Generasi muda Indonesia, termasuk para mahasiswa, diharapkan dapat memiliki jiwa yang gigih, kritis, serta siap berjuang untuk membela rakyat serta menjaga demokrasi di republik ini.
Hal tersebut dikatakan Pius Lustrilanang, yang hadir sebagai pembicara kunci pada acara Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 di Auditorium PPAG Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
“Saya berharap buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang didiskusikan di ruang-ruang akademik, sekaligus ajakan untuk para mahasiswa dan kaum muda, agar kritis, gigih, siap berjuang ketika rakyat memanggil, untuk menjaga Indonesia yang demokratis,” tegas Pius.
Aktivis mahasiswa asal Unpar ini juga menjelaskan, buku tersebut mengulas berbagai hal terkait perjuangan kaum muda menggapai demokrasi. Di antaranya, mengenai perjuangan menegakkan demokrasi, perlakuan rezim terhadap para aktivis, termasuk penahanan dan penculikan, serta dinamika gerakan mahasiswa saat itu.
Berbicara tentang gerakan mahasiswa era 1990-an, tidak terlepas dari Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera). Ini merupakan gerakan besar prodemokrasi yang berjuang bersama buruh, perempuan, agraria, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan demokrasi lainnya.
Semangat intelektual
Nama Aldera pada judul buku tersebut diusulkan oleh Pius. Buku yang diterbitkan oleh Kompas pada 2022 ini tidak sekadar catatan sejarah, tetapi juga inspirasi dan semangat intelektual untuk menegakkan demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
Di kampus Unpar pula, Pius menimba ilmu. Bersama teman-temannya, ia membangun Unit Studi Ilmu Kemasyarakatan (USIK), yakni unit kegiatan mahasiswa di kampus Unpar. USIK pun turut bergerak bersama jaringan aktivis mahasiswa lainnya di Jawa Barat dan Indonesia dalam memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM). Para aktivis USIK Unpar ini mewarnai Aldera, yang terlibat aktif dalam perjuangan politik kaum muda era 1990-an.
Sementara itu, Rektor Unpar Mangadar Situmorang PhD saat membuka acara tersebut mengatakan, gerakan prodemokrasi tersebut merupakan perjuangan semua elemen.
“Ketika membaca Aldera, bisa melihat bahwa untuk sampai ke posisi ini ada perjuangan yang dimulai dari idealisme pribadi, berkembang jadi idealisme beberapa orang, dan kini jadi gerakan yang lebih luas tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga nasional,” ujarnya.
Mangadar juga mengatakan, pihaknya bangga kepada Pius Lustrilanang sebagai alumnus Fisip Unpar yang tidak hanya sebagai pejuang reformasi, tetapi juga tokoh dalam pemerintahan.
Turut hadir sebagai narasumber, antara lain Dekan Fisip Unpar Dr Pius Sugeng Prasetyo, Dekan Fakultas Hukum Unpar Dr Liona Nanang Supriatna, dan Ketua Jurusan HI Unpar Elizabeth AS Dewi PhD.
Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera ini juga telah dilaksanakan di sejumlah kota seperti Jakarta, Palu, Makassar, Kendari, Yogyakarta, Cirebon, Gorontalo, dan Palembang. Pada Desember 2022, setelah digelar di Bandung, bedah buku Aldera akan dilakukan di Tarakan, Manado, dan Medan. [*]