Aktivitas bisnis yang bisa bertahan di tengah gempuran krisis negeri ini adalah bisnis di tingkat mikro, kecil dan menengah atau yang disebut usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ketahanan UMKM tidak diragukan lagi karena UMKM inilah yang masih bisa beroperasi dalam menyediakan barang dan jasa untuk memperolah keuntungan dan kebertahanan bisnis. Saat ini, keberagaman barang yang diproduksi atau dijual semakin banyak dan bervariasi. Terlebih dengan banyaknya pelatihan dan pengetahuan yang didapatkan dari pemerintah dan lembaga lain, serta banyaknya informasi yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah (bahkan gratis) tentang bagaimana meningkatkan kapasitas UMKM, terutama dalam mengembangkan produk dan jasa yang ditawarkan. Diversifikasi produk yang telah dikembangkan UMKM sedemikian rupa sehingga geliat UMKM semakin jelas dan berkembang dengan cepat.
Di sisi lain, masih terdapat kendala pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam UMKM, yaitu masih terbatasnya kapasitas usaha di bidang pengelolaan keuangan dan akuntansi. Pada umumnya, pelaku UMKM masih menerapkan praktik keuangan dan akuntansi yang sangat sederhana. Bahkan, banyak yang belum menerapkan pembukuan sederhana. Tentu saja hal ini, dalam jangka panjang akan menjadi masalah dalam laporan keuangan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Pengelolaan dana yang baik merupakan faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang memengaruhi UMKM, persoalan-persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan mengelola dana. Akuntansi adalah proses mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi keuangan. Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana UMKM.
Akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Terkait dengan pelaksanaan akuntansi, tentu harus didasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi yang digunakan untuk operasi UMKM adalah standar Entitas Akuntansi Tanpa Pertanggungjawaban (ETAP). Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya, Laporan Perubahan Ekuitas. Akuntansi juga yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk menata dan mengelola dana pada UMKM. UMKM sebagai penopang perekonomian bangsa sampai saat ini masih banyak yang belum menerapkan akuntansi dalam menjalankan usahanya.
Jelaslah urgensi implementasi akuntansi bagi UMKM, selain untuk menyajikan laporan keuangan bagi operasi bisnisnya, dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan agar lebih efektif dan efisien. Selain itu, laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi dapat menjadikan UMKM bankable dalam pemerolehan pembiayaan modal dan keuangan dari lembaga keuangan terutama lembaga keuangan bank. (Sri Fadilah, Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung)
Menghasilkan lulusan berakhlakul karimah dan kompeten. Situs web: https://www.unisba.ac.id