Sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu mampu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai platform digital yang dimilikinya. Kemampuan itu dikatakan sebagai digital skill.
Mengapa digital skill penting? Masyarakat tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupannya sehari-hari, tetapi juga harus bisa mengoptimalkan penggunaan untuk sebesar-besarnya manfaat bagi dirinya dan orang lain. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus juga akan mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab dan terhindar dari hal-hal negatif di internet.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Hindari Virus dan Racun di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat, 24 September 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman SAP MSi (Dosen Pengajar Universitas Diponegoro), Sandy Nayoan (lawyer IT dan Dosen Universitas Gunadarma), Alviko Ibnugroho SE MM (financologist, motivator keuangan dan kejiwaan keluarga, dan IAPA), Bondan Wicaksono (akademisi dan penggiat masyarakat digital), dan Ones (seniman) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Sandy Nayoan menyampaikan bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat semakin banyak serangan dari para peretas. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya pengguna internet selama masa pandemi Covid-19. Salah satu perangkat lunak berbahaya yang digunakan oleh peretas adalah Trojan. Perangkat ini dapat merusak sebuah sistem atau jaringan.
Berbeda dengan virus ataupun worm, Trojan tidak terlihat, dan seringkali menyerupai program, atau file yang wajar, seperti mp3, software gratis, antivirus palsu, atau game gratis. Agar kita bisa menghindari virus dan racun di ruang digital, selain etika yang harus kita miliki, kita juga harus menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Maka hal yang lebih baik kita lakukan di ruang digital adalah dengan membanjirinya dengan konten-konten dan kalimat-kalimat yang positif,” jelasnya.
Ones selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kini ia bergerak bersama teman-teman graffiti seluruh Indonesia dengan berkarya serentak untuk saling memberi semangat lagi satu sama lain. Ia memanfaatkan ruang digital untuk terus membuat graffiti meski sedang dalam masa pandemi, dan menurutnya itulah salah satu dampak positif yang dirasakan dari hadirnya media digital dan internet.
Untuk dampak negatifnya, saking bebasnya ruang digital, ada banyak berita hoaks yang dan konten viral yang tidak mengedukasi. Saat ia menemukan berita-berita hoaks tersebut dan yang menyebabkannya adalah temannya, ia akan menegur secara sopan agar tidak tersinggung dan mengedukasinya.
Menurutnya, literasi digital adalah pengetahuan yang membuat kita untuk paham dalam menggunakan media digital, sehingga ia berharap setelah mengikuti webinar literasi digital ini masyarakat Indonesia bisa lebih bijak dan memanfaatkan era digital saat ini, serta dapat menyebarkan wawasan juga energi positif dari literasi digital untuk orang-orang di sekitar kita.
Salah satu peserta bernama Valensia Gloria menyampaikan, “Bagaimana caranya agar digital skill juga dimiliki oleh kalangan orang tua, bukan hanya kepada kaum milenial saja? Sebab orang tua juga sangat mudah termakan berita hoaks dan penipuan online.”
Amni Zarkasyi Rahman menjawab, mungkin bagi orang tua kisaran usia 30-40 tahun bisa mencari tahu dengan membuat akun media sosial. Jika orang tua ingin memiliki digital skill, kenali dulu dengan dunia digitalnya agar bisa lebih paham. Lalu, agar orang tua juga bisa terhindar dari berita hoaks juga penipuan online, yang pertama adalah proteksikan dulu ponselnya.
“Jika mendapat SMS yang tertera nomor handphone saja, jangan di percaya. Itu sudah pasti hoaks, apalagi SMS yang berisikan link-link tidak jelas karena itu sudah pasti upaya-upaya penipuan. Untuk berita hoaks, bisa kita ingatkan untuk cek dan ricek selalu berita tersebut agar tidak mudah termakan oleh beritanya,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]