Salah satu upaya untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran publik secara umum serta orangtua dan murid secara khusus terhadap keberadaan sekolah adalah melalui kegiatan open house. Momen ini juga dilakukan oleh Sekolah Madania yang berlokasi di Parung, Bogor, untuk mengundang orangtua dan murid untuk mengunjungi sekolah, menyaksikan aktivitas belajar mengajar, serta menemui dan melakukan diskusi langsung dengan para kepala sekolah dan guru mengenai pendekatan dan metode pendidikan yang dilaksanakan di Sekolah Madania.

Menurut Manager of Public Relation Sekolah Madania Titin Indri Yastuti, tujuan dilaksanakannya open house ini adalah memperkenalkan kegiatan pembelajaran di Sekolah Madania kepada orangtua dan murid. “Selain itu, untuk membangun komunikasi dan interaksi antara orangtua, murid, serta Sekolah Madania melalui konten edukasi yang menarik dan inovatif,” ujarnya.

Sekolah Madania sejak beberapa minggu lalu telah mengundang TK, SD, dan SMP di area Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang untuk turut berpartisipasi pada rangkaian kegiatan yang telah disiapkan. Kegiatan open house Sekolah Madania berlangsung selama 3 hari, Kamis–Sabtu, 17–19 Oktober 2019. Sekolah Madania menyiapkan rangkaian kegiatan edukatif yang beragam sesuai dengan peserta yang hadir. Dalam satu hari, terdapat beberapa kegiatan berbeda yang diperuntukkan khusus sesuai dengan golongan peserta yang hadir seperti murid TK, SD, SMP, maupun untuk orangtua.

Kegiatan diawali dengan menampilkan performance dari murid SD Madania kelas 3 yang memberikan presentasi di hadapan undangan dalam bentuk “Learning Celebration”. Kegiatan ini terintegrasi dengan kurikulum International Baccalaureate (IB) dengan pembelajaran unit of inquiry yang bertema “How We Organize Ourselves with central idea Community & Services“. Selama kegiatan ini, siswa terlihat sangat antusias dan percaya diri saat mempresentasikan hasil karya masing-masing di hadapan para undangan.

Para undangan yang terdiri atas murid kelas 6 dan 9 turut berpartisipasi bergabung dengan murid Madania untuk bersama-sama mengikuti student workshop. Sekolah Madania telah memfasilitasi berbagai workshop sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing mulai dari entrepreneurship, photography, fun cooking, public speaking, theater, cookery, hingga art & design.

(Foto-foto:Dok Sekolah Madania)

Dalam rangka mengasah jiwa kewirausahaan, Sekolah Madania pun menyelenggarakan kegiatan market day dengan murid kelas 7 dan 8 sebagai penjualnya. Sejak dua minggu sebelumnya, para murid juga dibekali dengan beberapa materi di kelas seperti pembuatan business plan, cara promosi di media sosial dan teknik fotografi menggunakan smartphone. Tak hanya menjual mainan dan alat tulis, siswa juga banyak yang menjual makanan hasil olahannya sendiri, seperti onigiri, kentang goreng, hingga jagung bakar. Mereka sangat bersemangat menjajakan barang dagangannya ke para tamu yang lalu-lalang.

Tak hanya tamu dari dalam negeri, open house Sekolah Madania juga dikunjungi oleh tamu-tamu istimewa dari Jepang. Mereka adalah guru dan murid dari Hidaka School. Kunjungan ini merupakan bagian dari Sakura Science Program yang bertujuan memperkuat hubungan baik antara Jepang dan negara-negara lain dan kawasan, mempromosikan globalisasi lembaga pendidikan dan penelitian Jepang, mendukung pengembangan orang-orang berbakat dari luar negeri yang memiliki potensi untuk berkontribusi dalam inovasi di sains dan teknologi, dan mendukung interaksi berkelanjutan antara Jepang dan negara-negara lain.

Sebagai penutup open house hari pertama, murid kelas 10 SMA Madania menyuguhkan pertunjukan hikayat Indonesia yang dikemas dalam drama musikal yang sangat menarik. Proyek ini merupakan gabungan dari 5 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, English, Information and Communication of Technology (ICT), Art & Culture Education, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Setiap kelas menyuguhkan drama dengan tema hikayat yang berbeda-beda, yaitu Hang Tuah, Bunga Kemuning, dan Bayan Budiman. Mereka telah bekerja keras mempersiapkan pertunjukan ini dari beberapa minggu yang lalu. Dari membuat skenario, melatih adegan, hingga membuat propertinya sendiri.

Hari kedua open house, Sekolah Madania diwarnai keceriaan murid-murid TK yang mengikuti berbagai kelas interaktif yang telah disiapkan khusus. Selama kelas interaktif ini, siswa mengikuti kegiatan kelas yang bertema sesuai dengan cita-citanya masing-masing seperti be a doctor, policeman, chef, pilot, scientist, actor, soccer player, dan be an artist. Tak hanya berbincang dengan narasumber, siswa pun turut serta dalam praktik kegiatan kelas.

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP dan SMA Madania juga turut serta menyiapkan kegiatan yang menarik untuk calon adik kelasnya. Murid kelas 6 diajak mengikuti kegiatan happy day yang berisi pemaparan tentang bagaimana rasanya di SMP melalui beberapa kegiatan, seperti presentasi sesi akademik, simulasi moving class, hingga pengenalan organisasi yang ada di SMP. Tak kalah menarik, kelas 9 juga mengikuti kegiatan bertajuk “A Day in High School” yaitu mereka diajak merasakan langsung sit-in di SMA, dan mendapatkan sharing dari guru serta alumni yang hadir.

Sebagai penutup rangkaian acara open house 2019, Sekolah Madania mengundang orangtua murid untuk hadir dalam kegiatan parenting talk show dengan tema “Character Education for Digital Native” pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Tujuan parenting talk show ini adalah untuk membekali para orangtua dengan berbagai informasi, strategi komunikasi, dan model-model penanaman kualitas pendidikan karakter untuk generasi digital native. Narasumber yang hadir mengisi talk show ini antara lain Prof Dr Komaruddin Hidayat selaku pendiri dan pembina Yayasan Pendidikan Madania Indonesia; Muhammad Wahyuni Nafis MA selaku School Director Madania; Arimbi Nuurlatifa Yogasara, alumnus Madania tahun 2011; dan Agdiosa Manyan, alumnus Madania tahun 2010.

M Wahyuni Nafis dalam sambutannya mengatakan bahwa para ahli demografi telah merumuskan berbagai generasi yang ada selama ini. Salah satunya generasi terakhir saat ini disebut generasi digital native. “Generasi digital native adalah generasi yang bahkan saat belum memasuki usia sekolah, mereka telah mengenal gadget,” jelasnya. Selama kegiatan ini, narasumber dan orangtua saling berbagi informasi mengenai fenomena perubahan pendidikan karakter anak di era digital. Arimbi Nuurlatifa Yogasara pun berbagi pandangannya mengenai cara untuk mengembangkan karakter generasi digital native ini. “Alih-alih kita terlalu fokus untuk melarang atau membatasi anak dalam penggunaan gadget, akan lebih baik jika kita dapat mendampingi mereka secara langsung saat sedang mengakses internet. Kita juga harus tahu apa yang sedang tren, apa yang anak-anak lihat, dan beri arahan yang sesuai untuk perkembangannya masing-masing,” tuturnya.

Sekolah Madania telah membuka pendaftaran untuk tahun ajaran baru 2020/2021 sejak bulan September lalu. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.madania.sch.id atau ikuti media sosial FB, IG, dan Twitter @madaniaschool. [*]