Memiliki fungsi beragam telah menjadikan multi-purpose vehicle (MPV) sebagai kendaraan yang digemari masyarakat. Hasilnya, mobil ini mampu menguasai pangsa pasar sekaligus memberikan semangat membangun industri otomotif di Tanah Air.
Pertumbuhan MPV tak hanya dirasakan pada masa-masa sekarang. Kendaraan ini telah dinikmati sejak puluhan tahun silam, saat pada 1970-an pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pengembangan industri nasional melalui pengembangan alat angkut serbaguna.
Merespons kebijakan pemerintah tersebut, produsen otomotif berlomba menciptakan kendaraan sesuai karakter pasar otomotif nasional, termasuk kondisi geografis. Toyota menjadi satu merek yang turut ambil bagian menjawab tantangan menciptakan kendaraan serbaguna.
Kala itu, merek asal Jepang ini melahirkan generasi pertama Toyota Kijang dalam konsep basic utility vehicle (BUV) yang diluncurkan pada pertengahan 1977. Seiring perkembangan tuntutan konsumen, Toyota mengembangkan kendaraan ini tak hanya sebagai BUV, tetapi juga menjadi kendaraan serbaguna. Ini ditandai dengan hadirnya Toyota Kijang generasi ke-2 pada 1981.
Sejak saat itu, Toyota Kijang tak hanya dikenal sebagai kendaraan komersial tetapi juga kendaraan serbaguna. MPV ini pun terus menjadi salah satu kendaraan idaman keluarga-keluarga di Indonesia lantaran performa dan resale value yang tinggi, belum lagi ditambah layanan purnajual Toyota yang memuaskan.
Andalan ekspor
Toyota Kijang terus berkembang menjadi merek lokal terbaik di segmen MPV Indonesia. Bahkan, kendaraan ini berhasil menjadi salah satu andalan ekspor pada sektor otomotif untuk pasar global. Mobil ini menjadi model pertama Toyota yang memasuki pasar global pada 1987.
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto mengapresiasi masyarakat yang telah memilih Toyota Kijang sebagai teman beraktivitas. “Kami bersyukur, sejarah telah mencatat bahwa sejak awal, Kijang memang telah berhasil membuka segmen baru di pasar otomotif Indonesia, khususnya MPV. Terima kasih atas kepercayaan pasar Indonesia terhadap kehadiran Toyota Kijang yang juga telah mendorong pesatnya perkembangan segmen MPV di Indonesia hingga saat ini.”
Sejak pasar MPV berkembang pesat pada era 1990-an, segmen ini menjadi ceruk pasar paling dinamis. Tidak kurang dari 80 model MPV yang pernah dipasarkan di Indonesia, saat ini hanya 20 model yang bisa terus berlanjut, termasuk Toyota Kijang.
Kemampuan Toyota Kijang menghadapi pasar yang kian dinamis, tak lepas dari konsep pengembangan yang mengacu pada perkembangan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat. Ini merupakan karakter kuat Toyota Kijang yang membuat mobil ini tidak pernah bisa meninggalkan posisinya sebagai pemimpin pasar.
Keberhasilan tersebut telah membuat Toyota Kijang sebagai basis pengembangan model MPV Toyota lainnya seperti Toyota Avanza dan Toyota Calya, yang keduanya telah memiliki tempat di hati masyarakat.
Kijang diproduksi oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di pabrik Sunter, Jakarta, hingga 2004. Seiring meningkatnya konsumen serta dimulainya ekspor Kijang dalam jumlah besar, produksi dialihkan ke pabrik terintegrasi TMMIN, Karawang Plant 1 di Karawang Barat.
Kandungan lokal
Toyota Indonesia terus berupaya meningkatkan kandungan lokal Kijang dari generasi ke generasi. Kandungan lokal mobil yang di awal kemunculannya terkenal dengan julukan “Memang Tiada Duanya” ini bergerak dari 19 persen pada Kijang generasi pertama menjadi 30 persen pada generasi kedua.
Keseriusan meningkatkan kandungan lokal terus ditunjukkan dengan penambahan rasio kelokalan Kijang menjadi 40 persen pada generasi ketiga, lalu berturut- turut menjadi 53 persen dan 75 persen pada generasi keempat dan kelima, hingga generasi terkini di angka 85 persen.
Pengembangan Kijang dari generasi ke generasi menjadi cerminan perkembangan cita rasa serta sosial dan ekonomi masyarakat. “Metamorfosis Kijang dari bentuk yang sangat sederhana pada 1970-an menjadi kendaraan berkualitas global seperti sekarang ini menjadi cerminan bahwa kondisi sosial ekonomi serta kapabilitas industri di negeri tercinta ini meningkat pesat selama 40 tahun terakhir,” ujar Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.
Produksi mobil Toyota bertumpu pada Toyota Production System (TPS) yang memiliki dua pilar utama, “Just in Time” dan “Jidoka”. “Just In Time” adalah aktivitas penyediaan produk sesuai jenis yang diperlukan, pada saat diperlukan, dan jumlah yang diperlukan. “Jidoka” adalah berbagai aktivitas mencegah terjadinya ketidaknormalan sehingga kualitas produk tetap terjaga. [IKLAN/*/BYU]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 27 Agustus 2017