Kini banyak orang yang berhasil menggunakan perangkat dunia digital secara lebih produktif, misalnya dengan melakukan networking, belajar, dan berjualan. Walau begitu, dalam berinteraksi, kita juga harus ingat bahwa ada batasan dalam kebebasan di ranah digital. Oleh karena itu, wajib memiliki kecakapan dalam penggunaannya, seperti tetap mengutamakan prestasi di atas sensasi viral.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Aman dan Produktif dengan Berselancar di Internet”. Webinar yang digelar pada Senin, 28 Juni 2021, pukul 09.00-11.30, ini diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Septa Dinata AS MSi (Peneliti Paramadina Public Policy Institute), Yoga Regawa Indra (Gudang UMKM Online), Ali Mubarok Elanshory (Account Executive MNC Group), Sandy Nayoan (pengacara dan Dosen Universitas Gunadarma), dan Poppy Sovia (influencer) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Sandy Nayoan menyampaikan bahwa perlu menerapkan kejujuran di dunia maya karena ada jejak digital yang ditinggalkan. Oleh karena itu, perlu adanya tanggung jawab bila melakukan pelanggaran di media.
“Pengguna media digital perlu bijak bermedia sosial (medsos) karena setiap pengguna pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Kita perlu memahami Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika agar bisa mengimplementasikan norma-norma, batasan etika, dan tidak boleh membagikan konten dan komen kita bersifat memecah belah,” ujar Sandy.
Salah satu peserta bernama Rustika bertanya, “Dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha, saya pasti melakukan promosi hingga pemasaran melalui media sosial. Promosi dan strategi seperti apa yang dapat menarik perhatian masyarakat luas tapi tidak perlu banyak gimmick?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab Ali Mubarok Elanshory. “Jualan online di medsos bisa menggunakan dua cara, yaitu secara organik dan paid promo. Kalau memilih secara organik, perlu diketahui bahwa sebesar 80 persen harus menjadikan konten itu value, seperti memberikan nilai-nilai dan informasi yang lengkap dan jelas, lalu sisa 20 persen untuk informasi tempat jualannya. Bisa juga menggunakan paid promo, yang memang diciptakan untuk memfasilitasi dalam melakukan promosi saja.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.