Penulis : Yohanes Yondhi Pangestu
Selaras dengan tema Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, “Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih”, Sekolah Tarakanita Gading Serpong menggelar gerakan “3 Hari Tanpa Sampah” pada 19-21 Februari 2025. Gerakan ini bukan sekadar aksi simbolis, tetapi upaya nyata untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter, meningkatkan kesadaran lingkungan siswa, dan membangun kolaborasi dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Selama tiga hari, seluruh warga sekolah, termasuk siswa, guru, karyawan, dan pihak kantin, bahu-membahu mengurangi produksi sampah. Kantin menerapkan kebijakan “nol sampah” dengan mewajibkan siswa membawa wadah makanan dan minuman sendiri. Tempat sampah ditiadakan di seluruh area sekolah untuk mendorong tanggung jawab individu.
Puncak acara pada 21 Februari 2025 diwarnai aksi memungut sampah di lingkungan sekolah dan sekitarnya, diikuti orasi inspiratif dari perwakilan siswa. Anastasia Anabel dari SMP Tarakanita menekankan pentingnya penerapan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) dalam kehidupan sehari-hari. “Peringatan Hari Sampah seharusnya menjadi momentum untuk mengelola sampah dengan bijak,” ujarnya, mencontohkan pemanfaatan botol bekas menjadi tempat pensil.
“Dampak dari penerapan 4R sangat besar, mulai dari menjaga kesehatan, mengurangi penggunaan energi, melestarikan lingkungan, hingga mengurangi jumlah sampah yang mencemari bumi,” tambah Anastasia, menggugah kesadaran akan tanggung jawab bersama.
Senada dengan itu, Redemptus Rikken Portier dan Briggita Nicolle Tanjaya dari SMA Tarakanita berbagi pengalaman mereka menerapkan gaya hidup minim sampah. “Kita bukan anti-plastik, bukan anti-sampah, tetapi kita adalah pro masa depan bangsa. Masa depan yang bersih dan bebas dari sampah adalah tujuan kita,” tegas mereka, mengajak seluruh siswa menerapkan nilai-nilai KPKC dan CC5+ dalam menjaga keberlangsungan bumi.
Yustinus Sumayanto, MPd, Kepala Sekolah SMA Tarakanita Gading Serpong, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah implementasi nyata dari nilai-nilai KPKC dan CC5+ yang menjadi landasan pendidikan di Tarakanita. “Kegiatan ini merupakan implementasi dari KPKC dan arah pendidikan kita yang peduli lingkungan, bukan hanya dari sisi edukasi yang sekadar teori, tetapi ada tindakan yaitu melalui kegiatan ini,” ujarnya.
Gerakan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Puskesmas Kelapa Dua dan FFSKM (Forum Komunikasi dan Kerja sama Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat). “Kami sangat mendukung gerakan ini karena kondisi TPA di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Semoga kebiasaan ini terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar perwakilan Puskesmas Kelapa Dua.
Andreas Putra Surya Kencana Trisno Pakadang, Guru dan Pendamping Siswa SMA Tarakanita Gading Serpong, menekankan pentingnya realisasi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Egidius Bagas Pinasthiko, Guru dan Pendamping SMP Tarakanita Gading Serpong, berharap kesadaran siswa dalam mengelola sampah dapat tumbuh secara alami.
Melalui gerakan “3 Hari Tanpa Sampah” dan orasi yang menggugah, Tarakanita Gading Serpong membuktikan bahwa pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, dan kolaborasi dapat diwujudkan melalui aksi nyata. Dengan langkah kecil yang dilakukan setiap hari, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan lestari, sesuai dengan semangat “Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih”.