PT Semen Gresik gelar simulasi tanggap darurat di area reklamasi tambang tanah liat pabrik Rembang, Jumat (25/05/2025). Simulasi ini diadakan untuk memastikan keandalan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Simulasi tanggap darurat ini melibatkan personil dari seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seksi Tambang, unit Keamanan, United Tractors Semen Gresik (UTSG), serta dari tim medis poliklinik pabrik.
SHE Office PT Semen Gresik Alfi Fadhli mengatakan, “Simulasi dimulai saat seorang pekerja terluka karena gigitan ular berbisa di area reklamasi tambang tanah liat. Kemudian pekerja unit tambang berkoordinasi dengan seksi K3, keamanan, dan tim medis poliklinik.”
Pihaknya menambahkan bahwa pada proses simulasi evakuasi, terdapat personel yang terluka karena gigitan ular berbisa di bagian kaki sebelah kanan sehingga personel di evakuasi oleh tim medis.
“Alur simulasi tanggap darurat ini, di-setting sama seperti aslinya sesuai dengan skenario, di mana setiap personil yang bertugas memerankan peran dengan sungguh–sungguh,” tandasnya.
Baca juga:
- Semen Gresik dan Pemkab Kendal Teken Kerja Sama Pengelolaan Sampah Melalui Teknologi RDF
- PT Semen Gresik Tingkatkan Awareness dan Kepatuhan K3 Melalui Genba & SOT di Area Produksi
Hal senada juga disampaikan oleh Senior Manager of Communication & CSR PT Semen Gresik, Sulistyono menuturkan bahwa Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja dan tidak terduga, seperti kebakaran, bencana alam serta berbagai jenis kecelakaan kerja lainnya. Maka dari itu, perusahaan wajib memiliki prosedur perencanaan tanggap darurat yang baik.
“Simulasi ini memastikan para pekerja mengetahui dan memahami prosedur tanggap darurat dan kesiapan peralatan dan tim dalam menghadapi keadaan darurat. Maka dengan hal tersebut, sebagai wujud nyata komitmen dan implementasi perusahaan terhadap sistem manajemen K3,” tuturnya.
Sulistyono berharap dengan dilaksanakannya simulasi tanggap darurat secara rutin di PT Semen Gresik, mampu melatih kesiapsiagaan personil dalam melakukan penanganan keadaan darurat di posisi manapun.
“Simulasi ini juga untuk mengevaluasi kesiapan alat dan sarana prasarana penunjang dalam melaksanakan tanggap darurat. Di samping itu, kita mengevaluasi apakah prosedur tangap darurat masih efektif dan layak dijalankan di masing-masing area,” pungkasnya.