Kelompok radikal adalah kelompok yang memiliki paham atau aliran tertentu, serta berusaha melakukan perubahan dengan menempuh cara-cara kekerasan. Intinya, dapat dikatakan bahwa mereka menghalalkan segala cara. Ciri-ciri orang yang terpapar radikalisme dapat dilihat dari perilaku di mana individu tersebut cenderung tinggalkan sekolah, perkuliahan, atau pekerjaan, bersikap tertutup, serta kurang harmonis dengan keluarga dan kawan dekat. Di era digital ini, media sosial cenderung mudah digunakan untuk memaparkan paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu, sebagai pengguna media digital butuh membekali diri dengan literasi digital agar terhindar dari paparan tersebut.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 16 September 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Krisno Wibowo (Pemimpin Redaksi Media Online: Swarakampus.com), Muhamad Achadi (CEO Jaring Pasar Nusantara), Erwan Widyarto (Mekar Pribadi, Penulis & Jurnalis), Aidil Wicaksono (CEO Pena Enterprise), dan Astari Vern (Miss Tourism International & Content Creator) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Muhamad Achadi menyampaikan informasi penting bahwa “Pola rekrutmen terhadap kelompok-kelompok radikalisme dan terorisme adalah sebagai berikut; pendekatan, perekrutan, pembinaan, dan aksi jihad. Modus perekrutannya seperti menyampaikan dan menyusupkan misinya dengan memanfaatkan channel media sosial serta grup media sosial, seperti channel tentang tanya-jawab soal agama, tata cara beribadah, pendidikan, bisnis, dan hobi. Mereka cenderung menciptakan narasi yang mempertentangkan antara agama dan negara. Tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan menolak dengan tegas ketika ada tawaran masuk ke grup media sosial atau channel eksklusif yang berisi indoktrinasi dan memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus tetap kritis dalam bermedia sosial, agar terhindar dari indoktrinasi dan sugesti yang biasanya menjadi awal pintu masuk perekrutan.”

Astari Vern selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa di media sosial ketika ia mendapatkan komentar yang tidak baik, biasanya dihapus saja. Bahkan ia mengatakan bahwa dari hate comment yang ia dapatkan, ia bisa memunculkan prestasi-prestasinya. Dari pengertiannya, ia memahami bahwa radikalisme itu sekelompok orang yang menginginkan perubahan dalam bentuk kekerasan. Untuk dapat terhindar darinya, hal yang pertama adalah harus edukasi diri sendiri dulu, lalu bisa memfilter informasi yang ada di media sosial, memilah dan memilih konten dan informasi yang ada, serta gunakan media sosial untuk yang bermanfaat saja. Kalau bermain media sosial, ia ingatkan untuk jangan menyebar informasi pribadi, menyebar nomor HP, atau alamat rumah. Jangan juga menghina, selalu gunakan bahasa yang sopan, jangan melihat dan menyebarkan konten-konten kekerasan, serta selalu validasi dan cek data; apakah informasi yang kita temukan adalah hoaks atau tidak.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Siti menyampaikan pertanyaan “Peran orang tua sangat penting untuk mengedukasi anaknya terkait teknologi. Bagaimana cara yang baik dan tepat bagi orang tua untuk membimbing anak yang sedang belajar penggunaan teknologi?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Krisno Wibowo, bahwa “Anak-anak perlu bertanya kepada orang tua jika ada konten-konten yang aneh-aneh, dan perlu diskusi bersama orang tua. Di sisi lain, orang tua perlu menyeleksi konten dan informasi yang diakses oleh anak-anak; jangan sampai mereka mudah terpapar kepada yang tidak seharusnya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.