Pemerintah Indonesia mempro­yeksikan Jakarta akan bertransformasi menjadi Daerah Khusus Jakarta, peng­gerak ekonomi negara, serta kota global. Sasaran utamanya, mempertahankan pertumbuhan yang sudah kuat ini dan pada saat yang sama menyasar target lain yang lebih bersifat go international.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta 2025–2045, dipaparkan visi strategis untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang progresif, kompetitif, serta berkelanjutan. Misi ini sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045.

Hingga kini, Jakarta menjadi penopang ekonomi Indonesia dengan menyumbang lebih dari 17 persen dari Produk Domestik Bruto/PDB (2023). Jakarta juga menjadi salah satu pemain strategis dalam percaturan finansial dan bisnis Indonesia di dunia, khususnya Asia Tenggara. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2024, volume investasi yang masuk ke Jakarta mencapai Rp 95,2 triliun (Domestic Direct Investment/DDI) dan 4,8 miliar dolar AS (Foreign Direct Investment/FDI).

Selama sepuluh tahun terakhir, perekonomian Jakarta menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan kokoh. Pada periode 2012­2019, Jakarta mencapai pertumbuhan rata­rata tahunan sebesar 6,1 persen. Saat pandemi Covid­19 lalu, Jakarta pun terimbas, tetapi berhasil bangkit dengan cepat dan dapat meraih pertumbuhan rata­rata sebesar 4,9 persen pada 2023. Ini memperlihatkan bahwa Jakarta memiliki fondasi ekonomi yang sangat baik.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta memperkirakan, Jakarta mampu meraih pertumbuhan yang melampaui kondisi sekarang, melalui serangkaian strategi yang lebih serius, dengan dukungan dari hulu ke hilir. Jakarta diprediksikan mampu mencapai pertumbuhan per kapita hingga 9 persen per tahun, dengan estimasi 2,060 miliar dolar AS pada 2045 nanti.

Prediksi tersebut didukung oleh kondisi Jakarta yang menjadi “rumah” dari banyak start up unicorn yang merepresentasikan kota ini sebagai pusat transformasi digital dan kreativitas. Sejak 2019, Jakarta telah bekerja sama dengan berbagai start up digital di bidang transportasi, perdagangan, ekonomi, serta sosial.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setya­ budi pada Jumat (18/10/2024) menyatakan, “Menjadi global city, menurut pemahaman kami, yang pertama harus disiapkan tidak hanya fisik, tetapi sumber daya manusianya juga. Termasuk sisi birokrasi maupun masyarakat Jakarta itu sendiri.”

Teguh menambahkan, kita harus memiliki komitmen yang tinggi untuk merealisasikan tekad menempatkan Jakarta di urutan 20 besar kota dunia. “Seiring dengan tujuan kita nanti mencapai Indonesia Emas pada 2045,” ujarnya.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) turut menjadi tulang punggung perekonomian Jakarta hingga 98 persen. Keberadaan UMKM menjadi kunci utama pergerakan ekonomi Jakarta karena memunculkan lebih banyak lapangan kerja di tengah perekonomian dunia yang lesu. Pemprov DKI telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk memberdayakan UMKM, seperti program Jakpreneur. Sampai pertengahan 2024, program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 385 ribu UMKM di Jakarta.

Teguh mengingatkan kembali “jasa” UMKM terhadap resiliensi perekonomian negara pada saat pandemi. “Pada zaman yang begitu sulit, UMKM menjadi kokoh. Pada saat semua daerah yang begitu defisit pada pandemi lalu, UMKM mampu bertahan,” katanya, Rabu (13/11).

Beberapa waktu lalu, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah pernah mengingatkan, meski bisa terbilang positif, upaya Pemprov DKI masih banyak yang belum menyentuh langsung UMKM. Menurut Trubus, program Jakpreneur harus diusahakan menyentuh UMKM lebih luas, tidak hanya komunitas UMKM yang terdaftar.

Ia mengusulkan, Pemprov DKI mengambil alih lahan-­lahan mal yang kosong dan tidak melulu berfokus di pasar-pasar, seperti Tanah Abang. “Lahan mal yang sepi bisa diisi oleh UMKM. Skemanya bisa disesuaikan, misalnya dengan terlebih dulu gratis, lalu bertahap disubsidi dengan jumlah yang disesuaikan dengan kemampuan UMKM,” tutur Trubus.

Sementara itu, Bima (32), warga Palmerah, Jakarta Pusat, berharap agar moda transportasi massal di Jakarta semakin terintegrasi. “Pengen lihat Jakarta bebas macet dan banjir seperti kota-­kota modern di negara-­negara maju. Kalau mau bepergian, warganya bisa naik angkutan umum yang saling terhubung sehingga lebih hemat,” ucapnya, Rabu (13/11).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus melakukan langkah strategis untuk mengamankan status sebagai 20 besar kota global pada 2045. Menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan, pembangunan modern dengan warisan budaya, dan inklusivitas dengan daya saing, akan menjadi kunci untuk mencapai visi ini.

Baca juga: Pada 2022–2024, Pemprov DKI Jakarta Raih 269 Penghargaan