Radioterapi adalah salah satu modalitas terapi kanker dengan menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Cukup banyak pasien kanker yang berobat ke rumah sakit untuk melakukan terapi radiasi.

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, pada 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Meski demikian, kanker sebenarnya merupakan penyakit yang dapat diobati, bahkan dapat disembuhkan.

Spesialis Radioterapi Siloam Hospitals TB Simatupang dr Yuddi Wahyono SpOnkRad menyampaikan, 30 persen kanker dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat dan imunisasi pencegahan infeksi penyebab kanker (HBV, HPV). Lainnya dapat dideteksi dini, diobati, dan menjadi lebih baik, bahkan pada kanker stadium akhir, sakit pasien dapat dikurangi dengan perawatan paliatif yang baik. Salah satu caranya dengan radioterapi.

Menariknya, cara ini telah digunakan lebih dari 100 tahun dalam pengobatan kanker. Berkat kecanggihan teknologi radioterapi yang terus berkembang, kanker dapat ditangani dengan radiasi yang presisi. Artinya, arah paparan radiasi menjadi lebih akurat dengan dosis yang tepat sehingga seluruh jaringan kanker dapat tersinari secara optimal. Selain itu, dapat menghindari atau meminimalkan dosis pada organ dan jaringan sehat sekitarnya. Radioterapi pun masuk di bidang onkologi, bidang khusus yang menangani pencegahan dan pengobatan kanker.

Dr Yuddi memaparkan, kolaborasi medik dalam onkologi menjadi hal yang esensial dalam menangani penyakit kanker. Dalam hal ini, melibatkan bedah onkologi, onkologi medik, onkologi radiasi, patologi, radiologi, dan spesialis atau tim suportif lainnya yang dapat memberikan strategi terapi kanker yang optimal.

“Oleh karena itu, kadang radioterapi yang dilakukan merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau operasi pembedahan. Tidak jarang pula pasien kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi tergantung dari jenis kanker dan stadiumnya,” terang dr Yuddi.

Penerapan radioterapi untuk menangani kanker bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Pertama, kuratif, contohnya kanker nasofaring, kanker serviks, kanker payudara, kanker rektum, beberapa jenis kanker kulit, dan beberapa kanker stadium awal. Kedua, paliatif untuk mengurangi gejala pada kanker stadium lanjut, misalnya kanker dengan metastasis otak, tulang, sindroma vena kava superior, dan kanker dengan perdarahan. Ketiga profilaksis, seperti radiasi whole brain pada leukemia limfoblastik akut.

“Radioterapi juga efektif untuk me­ngecilkan tumor sehingga mengurangi ekstensivitas pembedahan atau dapat pula dilakukan pasca-pembedahan untuk eradikasi residu mikroskopik yang mungkin tersisa,” tegas dr Yuddi.

Teknologi radioterapi terkini

Kebutuhan teknologi radioterapi yang lebih baik untuk meringankan pe­nya­kit kanker sangat diperlukan. Oleh karena itu, Siloam Hospitals TB Sima­tupang menghadirkan oncology center yang diperkuat dengan teknologi Ra­diotherapy Linear Accelerator (Linac) yang dapat mengakomodasi berbagai teknik radiasi, antara lain 3D Conformal Radio­therapy, Intensity-Modulated Radio­therapy (IMRT), dan Volumetric Arc Radiotherapy (VMAT–Rapid Arc).

“Teknik IMRT mengalami perkembangan hingga menghadirkan teknologi radioterapi RapidArc dengan rotasi 360 derajat dari pesawat Linac. Pada teknik ini, dokter dapat memberikan intensitas radiasi yang sesuai dengan bentuk tumor dan sesuai target, tidak menyasar jaringan sehat di sekitar tumor. Manfaatnya, pengobatan bisa dilakukan lebih cepat. Ini memungkinkan terapi radiasi dua hingga delapan kali lebih cepat dengan tingkat akurasi dan presisi lebih baik dibandingkan radioterapi konvensional,” papar dr Yuddi.

Teknologi Linac yang terdapat di Siloam Hospitals TB Simatupang merupakan penerapan dari Stereotatic Radio Surgery (SRS), atau bentuk khusus dari terapi radiasi tanpa melakukan operasi konvensional. SRS memungkinkan pelaksanaan radiasi yang tepat sasaran dan bisa fokus pada lokasi tersembunyi, semisal di bagian otak.

Telah mampu menangani kasus kanker dengan kasus terbanyak, yakni kanker payudara, serviks, nasofaring, kepala-leher, dan paru, Siloam Hospitals TB Simatupang didukung oleh empat dokter spesialis onkologi radiasi, yaitu Prof Dr dr R Susworo, SpRad(K)OnkRad, dr Yuddi Wahyono SpOnkRad, dr Riana Rikanti Hakim SpOnkRad, dan dr Denny Handoyo Kirana SpOnkRad.

Mereka pun diperkuat dengan kehadiran tim onkologi terlatih dan tersertifikasi, yang terdiri atas medical radiation physicist, dosimetrist, radiation therapist/radiation therapy technologist (RTT), mould room technician, dan radiation oncology nurse. [ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 Februari 2019.