“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Begitulah suara lantang Amadea, seorang tenaga kependidikan, saat bertugas membacakan teks Pembukaan UUD 1945 dalam Upacara HUT Ke-77 RI di Lapangan Albertus, Unika Soegijapranata, Rabu (17/8/2022).
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Artinya, setiap individu dalam suatu bangsa juga mempunyai hak untuk merdeka. Banyak hal yang dapat dimaknai dalam sebuah kata “merdeka”. Merdeka untuk berpikir, merdeka untuk berpendapat, terkhusus merdeka atas diri sendiri. Individu yang merdeka akan memancarkan wajah sukacita.
Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat
Peringatan ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan sebuah semangat untuk “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Menghadapi situasi yang tidak mudah selama dua tahun lebih, kini saatnya bangsa ini bersinergi untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat mewujudkan Indonesia Maju. Dalam menggapai hal tersebut, sukacita dan kemerdekaan diperlukan oleh setiap individu.
Menyongsong “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, Unika Soegijapranata mempersiapkan pembelajaran tatap muka 100 persen bagi mahasiswa S-1 pada tahun ajaran baru yang akan datang. Pengalaman pembelajaran hybrid semester lalu menjadi sebuah refleksi untuk lebih berani pulih dan bangkit.
Hoi Aristoi yang 100% Katolik, 100% Indonesia
Unika Soegijapranata sebagai sebuah lembaga pendidikan Katolik turut menjunjung arti kemerdekaan bagi setiap individu di dalamnya, termasuk dalam pendidikan. Karena pendidikan adalah proses pemerdekaan diri dari segala penindasan, kemiskinan, kebodohan, tekanan, ketertutupan untuk mewujudkan kehidupan yang sungguh-sungguh bermartabat, tercerahkan, dan memiliki wawasan luas. (Sudimin & Gunawan Pr, 2015)
Selaras dengan semboyan Mgr Albertus Soegijapranata “100% Katolik 100% Indonesia”, Unika Soegijapranata juga senantiasa memupuk para Soegija muda dalam membangun bangsa Indonesia. Pembentukan karakter yang utuh dan unggul berlandaskan semangat “Talenta Pro Patria et Humanitate” menjadi kunci perutusan yang dihidupi. Pancaran kesukacitaan juga senantiasa hadir secara merdeka dalam diri sivitas akademika dalam menghidupi perutusan sehingga setiap proses kemerdekaan pendidikan dijalani dengan satu dasar “Pro Ecclesia et Patria (Untuk Gereja dan Tanah Air)”.
Mgr Soegijapranata memandang pendidikan sebagai proses pengembangan dan pembentukan karakter pribadi individu secara utuh. Setiap individu perlu untuk ditempa dan digembleng agar karakter positif dalam dirinya dapat berkembang. Lebih dari itu, mereka juga mampu menghadapi segala tantangan dengan berpikir kritis berlandaskan kemanusiaan dan kemerdekaan berpikir.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya dalam perayaan Dies Natalis ke-40 Unika Soegijapranata mengatakan, “Spirit luhur Talenta Pro Patria et Humanitate, bakat terbaik dipersembahkan untuk negara dan kemanusian akan mewarnai dan menjiwai kampus serta seluruh sivitas akademika Unika Soegijapranata. Spirit ini berperan dalam memegang teguh integritas moral, kematangan karakter, dan kedewasaan pribadi sehingga kampus harus semakin adaptif dan responsif dalam mengembangkan diri sebagai tempat belajar yang menyenangkan, tempat mahasiswa belajar dengan sukacita, joyfull learning, tempat yang menyenangkan untuk mengembangkan bakat dan keahlian.”
“Talenta Pro Patria et Humanitate” sebagai spirit utama Unika Soegijapranata dalam menciptakan generasi Hoi Aristoi yang berintegritas moral, berkarakter, serta mempunyai kedewasaan pribadi. Hoi Aristoi juga menjadi nilai yang diemban Unika Soegijapranata sebagai sebuah institusi pendidikan untuk membentuk kampus unggul.
Tidak serta merta hanya mendidik dalam dunia teknologi dan keilmuan, tetapi dibarengi dengan pengembangan bakat dan karakter. Integritas moral dan bakat ini, kemudian menjadi satu bekal dalam menciptakan Hoi Aristokrat yang mampu mempersembahkan segala talenta terbaiknya untuk nusa, bangsa, dan negara.
Mewujudkan cita-cita luhur Mgr Soegijapranata, Unika Soegijapranata mendesain Soegijapranata Learning Model (SLM) sebagai metode pembelajaran dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi seorang hoi aristoi. Dengan kata lain, mahasiswa Unika Soegijapranata mempunyai kemerdekaan berpikir dengan banyak berdiskusi, beradu gagasan, berbeda pendapat, dan sebagainya untuk menciptakan pemimpin masa depan yang berkarakter sehingga talenta-talenta terbaik para Soegija muda dapat dipersembahkan untuk membangun Indonesia Maju.
Agar genaplah lirik akhir himne Unika Soegijapranata, “Indonesia tanah negeriku, baktiku kepadamu…. Pancasila jalan hidupku, jayalah Indonesia”. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Informasi mengenai Unika Soegijapranata dapat diakses pada www.unika.ac.id.