Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (PPDS KKLP) mungkin masih kurang dikenal di kalangan masyarakat umum. Banyak yang mengira bahwa dokter spesialis KKLP memiliki peran yang mirip dengan dokter umum. Padahal, dalam praktiknya, dokter spesialis KKLP mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan komprehensif bagi individu dan keluarga guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), saat ini, di Indonesia baru tersedia 46.200 dokter spesialis, masih kurang . Artinya, kebutuhan akan dokter spesialis KKLP masih sangat diperlukan dan diharapkan dapat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Lalu, apa sebenarnya spesialisasi KKLP dan apa saja perannya? Untuk memahami lebih lanjut tentang spesialisasi KKLP, Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai salah satu universitas swasta pertama yang menghadirkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) KKLP menyelenggarakan webinar bertajuk Mengenal Spesialis KKLP pada Sabtu, 15 Juli 2023. Webinar ini menghadirkan tiga dokter spesialis KKLP Indonesia, yaitu dr Marshell Timotius Handoko Sp KKLP selaku dosen Fakultas Kedokteran (FK) UPH, dr Indrawan Adhitomo MKes Sp KKLP, dan Dr dr Maria Selvester Thadeus M Biomed Sp KKLP, sebagai narasumber.
Apa itu program spesialis KKLP?
Spesialis KKLP bukanlah profesi baru di dunia kedokteran. Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Australia, dan bahkan di negara tetangga, seperti Malaysia dan Filipina, sudah memiliki program spesialisasi serupa yang dikenal dengan nama dokter keluarga (family doctor) atau general practice specialist.
Dokter spesialis KKLP merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer bagi pasien yang bertanggung jawab dalam memberikan pembinaan berkelanjutan (continuing care), memberikan diagnosis medis dan penanganannya, memberi dukungan, serta mengomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, serta pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku kepada .
Dr dr Maria Selvester Thadeus menjelaskan, “KKLP di Indonesia sudah berdiri sejak 40 hingga 50 tahun yang lalu dengan nama dokter layanan primer (DLP). Namun, pada tahun 2021, Kemenkes melakukan transformasi layanan primer yang menitikberatkan pada tindakan preventif, pencegahan, membangun infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).”
Ke depan, spesialisasi ini akan menjadi satu-satunya spesialis yang bekerja pada layanan primer. Layanan primer merupakan tingkat pertama (first contact) pelayanan kesehatan dari tenaga medis kepada pasien dan berfungsi sebagai fondasi sistem perawatan kesehatan yang komprehensif. Layanan primer adalah ujung tombak pelayanan kesehatan, sehingga keberadaannya harus diperkuat.
Apa saja yang dipelajari di PPDS KKLP?
Secara umum, spesialis KKLP mempelajari tidak hanya aspek biologi manusia dari lahir sampai meninggal, tetapi juga segala aspek bio-psiko-sosio-kultural-ekonomi yang memengaruhi seseorang. “Sebagai seorang dokter KKLP, kami tidak hanya melihat penyakit pasien, tetapi juga seluruh aspek kesehatan yang mempengaruhi individu, seperti keluarga, komunitas, lingkungan, hingga gaya hidup mereka,” jelas dr Indrawan Adhitomo.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa apa yang dipelajari dalam spesialisasi KKLP berbeda dengan apa yang dipelajari oleh dokter umum. Ilmu pengetahuan tersebut sangat membantu seorang dokter untuk memberikan pelayanan secara komprehensif dalam setting layanan primer. Durasi studi spesialisasi KKLP sendiri adalah 7 semester atau sekitar 3,5 tahun.
Apa yang membedakan dokter spesialis KKLP dengan dokter umum?
Dibandingkan dengan dokter umum, dokter spesialis KKLP memiliki lebih banyak keterampilan spesialis yang telah diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 65 tahun 2019.
Menurut dr Indrawan Adhitomo, setelah menjadi seorang spesialis KKLP, ia menemukan banyak hal yang acap kali terlewatkan oleh dokter umum. “Salah satu hal yang paling saya rasakan dari pendidikan KKLP ini adalah perubahan pola pikir. Saya belajar melihat pasien sebagai individu yang kompleks, tidak hanya sebagai pasien dengan penyakitnya atau hanya melihat pasien sebagai organ, tetapi juga memahami kompleksitas latar belakang dan sisi psikologisnya,” ujar dr Indrawan.
Berbeda dengan dokter umum, spesialis KKLP tidak hanya memberikan pelayanan terhadap penyakitnya saja, tetapi juga memperhatikan dan memanfaatkan peran keluarga pasien, komunitas, masyarakat, dan lingkungannya dalam kesembuhan pasien.
“Hasilnya tentu akan meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan kesembuhan. Selain itu, dari segi pembiayaan akan lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena kami melihat pasien dari segala aspeknya, misalnya saja ada pasien datang dengan keluhan batuk, lalu diberikan obat batuk. Seminggu kemudian datang lagi dengan keluhan demam, lalu diberikan lagi obat demam. Nah, ini yang membedakan secara biaya, menjadi tidak efisien karena harus bolak-balik pergi ke dokter untuk meminta obat. Sedangkan yang kami lakukan adalah melihat secara holistik, mencari akar penyebab batuk, dan memberikan obat untuk pencegahan agar tidak terjadi demam,” jelas dr Indrawan.
Berdasarkan pengalamannya, dr Indrawan sering menemui kasus pasien masih kurang paham dan tidak memiliki pengetahuan tentang tindakan pencegahan terhadap bahaya penyakit kronis. Sebagai contoh, salah satu pasiennya datang dengan keluhan sesak napas dan mengalami obesitas. Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dr Indrawan menyadari bahwa pasien tersebut kesulitan bernapas dan memiliki risiko terkena serangan jantung.
