Perlindungan data pribadi menjadi salah satu isu di tengah perkembangan ekonomi digital. Kita sebagai pengguna media digital harus menyadari bahwa data pribadi bisa saja terbuka dan tersebar jika kita memang kita sebagai pemiliknya memberikan persetujuan, kecuali ditentikan lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, data pribadi kita juga bisa dibuka kepada pihak tertentu dalam rangka verifikasi keakuratan dan kesesuaian dengan tujuan perolehan dan pengumpulan data pribadi. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dalam membagikan data kita di internet, karena pada dasarnya ia merupakan ruang yang terbuka dan dapat diakses oleh pihak manapun, dengan berbagai tujuan pun, baik itu bermanfaat ataupun merugikan.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Memahami Perlindungan Data Pribadi”. Webinar yang digelar pada Jumat, 1 Oktober 2021, pukul 14.00-16.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Tauchid Komara Yuda, SSos, MDP (Dosen Fisipol UGM dan IAPA), Krisna Murti SIKom, MA (Tenaga Pengajar FISIP Universitas Sriwijaya & IAPA), Dr Lintang Ratri Rahmiaji, SSos, MSi (Dosen FISIP Universitas Diponegoro dan Japelidi), Daniel J Mandagie (Kaizen Room), dan Gina Sinaga, SPsi (Public Speaker & Founder @wellness_worthy) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Krisna Murti SIKom, MA menyampaikan informasi penting bahwa “Penyedia layanan internet hanya bisa menyediakan fasilitas untuk membantu mengamankan data; kontrol utama tetap ada pengguna. Celah inilah yang seringkali digunakan oleh pihak yang berniat buruk. Mereka memanfaatkan kelengahan pengguna karena lebih mudah ketimbang untuk mendapatkan kelengahan tersebut dalam rangka mendapatkan data dan informasi penting dibandingkan dengan harus meretas sebuah platform digital. Terkait itu, menjadi penting untuk menerapkan etika dalam isu perlindungan data pribadi, mengingat perkembangan komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global, sehingga akan menciptakan standar baru tentang etika. Kita harus selalu ingat bahwa jejak digital sebagai digital shadow merupakan suatu kapsul yang menampung segala informasi aktivitas pengguna internet, jadi harus selalu diperhatikan mengenai apa saja yang kita bagikan di internet.”
Gina Sinaga, SPsi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sisi positifnya dari internet dan media digital adalah dapat menghemat mobilisasi, tetapi negatifnya adalah kita terkadang tidak fokus pikiran. Hal ini bisa terjadi karena misinformation dan juga terlalu banyak informasi yang tersedia di ranah online. Ia juga tekankan pentingnya istirahat dan menjauhkan diri dari layar. Terkait menyimpan data, ia pun baru belajar untuk menjaga keamanan sendiri, dengan cara harus hati–hati dan jangan klik link sembarangan dan tidak pernah memberi tahu ia sedang ada di lokasi mana saja. Ia menyadari bahwa hal tersebut bisa sangat berbahaya jika ada yang ingin bertindak merugikan.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Mawardi menyampaikan pertanyaan “Mengingat pentingnya sektor keamanan digital khususnya data pribadi kita, pada saat kita melakukan verifikasi diri melalui berbagai dompet digital yang membutuhkan beberapa data penting termasuk SIM, apakah data-data yang kita berikan tersebut sudah benar-benar aman dan terjamin dari kebocoran data? Apa tindakan yang perlu kita lakukan jika nantinya kebocoran terjadi?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Tauchid Komara Yuda, SSos, MDP, bahwa “Data yang dimasukan itu terjamin atau tidak, kita sama–sama tidak bisa tahu kepastiannya. Itu tergantung pada sistem yang bekerja. Hal yang paling utama adalah kita memahami kondisi yang dilakukan sehingga kita bisa meminimalisir kebocoran data. Kita tidak bisa menjamin, karena tingkat kebocoran data banyak di sektor belanja online, dan ternyata itu semua rentan. Tidak ada yang bisa menjamin, sehingga kita sama-sama harus selalu waspada.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.