Warga Desa Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merasakan ada yang berbeda di kampung mereka. “Seger Mas, sekarang, kalau bangun pagi, lihat yang ijo-ijo,” ujar salah satu warga.

Ungkapan tersebut tidaklah mengada-ada. Lingkungan permukiman penduduk di Manyar Kompleks, yakni di Desa Manyarejo, Desa Manyar Sidomukti, dan Desa Manyar Sidorukun kini memang terlihat semakin hijau, bersih, dan asri. Hal itu berkat  implementasi dari Program Penyehatan Sanitasi Komunitas yang dikembangkan oleh PGN SAKA dan mitra pendamping, yang menghasilkan model kampung Berseri (Bersih, Sehat, dan Ramah Lingkungan).

Program tersebut diawali dengan kegiatan pembekalan atau penguatan kapasitas para kader penggerak masyarakat. Satu tahun yang lalu, tepatnya pada 20 November 2016, sebanyak 60 orang perwakilan masyarakat dari wilayah sasaran program yaitu Desa Manyarejo, Desa Manyar Sidomukti, dan Desa Manyar Sidorukun mengikuti kegiatan Lokalatih Pengelolaan Lingkungan Terpadu yang bertema “Berdaya dengan Kelola Sampah Menuju Kampung Berseri (Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan)”.

Sejak saat itu, geliat pengelolaan sampah di Manyar Kompleks telah mulai meluas dari awalnya hanya pada lingkup RT menjadi pengelolaan sampah lingkup desa, terutama di Desa Manyar Sidorukun. Dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong milik warga atau milik desa, kini berdiri empat unit bank sampah. Satu unit berlokasi di Desa Manyarejo, dikelola oleh karang taruna. Dua unit berlokasi di Desa Manyar Sidomukti, dikelola oleh kader dan pengurus kampung, dan satu unit lainnya berlokasi di Desa Manyar Sidorukun, dikelola oleh ibu-ibu PKK.

Melalui bank sampah ini, warga dapat memanfaatkan sampah menjadi tabungan. Mereka juga dapat menyedekahkan hasil penjualan sampah mereka mendukung pembiayaan kegiatan pengembangan kampung.  Sementara itu, kegiatan pengolahan sampah organik dengan metode bak terbuka dalam bentuk rumah kompos, Komposter Takakura, dan Komposter RAM (Rotary Active Microorganism) juga tersebar di ketiga desa.

Model pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sayur dan toga, turut dikemas sedemikian rupa sehingga mudah diterapkan, memiliki nilai ekonomis, dan turut memperindah lingkungan permukiman warga. Hadir dalam bentuk taman toga, model vertikultur, model aquaponik, dan hidroponik, yang sebagian besar memanfaatkan barang-barang bekas.

 Apresiasi

Dalam kurun waktu satu tahun ini, apresiasi terhadap perubahan yang dilakukan oleh masyarakat telah diberikan oleh berbagai pihak. Melalui kegiatan lomba-lomba, baik yang diadakan di tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten, keberadaan model kampung berseri khususnya di wilayah Desa Manyar Sidorukun cukup diperhitungkan. Hal ini terbukti dengan disabetnya gelar juara I Kategori Pratama oleh Kampung Singo Desa Manyar Sidorukun untuk Pemukiman Berwawasan Lingkungan Tahun 2017 dalam event Gresik Berhias (Bersih, Hijau, dan Asri).

 

“Banyak yang sudah didapat. Kalau dulu nggak didampingi ya nggak tahu ilmu-ilmu kayak gini,” ujar Udin, salah satu kader di Desa Sidorukun merujuk berbagai teknologi lingkungan yang telah diajarkan oleh para pendamping komunitas yang menjadi mitra PGN SAKA. [*]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 19 Desember 2017