya, Albert (37) yang me­miliki 9 outlet bakery di Surabaya dan Sidoarjo dengan merek Laritta Bake­ry. Ia merintis usaha bakery sejak ma­­sih kuliah semester 4 atau tahun 2002 di salah satu universitas swasta di Su­ra­baya dengan modal berlatih di Bo­gasari Baking Center (BBC) selama 5 hari.

Saat ini, Laritta Bakery sudah me­­mi­liki 230 karyawan untuk mem­produksi 1.250 sak terigu merek Cakra Kembar, Cakra Kembar Emas, dan Segitiga Biru setiap bulan. Se­dang­kan karyawannya dikirim berla­tih ke Bogasari, setidaknya untuk update resep dan teknologi terbaru. Atas pen­capaiannya, Laritta Bakery berha­sil meraih The Best Achievement Bogasari SME Award 2018 untuk kategori Platinum.

Sukses serupa diraih Yussy Asih Faurini yang sudah mulai usaha sejak usia 18. Perempuan yang lahir 43 tahun yang lalu ini memiliki 4 outlet bakery di Bandar Lampung dan sekitarnya. Ia membuka usaha bakery hanya berawal dari hobi memasak. Anggota Bogasari Mitra Card (BMC) asal Lampung ini berhasil meraih The Best Achievement Bogasari SME Award 2018 untuk Kategori Silver.

Prestasi serupa diraih Ferry Gunawan, pemilik usaha Panglima Roqiiqu Group yang berdiri tahun 2011. Usaha Roti Gembung Panglima asal Samarinda milik pria yang baru berusia 40 tahun ini juga tergolong sukses. Dalam sebulan, usahanya menghabiskan 300 sak atau 7,5 ton terigu Bogasari. Saat ini, Roti Gembung Panglima sudah memiliki 9 outlet di Samarinda dan 1 outlet segera dibuka di Balikpapan.

Program Bogasari SME Award ada­­­lah puncak dari kemitraan Boga­sa­­ri dengan para UKM. Melalui ajang ini, pa­ra UKM mitra Bogasari mem­buk­­tikan keberhasilan usahanya atas peni­laian para dewan juri dari Uni­versitas Prasetiya Mulya, Bank BTPN, dan Kementerian Koperasi dan UMKM RI.

“Hampir 3 ribu UKM mitra Bogasari yang menjadi anggota BMC berusia di bawah 35 tahun. Mulai dari UKM bakery, mi, pastry, pancake, cake, dan jajanan pasar. Dan, kalau dilihat dari kategori usia 35-45 tahun hampir mencapai 9 ribu orang,” papar Vice President Commercial Bogasari Ivo Ariawan Budiprabawa.

Ivo menegaskan, Bogasari SME Award ini adalah puncak dari pen­dam­pingan Bogasari kepada para UKM melalui berbagai program BMC. Ada 5 nomine untuk setiap kate­gori. Seluruh nomine adalah yang terbaik dan menyerahkan kepada dewan juri untuk menentukan yang terbaik dari yang terbaik.

Mereka yang lolos menjadi nomine Bogasari SME Award ini adalah para anggota BMC yang sudah diseleksi dan dinilai oleh dewan juri. Proses seleksi meliputi aspek ke­uang­an, permodalan, pemasaran, SDM, perizinan dan lain-lain.

Dari tahun ke tahun, cakupan peserta yang lolos menjadi nomine Bogasari SME Award semakin luas. 15 nomine kali ini berasal dari 13 kota/kabupaten dari 9 provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur.

Nomine untuk kategori Silver adalah UKM Laritta Bakery dari Sura­baya, Brasserie Bakery dari Pa­lem­bang, Pelangi Nusantara Food (Lam­pung), Armanda Bakery (Jember) dan Citra Lestari Cookies (Serang). Untuk kategori Gold, ada Roti Gembung Panglima dari Samarinda, Bakpia Mutiara Jogja (Klaten), Mie Soker (Palembang), Roti Samudra Rasa (Pontianak), Larizo Bakery (Sleman).

Terakhir kategori Silver adalah Akmal Maju Jaya Mandiri Bakery (Yussy Akmal) dari Lampung, Perma­ta Bakery (Situbundo), Marbatak Pizza Orins (Jakarta), Martabak Ardy (Medan), Tulip Stars Bakery (Puwo­rejo). Yang berhasil meraih The Best Achievement dan berhak atas hadiah senilai Rp 20 juta, sedangkan untuk nomine Rp 7,5 juta.

Penyerahan Bogasari SME Award 2018 ber­­langsung Minggu (9/12/2018) di Green Pramuka Square, Ja­karta. Saat yang sama dige­lar Final Lomba Cipta Kreasi Re­sep (LCKR) Bogasari 2018 dan Pengun­di­an Gelegar Hadiah BMC 2018 Tahap 2.

Sama dengan Gelegar Hadiah BMC Tahap 1, dalam tahap ke-2 ini, Bogasari menyiapkan 363 hadiah yang sangat menarik, berupa 160 handmixer, 140 ponsel pintar, 55 koin emas @ 3 gram, 3 sepeda motor niaga, dan hadiah utama 5 paket umrah.

Dari hasil pengundian, 5 UKM yang berhak hadiah utama 5 paket umrah adalah Nono S Gunawan (UKM Roti 46) dari Jember, Wajib (UKM Gorengan Wajib) asal Cepu, Andi Darmasyah (UKM Brownies Amanda) asal Palembang, Dwiyanto (UKM Mie Siana Jaya) asal Jakarta Barat, dan Abdul Latif (Kue Kering Tambang Mas) asal Brebes. “Program Gelegar Hadiah BMC ini adalah bentuk apresiasi Bogasari kepada para UKM atas loyalitasnya,” ucap Ivo.

Besarnya potensi usaha makan­an berbasis terigu, tidak hanya mening­katkan program kemitraan Bogasari dengan UKM. Tahun 2019, Bogasari menargetkan lahirnya UKM baru melalui Program SDC (Small Medium Enterprise Development Center). SDC Program ini akan dijalankan oleh Tim dari BBC yang tersebar di 16 kota dan memiliki 19 cabang. BBC adalah lembaga unit pelatihan Bogasari yang ada sejak tahun 1981 atau 10 tahun setelah pabrik Bogasari beroperasi.

Tim Bogasari akan menyurvei dan memvalidasi, lalu calon pelaku usaha akan dilatih selama satu bulan di BBC. Di BBC akan dilatih dengan konsep 60 persen teori dan 40 persen praktik. Teori yang diajarkan tidak semata soal resep, tetapi juga tentang marketing, simulasi permodalan usa­ha, pengelolaan SDM, tren ma­kan­an dan teknologi dan masih banyak la­gi. Sementara itu, praktik yang akan diajarkan adalah resep makanan bake­ry, cake, pastry, dan mi. [*/IKLAN]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 11 Desember 2018.