Menjadi bagian dari dunia yang produktif membuat kita sulit untuk menghindari pemicu stres, seperti  tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, kemacetan, polusi, dan sebagainya. Stres yang dibiarkan terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan gangguan tidur hingga masalah kesehatan serius. Namun, pernahkah Anda bertemu dengan kelompok orang yang memiliki pola hidup serupa tetapi memiliki respon dan regulasi stres yang berbeda?

Hal tersebut terjadi karena di dalam tubuh manusia terdapat  informasi genetik yang sangat unik pada diri seseorang dan dapat diwariskan kepada keturunannya. Profil genetik  inilah yang membedakan respon dan ketahanan mental individu ketika dihadapkan pada pemicu stres. Selain itu, asupan nutrisi, pola diet dan olahraga, risiko penyakit keturunan, dan pola tidur juga dapat diketahui sesuai dengan genotipe yang dimiliki seseorang.

Sebagian orang bisa saja terdorong untuk menjalani pola hidup tidak sehat dan berdampak pada terganggunya pola tidur saat merasakan stres. Padahal, tidur menjadi kebutuhan esensial untuk mengembalikan fungsi tubuh. Oleh karenanya, mengenali tubuh sendiri dapat mempermudah seseorang dalam menentukan tujuan kesehatan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, pola tidur yang tepat dapat membantu tubuh untuk mengoptimalkan pencernaan nutrisi dan memaksimalkan kualitas olahraga.

Stres dan tidur sangatlah berkaitan sehingga apabila terganggu dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit seperti kanker, kardiovaskular, gastrointestinal, dan diabetes. Selain risiko fisik, pengelolaan stres yang tidak baik juga dapat memicu depresi, gangguan kepanikan, pola makan tidak normal, alzheimer, dan sebagainya. Upaya preventif untuk mengetahui risiko gangguan tidur dan regulasi stres sesuai dengan profil genomik dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan Prodia Sleep dan Stress Genomics.

Pemeriksaan ini memeriksa 125 gen dengan 173 variasi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) untuk mengetahui dua kelompok profil.

1. Sleep Profile atau profil tidur yang dapat mendeteksi 8 (delapan) kecenderungan gangguan tidur yang terdiri dari:

  • Ritme Sirkadian (circadian rhythm): Pemeriksaan ini dapat membantu seseorang seseorang mengetahui apakah dirinya termasuk ke dalam kelompok morning person, mix person atau night person.
  • Insomnia: Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi rendah atau tingginya risiko seseorang mengalami insomia.
  • Narkolepsi (narcolepsy): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah seseorang memiliki gangguan tidur yang membuat dirinya merasa lelah dan kantuk tak tertahankan saat sedang terjaga, bahkan jika mereka sudah memiliki istirahat cukup pada malam hari.
  • Apnea tidur obstruktif (obstructive sleep apnea): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah seseorang memiliki gangguan tidur ini disebabkan karena terdapatnya obstruksi atau sumbatan jalur napas yang ditandani dengan mendengkur.
  • Sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah seseorang memiliki kecenderungan kebiasaan menggerakan kaki ini disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada sistem syaraf. Gejala ini dapat terjadi di siang hari, namun lebih banyak terjadi sebelum tidur dan dipengaruhi oleh faktor genetik.
  • Durasi tidur (sleep duration): Pemeriksaan ini dapat memberikan rekomendasi durasi tidur masing-masing individu yang pada dasarnya memiliki kebutuhan tidur berbeda-beda berdasarkan profil genetiknya.
  • Efisiensi tidur (sleep efficiency): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi rasio total waktu tidur terhadap total waktu dihabiskan di tempat tidur per malam. Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas tidur yang mengacu seberapa baik seseorang tidur.
  • Gangguan tidur karena stres (stress-induced sleep dysfunction): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi rendah atau tingginya risiko seseorang mengalami gangguan tidur ketika mengalami stres.

2. Stress Profile atau profil stres yang dapat mendeteksi 8 (delapan) kecenderungan stres terdiri dari:

  • Gangguan bipolar (bipolar disorder): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan bipolar atau yang juga dikenal sebagai gangguan mood merupakan suatu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan fluktuasi suasana hati yang ekstrim melebihi kondisi normal.
  • Gangguan depresi mayor (major depressive disorder): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang memiliki gangguan mood berat yang ditandai dengan depresi, kehilangan minat dan kesenangan dalam beraktivitas, dan kehilangan energi untuk terlibat dalam aktivitas.
  • Gangguan panik (panic disorder): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang memiliki masalah kesehatan gangguan panik yang ditandai dengan ketakutan intens dan sensasi fisik yang membuat penderitanya merasa sesak napas, jantung berdebar kencang, penglihatan gelap, dan sensasi fisik lainnya yang menimbulkan rasa tidak nyaman yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang-ulang selama beberapa menit.
  • Gangguan obsesif Kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang memiliki kondisi kesehatan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran dan dorongan (obsesi) yang tidak terkendali, misalnya kekhawatiran yang berlebihan terhadap sesuatu seperti kotoran, serta keinginan untuk segala sesuatunya menjadi teratur dan simetris.
  • Penyakit alzheimer (alzheimer’s disease): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang memiliki alzheimer.
  • Ketahanan mental (psychological resilience): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kapasitas individu apakah memiliki ketahanan mental tinggi atau rendah ketika dihadapkan pada situasi pemicu stres tanpa mengembangkan disfungsi psikologis, seperti penyakit mental atau suasana hati negatif yang terus-menerus.
  • Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang mengalami gangguan stres setelah mengalami trauma.
  • Stres memicu nafsu makan berlebih (stress-induced-over-eating): Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi kecenderungan seseorang memiliki peningkatan nafsu makan berlebih ketika mengalami stres kronis atau stres jangka panjang.

Melalui pemeriksaan Sleep and Stress Genomic, setiap individu dapat mengetahui beragam informasi komprehensif mengenai keunikan genetik untuk membantu menentukan gaya hidup, pola tidur dan regulasi stres yang sesuai dengan karakteristik DNA masing-masing. Mulai dari potensi stres dan kebutuhan tidur, bagaimana tubuh merespons stres, hingga pemanfaatan hasil analisis dan konsultasi untuk menentukan perubahan gaya hidup yang optimal bagi kesehatan individu.

Pemeriksaan Prodia Sleep and Stress Genomic cukup dilakukan satu kali seumur hidup. Pemesanan dapat dilakukan di cabang Prodia terdekat atau melalui aplikasi U by Prodia, penyajian hasil berbentuk analisis lengkap yang akan dikirimkan dalam bentuk jurnal kesehatan digital yang dapat menjadi manual book untuk lebih mengenal kebutuhan diri sendiri demi mencapai hidup yang lebih berkualitas.