Peningkatan aktivitas olahraga di tengah masyarakat didorong oleh adanya paradigma sehat dalam mempertahankan kesehatan dan kebugaran tubuh. Berbagai aktivitas olahraga kian digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kategori usia. Di samping meningkatkan kesehatan dan kebugaran, aktivitas olahraga secara teratur juga merupakan salah satu upaya menjaga imunitas tubuh pada masa pandemi ini. Namun, perlu diwaspadai berbagai kejadian yang tidak diharapkan dapat terjadi jika aktivitas olahraga tidak dilakukan secara hati-hati. Kondisi terkilir atau keseleo merupakan masalah yang tidak diharapkan dan dapat dialami ketika melakukan aktivitas olahraga.
Keseleo atau terkilir merupakan suatu kondisi terjadinya cedera pada ligamen, suatu jaringan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghubungkan dua atau lebih tulang pada sendi. Kondisi ini sangat umum ditemui pada aktivitas fisik seperti berolahraga. Keluhan yang biasanya dirasakan adalah rasa nyeri pada area yang terkilir, adanya pembengkakan, terasa lebih hangat, serta keterbatasan gerak karena rasa sakit.
Penegakan diagnosis terkilir atau keseleo dilakukan oleh seorang dokter dengan mendasarkan pada data kesehatan. Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan aktivitas yang dilakukan sebelum keluhan muncul. Pertanyaan akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter, termasuk dengan memeriksa area tubuh yang mengalami kondisi terkilir atau keseleo. Pasien akan diminta menggerakkan area tubuh yang dikeluhkan untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang terlibat pada keluhan pasien. Dokter dapat mengajukan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen pada area yang mengalami keluhan. Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi jaringan tubuh yang mengalami keluhan apakah terdapat kemungkinan rasa nyeri muncul akibat adanya retakan atau patah pada tulang pasien. Beberapa kondisi memungkinkan dokter untuk melakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti MRI untuk melihat lebih detail kondisi sendi pasien.
Pada kondisi terkilir atau keseleo saat aktivitas olahraga, terdapat beberapa penanganan awal yang dapat dilakukan sebelum menemui dokter. Penanganan awal sederhana ini dinilai dapat mengurangi keluhan dan biasa dilakukan pada cedera yang bersifat akut khususnya pada cedera jaringan lunak. Penanganan awal sederhana ini sering disingkat RICE, yaitu singkatan dari rest, ice, compress, dan elevation. Rest yaitu upaya untuk mengistirahatkan area cedera.
Area yang mengalami cedera diistirahatkan agar proses penyembuhan luka dapat lebih cepat. Ice diberikan dengan meletakkan pecahan es yang dimasukkan dalam wadah plastik kemudian dibungkus handuk. Tempelkan pada area yang mengalami cedera selama 10 menit dan diulang setiap 2–4 jam. Tindakan ini dilakukan pada 24 jam pertama setelah cedera. Compress merupakan upaya untuk mempercepat proses rehabilitasi dengan cara memberikan gaya tekan pada area yang mengalami cedera. Kompresi diberikan dengan menggunakan elastic verband pada area yang mengalami cedera. Harus diperhatikan kompresi tidak boleh diberikan dengan terlalu ketat karena akan mengganggu sirkulasi aliran darah yang ditandai kesemutan, baal, dan meningkatnya rasa nyeri. Balutan elastic verband diusahakan dilakukan secara terus menerus pada 24 jam pertama setelah cedera. Elevation dengan cara meninggikan area yang mengalami cedera lebih tinggi dari posisi jantung. Tujuan tindakan ini agar mempercepat cairan pada area pembengkakan agar segera mengalir kembali ke jantung sehingga pembengkakan pada area cedera dapat berkurang. Bagian yang cedera dapat diangkat dengan ketinggian 15–25 sentimeter di atas posisi jantung.
Jangan lupa, setelah dilakukan metode RICE, jangan sungkan konsultasikan segera masalah kesehatan kepada dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Akhir kata, tetap jaga kesehatan, patuhi protokol kesehatan. Kenakan masker, jaga jarak, serta terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salam sehat, salam olahraga. [Dony Septriana Rosady dr MBA MHKes MTrAP, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung]
Unisba menjadi perguruan tinggi Islam yang mandiri, maju, dan terkemuka di Asia pada tahun 2025. Situs web: https://www.unisba.ac.id.