“Setelah kami telusuri lebih lanjut, ternyata satu keluarga juga mengalami obesitas. Ibunya memiliki mindset bahwa gemuk itu berarti sehat. Tentu saja pemahaman seperti itu salah besar dan setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap gaya hidupnya, apa yang sering dikonsumsi oleh keluarga tersebut, hingga melakukan rekam jantung, kami menyadari bahwa pasien ini tidak hanya mengalami sesak napas, tetapi juga berisiko terkena serangan jantung pada kemudian hari. Oleh karena itu, peran dokter KKLP sangat diperlukan dalam memberikan edukasi dan tindakan preventif,” ungkap dr Indrawan.
Menurut dr Indrawan, sebagai seorang dokter spesialis KKLP, diperlukan kesabaran, ketelitian, dan trik tertentu agar pasien dapat percaya dan terbuka. Dokter KKLP juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien sehingga informasi yang disampaikan menjadi jelas dan komprehensif.
Apa syarat pendaftar PPDS KKLP UPH?
Dokter umum yang bekerja di layanan primer seperti praktik mandiri, klinik, puskesmas, hingga dokter yang bekerja di rumah sakit, dapat mendaftar pada pendidikan spesialis KKLP di UPH. Beberapa persyaratan yang diperlukan meliputi sebagai berikut.
- Usia maksimal 40 tahun
- Lulus dokter min 1 tahun dan memiliki pengalaman kerja di Instansi Kesehatan (RS/puskesmas/ klinik) sejak diterbitkan SIP
- Memiliki surat persetujuan dari atasan (bagi yang sedang bekerja)
- Surat rekomendasi dari Pengurus Daerah – IDI: tidak melakukan malapraktik/pelanggaran kode etik
- Surat Tanda Registrasi (STR) min 6 bulan habis masa berlakunya
- SIP min 6 bulan habis masa berlakunya
- IPK ≥ 3.0 (Sarjana dan Profesi)
- TOEFL > 500
- Memiliki salah satu sertifikat ATLS/ACLS/PTC/NLS/BLS
- Asuransi kesehatan yang aktif dan dapat digunakan selama pendidikan (BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan)
- Surat keterangan berbadan dan jiwa sehat yang dinyatakan oleh puskesmas di wilayah tempat tinggal
- Hasil lulus UKMPPD
- Curriculum vitae: riwayat hidup dan riwayat pekerjaan
Bagaimana prospek karier dokter spesialis KKLP?
Lulusan spesialis KKLP memiliki beragam peluang karier, tidak terbatas pada layanan primer seperti praktik mandiri, klinik pratama, dan puskesmas, tetapi juga dapat bekerja di rumah sakit, misalnya dalam layanan medical checkup dan homecare.
Selain menjadi dokter pelayanan, spesialis KKLP memiliki kesempatan untuk menempati posisi manajerial, seperti kepala puskesmas, dinas kesehatan, dan sejenisnya. Hal ini karena PPDS KKLP juga diperkenalkan dengan prinsip-prinsip manajerial dan pengelolaan fasilitas kesehatan (faskes).
Spesialisasi ini juga tergabung dalam perhimpunan sedunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies, and Academic Associations of Family Doctors (WONCA), yang Indonesia menjadi anggotanya melalui The Indonesian Society of Teachers in Family Medicine (ISTFM) dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI). Para dokter spesialis KKLP dapat mengikuti dan aktif berpartisipasi dalam komunitas ini.
dr Marshell Timotius menambahkan bahwa sebagai dokter spesialis KKLP, penting untuk aktif terlibat dalam asosiasi. Ia sendiri terlibat aktif di WONCA dan pada tahun lalu juga berpartisipasi sebagai pembicara dalam konferensi Young Doctors Movement Asia Pacific of Region Conference – Build Your Future as Family Medicine Specialist. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan update tentang kondisi kesehatan global. Sebagai seorang dosen, wawasan ini juga dapat ia bagikan dan bermanfaat bagi para mahasiswa di Program KKLP UPH.
PPDS KKLP UPH merupakan upaya nyata untuk mewujudkan visi dan misi Fakultas Kedokteran (FK) UPH dalam berkontribusi untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang mampu memberikan layanan kesehatan secara holistis dan komprehensif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Para mahasiswa PPDS KKLP UPH akan dilatih untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dan sistem pelayanan KKLP, serta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat secara terpadu, dengan tetap memiliki karakter Ilahi berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Melalui Program KKLP, FK UPH berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional, mampu bersaing dengan lulusan luar negeri, serta memiliki landasan pendidikan berasaskan kearifan lokal, holistis, dan transformasional yang berkualitas dan terakreditasi.
Tentang Fakultas Kedokteran UPH
Fakultas Kedokteran UPH senantiasa memberi mahasiswa kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan mereka dengan pengalaman langsung, melalui kurikulum pembelajaran inovatif yang berbasis pemecahan masalah. Didukung dengan jaringan Medical Science Group (MSG) yang terdiri dari Rumah Sakit Siloam dan pusat penelitian swasta Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN); mahasiswa kedokteran UPH akan mendapatkan pengalaman studi lanjut yang komprehensif dan bernilai unggul. Percayakan studi lanjut Anda bersama UPH! Untuk informasi lebih lanjut hubungi Student Consultants di 0812-8535-2278 atau daftar di sini.