Dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah Madania ke-24, digelar Madania Festival dengan beragam rangkaian acara sebagai rasa syukur atas perjalanan sekolah Madania dalam mewujudkan cita-cita para pendirinya.

Sekolah Madania sangat memahami dan menghargai keberagaman yang ada. Peserta didik sekolah Madania ditempa untuk menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan menciptakan harmoni dalam keberagaman. Oleh karena itu Madania Festival 2020 mengangkat tema “Beauty in Collaboration”

Madania Festival 2020 pada Kamis (27/2/2020) diisi dengan art exhibition yang memamerkan karya seni murid Secondary School Exhibition berupa beragam proyek murid Madania. Pada Festival Budaya Agama-Agama, murid-murid TK Madania Bogor dan Jakarta menampilkan tari tradisional dilanjutkan dengan penampilan lagu agama di Indonesia yang dibawakan dengan syahdu oleh murid sekolah Madania.

Murid beragama Hindu membawakan “Shiva Pancaksara” yang memiliki makna untuk suatu perlindungan, tuntunan, dan keselamatan Dewa Shiva. “Prajnaparamita Hrdayasutra” yang merupakan makna paling murni dalam Buddha dilantunkan oleh murid Madania yang beragama Buddha. Lagu “Kasih” juga dilantunkan oleh murid beragama Katolik, lagu “Kasih” ini memiliki makna hukum kasih yang merupakan ajaran Yesus yang utama. Tidak hanya itu, murid Madania yang beragama Kristen membawakan lagu “Tuhan Yesus Baik” yang menceritakan wujud kasih tuhan dalam kehidupan.

“Syiir Tanpo Waton” yang dibawakan murid beragama Islam memiliki makna permintaan ampunan terhadap Allah SWT atas segala dosa yang dilakukan juga permohonan agar diberikan ilmu yang bermanfaat. Festival Budaya Agama menggambarkan bahwa setiap agama mengajarkan kasih dan ketulusan.

Puncak acara Madania Festival 2020 adalah Madania in Concert yang digelar di Makara Art Center Universitas Indonesia. Wahyuni Nafis selaku School Director Sekolah Madania menyampaikan bahwa musik dapat mendamaikan jiwa, menguatkan pikiran, dan meningkatkan nilai patriotisme.

Foto-foto: dok. Sekolah Madania.

“Musik juga dapat menumbuhkan jiwa spirit berkesenian, Madania in Concert ini merupakan wadah untuk anak-anak agar dapat meningkatkan keterampilannya dan menampilkan karya di hadapan para penonton,” ujar Wahyuni Nafis sebelum pembukaan pertunjukan.

Pertunjukan dibagi menjadi dua babak. Babak pertama dibuka oleh tim perkusi yang membawakan “Rempak”, “Suwe Ora Jamu”, dan “Cublak Cublak Suweng”. Lalu vokal yang menyanyikan “The Bell Doth Toll” dan “Rainbow Connection”. Penampilan apik juga dibawakan perkusi dan biola yang menampilkan “Yamko Rambe Yamko”.

Tidak hanya itu, pada babak pertama musik mancanegara “Eine Kleine Nachtmusik” dan “Doraemon No Uta” dibawakan dengan biola. Gitar juga membawakan “It’s a Small World”, “I Have a Dream”, dan “The Good, The Bad, and The Ugly” yang mengundang tawa para penonton, penampilan babak pertama diakhiri perkusi dengan lagu “Stitches”.

Shahnaz Haque selaku MC menyampaikan agar penonton mendengarkan penampilan pertama di babak kedua dengan hati, alunan gamelan yang membawakan “Kidung Kalaseba” dan “Giyota Jiwangga” menjadi begitu bermakna serta menyita perhatian para penonton. Dilanjutkan gitar yang berkolaborasi dengan Gilang Ramadhan. Penampilan band Madania All Stars, dan vokal yang berkolaborasi dengan Aning Katamsi membuat penonton berdecak kagum.

Madania in Concert berakhir dengan meriah, para penonton berdiri, dan riuh tepuk tangan terdengar bersamaan dengan iringan lagu terakhir yang belum berhenti dilantunkan.

“Madania in Concert ini merupakan kolaborasi antara guru, murid, pegawai, dan orangtua murid. Murid berlatih tanpa lelah dan tetap tersenyum, terima kasih untuk seluruh kerja kerasnya,” ujar Shahnaz menutup Madania in Concert 2020. [AYA]