Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia termasuk Indonesia telah menjadikan tantangan tersendiri bagi Pemerintah, terutama soal kelancaran logistik di seluruh wilayah Indonesia. Melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia, pemerintah berupaya memastikan pengiriman logistik tetap lancar, terutama untuk komoditas kebutuhan pokok dan barang strategis.
Pemerintah memastikan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi selama Masa Mudik Idul Fitri 1441 Hijriah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 tidak akan mengganggu distribusi logistik di Indonesia. Hal ini menjadi penting agar pasokan logistik masyarakat tidak terganggu, terlebih pada Ramadhan ini.
Oleh karena itu, Kemenhub menaruh perhatian khusus pada layanan distribusi logistik melalui transportasi laut beserta konektivitasnya dengan moda transportasi lain agar tetap berjalan dengan lancar. Melalui Permenhub itu, pemerintah memberikan pengecualian layanan transportasi laut yang mengangkut barang logistik, seperti barang pokok, obat, peralatan medis, dan barang strategis lainnya.
Masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan bahan pokok selama masa pengendalian transportasi karena Pemerintah telah menyiapkan skenario mengoptimalkan layanan transportasi laut dalam mendukung pemenuhan logistik di Tanah Air. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta. Pelayanan terbaik akan tetap dilakukan.
“Meskipun dalam kondisi yang cukup sulit karena pandemi wabah Covid-19, Pemerintah terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan tetap mengoperasikan Pelabuhan dan pelayaran, khususnya kapal kargo atau barang dengan tetap memprioritaskan keselamatan pelayaran dan yang tidak kalah penting memastikan setiap individu yang terlibat dalam kegiatan logistik tersebut tetap sehat dan bebas dari Covid-19 sehingga dilihat dari aspek kesehatan masyarakat tidak terpapar dan dari aspek ekonomi kita tidak terkapar,” katanya.
Kegiatan operasional di pelabuhan, kata Menhub Budi, akan tetap beroperasi dengan tetap menerapkan standard operational procedure (SOP) berdasarkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. SOP ini wajib dijalankan agar pasokan logistik bisa lancar dan terjamin dengan baik.
“Kami minta agar setiap pelabuhan tetap memberikan pelayanan terbaik khususnya bagi kapal-kapal yang mengangkut bahan pokok dan logistik lainnya sehingga pasokan logistik melalui transportasi laut tetap terjamin dengan baik dan lancar,” imbuhnya.
Untuk memastikan kelancaran itu, Kemenhub melakukan pemantauan langsung ke beberapa pelabuhan laut di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), Senin (27/4/2020). Pemantauan ini langsung dilakukan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo. Hasil pemantauan tersebut, dipastikan pelayanan logistik itu tetap terus berjalan dan dilakukan dengan menetapkan standar protokol kesehatan Covid-19. Dirjen Agus meminta kepada pihak operator pelabuhan, baik yang dioperasikan secara komersial oleh BUMN PT Pelindo I, II, III, IV, dan BUP swasta yang lain maupun pelabuhan belum komersial yang dioperasikan oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan untuk dapat menerapkan insentif atau stimulus bagi pelaku usaha pelayaran dengan memberikan potongan (diskon) tarif maupun lama waktu penumpukan kontainer atau muatan di pelabuhan selama terjadinya pandemi Covid-19 sehingga biaya operasional kapal bisa ditekan untuk menghindari kerugian yang dialami pelaku usaha pelayaran dan logistik akibat menurunnya permintaan pengangkutan sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Kesiapan pelabuhan
Dalam memastikan layanan transportasi logistik via laut bisa berjalan baik, peran pelabuhan menjadi kunci. Menhub menegaskan, seluruh pelabuhan akan tetap berjalan penuh selama 24 jam setiap hari. Pelabuhan ini mencakup pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I sampai dengan IV.
Pelindo I, selain menetapkan operasional pelabuhan 24 jam, juga telah mengeluarkan kebijakan lain, antara lain relaksasi biaya kepelabuhan untuk kontainer. Kebijakan ini diharapkan menjadi stimulus bagi perekonomian untuk mendukung pemerintah menurunkan biaya logistik.
Dukungan layanan logistik ini juga dilakukan di pelabuhan yang dikelola PT Pelindo II, termasuk di Pelabuhan Tanjung Priok, yang tercatat sebagai pelabuhan terbesar dengan layanan internasional dan domestik. Tanjung Priok akan tetap beroperasi 24 jam setiap hari untuk melayani pengantaran logistik ke seluruh pelabuhan yang dikelola PT Pelindo II dan pelabuhan besar Indonesia.
Untuk layanan kapal di wilayah Indonesia Tengah, PT Pelindo III juga berkomitmen penuh mendukung pendistribusian barang dan peti kemas domestik di wilayah 43 pelabuhan yang telah menerapkan Integrated Billing System (IBS), yaitu e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment, e-invoice, e-billing, dan e-care. Melalui layanan online, tidak perlu lagi ada tatap muka membuat proses bisnis berjalan lebih praktis dan terukur sehingga dapat tercapai efisiensi untuk para pelaku logistik.
PT Pelindo IV pun tetap beroperasi penuh sepanjang hari selama seminggu. Pengiriman kontainer dan kargo yang masuk justru mengalami peningkatan pada Maret 2020 dibandingkan bulan sebelumnya.
Pelayanan kapal barang normal
Selain pihak PT Pelindo I sampai dengan IV, Kemenhub menyatakan telah berkoordinasi dengan operator perusahaan pelayaran yaitu Indonesian National Shipowners Association (INSA). Koordinasi memastikan agar jadwal kapal, baik komersial maupun subsidi (PSO/public service obligation), tetap berjalan lancar.
Beberapa operator kapal komersial yang tetap beroperasi melayani kargo dan logistik, di antaranya PT Meratus Line, PT Temas, PT Tanto Intim Lines, PT Spil, PT Lintas Kumala Abadi, dan operator kapal penyeberangan seperti PT Atosim Lampung Pelayaran.
Selain perusahaan swasta, PT Pelni sebagai operator kapal pelat merah memaksimalkan pelaksanaan pelayanan angkutan laut. Pelni sebagai perusahaan kapal dengan jaringan trayek Nusantara yang luas sekaligus salah satu operator tol laut. Pelni melayani rute yang sangat luas, hampir mencakup seluruh Indonesia. Oleh karena itu, peran Pelni sendiri menjadi sangat krusial dan penting dalam menunjang distribusi logistik dan barang. Untuk pasokan daging dalam negeri, kapal ternak yang menjadi bagian dari subsidi pemerintah juga tetap dipastikan beroperasi.
Operator tol laut lainnya, yaitu PT Djakarta Lloyd (Persero) juga menyatakan kesanggupan mendukung distribusi logistik. Perusahaan ini berkomitmen tetap mengangkut barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya ke berbagai rute di seluruh Indonesia.
Pada masa pandemi, prinsipnya pengoperasian kapal perintis akan tetap beroperasi dengan pola pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Jika daerah tetap membutuhkan kapal perintis mengangkut 50 persen physical distance atau untuk mengangkut penumpang, kapal perintis siap melayani. Kapal yang memasuki masa docking akan digantikan dengan kapal perintis yang lain agar tidak terjadi kekosongan.
Melalui Kemenhub, pemerintah berkomitmen tetap hadir untuk memastikan roda perekonomian terus berjalan. Bersama dengan seluruh stakeholder terkait, Kemenhub bahu-membahu, bersinergi, berkolaborasi dan seirama dengan kementerian lembaga terkait dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menjamin ketersediaan bahan pokok selama kondisi darurat ini.