Cyber pedagogy adalah keahlian mengajar dengan memanfaatkan teknologi, dan kompetensi pedagogi digital adalah alat bantu digital dalam pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Alat digital mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit pada dasarnya dapat bermanfaat dalam proses belajar-mengajar.

Terkait itu, baik pengajar, pelajar, maupun pendamping proses pembelajaran (orangtua atau wali) harus mampu beradaptasi dan menguasai penggunaannya demi melancarkan proses pembelajaran anak.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Belajar Asyik Selama Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin, 31 Agustus 2021,  diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Aina Masruin (Media Planner Ceritasantri.id), Sandy Nayoan (lawyer IT dan Dosen Universitas Gunadarma), Eva Yayu Rahayu (konsultan SDM dan Praktisi Keuangan IAPA), Roza Nabila (Kaizen Room), dan Gina Sinaga (public speaker dan Founder @wellness_worthy) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Sandy Nayoan menyampaikan bahwa menurut Muhadjir Effendy, pendidikan di era digital ini perlu mengadakan revisi kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi dalam memasuki era revolusi industri 4.0. Kelima kompetensi tersebut adalah peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis, memiliki kreativitas dan kemampuan yang inovatif, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi, mampu bekerja sama dan berkolaborasi, serta memiliki kepercayaan diri.

“Dalam pembelajaran daring, tetap ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu hubungan pedagogis, dan hubungan didaktis. Hubungan pedagogis merupakan hubungan guru dengan murid, sedangkan hubungan didaktis adalah hubungan antara murid dengan materi pelajaran,” jelasnya.

Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, kalau kita sudah punya kemauan dan niat yang besar, kondisi saat berada di kelas online tidak akan banyak memengaruhi semangat belajar kita. Pada dasarnya semua kembali ke pribadi masing–masing.

Selain itu, ia juga mengingatkan untuk selalu memanfaatkan ranah online untuk berbagi tentang hal-hal yang positif. Dengan teknologi yang semakin maju, kita bisa memanfaatkannya untuk mengedukasi, dan kita pun akan menjadi semakin cakap digital karena didorong untuk berinovasi agar tidak ketinggalan zaman.

Salah satu peserta bernama Dhea berpendapat, sepertinya ini menjadi isu dalam pembelajaran jarak jauh bahwa sering orangtua yang mengerjakan tugas bahkan ulangan anak. “Apa yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun guru mengenai masalah ini? Bagaimana mengedukasi orangtua untuk semangati anak agar tetap mau belajar, mengerjakan tugas, dan ulangan sendiri?”

Sandy Nayoan menjawab, sebaiknya tetap harus ada kolaborasi antara orangtua dengan guru. Orangtua perlu mengkomunikasikan bila terjadi permasalahan terkait proses belajar-mengajar. Tinggal saling mengkomunikasikan saja antara guru, orangtua, dan tentunya sang anak mengenai metode yang tepat untuk mendukung anak dalam pembelajaran online.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]