Ketika memasuki era digital, secara otomatis manusia telah menjadi warga digital. Terkait hal itu, menjadi warga digital yang baik sangat erat kaitannya dalam menjaga keamanan dan keharmonisan ekosistem digital.
Salah satu caranya dengan menerapkan cara komunikasi yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip perhatian dalam berhubungan dengan sesame. Tidak menghakimi, penuh belas kasih, empati, dan simpati.
Mengapa demikian? Kita harus ingat bahwa walau berhadapan dengan layar elektronik, kita berinteraksi dengan sesama manusia yang juga berperasaan, sehingga sebaiknya memperhatikan apa yang kita ucapkan dan lakukan di media digital.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Webinar yang digelar pada Senin, 22 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Rhesa Radyan Pranastiko (Pena Enterprise), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM, Praktisi Keuangan dan IAPA), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa (Digital Designer dan Photographer), dan Arya Purnama (Putra Pariwisata Nusantara 2018) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Rhesa Radyan Pranastiko menyampaikan bahwa dampak rendahnya pemahaman nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di dunia digital adalah pengguna menjadi tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, atau provokasi yang mengarah kepada perpecahan di ruang digital.
Di samping itu, mereka juga tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital. Untuk menghindari hal tersebut, kita bisa lebih berhati-hati dalam membagikan posting-an di dunia maya, karena semua hal yang diunggah di platform media sosial atau internet sangat mungkin untuk di repost oleh orang lain.
“Juga, pikirkan terlebih dulu saat ingin membagikan gambar atau informasi ke media sosial, jangan sebarkan hoaks atau informasi tidak benar. Ingat, di balik akun media sosial ataupum game online terdapat seorang manusia yang juga berperasaan,” jelasnya.
Arya Purnama selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa media sosial membantu kita membangun personal branding. Namun, semua itu kembali kepada diri kita sendiri apakah mau membangun personal branding yang baik atau tidak.
Kita harus memilih mana yang baik dan mana yang tidak. Selain itu, sesama generasi muda harus saling mengedukasi lagi karena banyak orang yang tidak mau dikritik atau diedukasi dengan orang lain. Tunjukkan etika yang baik tentang diri kita sendiri di media sosial, sehingga memperlihatkan bahwa kita berhak memiliki predikat sebagai netizen yang sopan.
Ingat, kita tidak harus menunggu terkenal atau memiliki follower yang banyak untuk dapat membawa pengaruh baik. Bisa mulai dari diri kita sendiri dan inner circle kita.
Salah satu peserta bernama Fikri Pradan menyampaikan, saat ini banyak anak muda yang menggunakan media sosialnya untuk hal yang positif dan ada juga untuk hal negatif. Ada yang menggunakan media sosial untuk merundingkan orang lain maupun memfitnah serta menyerang orang lain di belakang lewat media sosial yang anonymous.
“Solusi apa yang dapat meminimalisasi agar orang tidak merundingkan dan menyerang orang lain lewat media sosial yang anonymous? Mengingat hal ini juga bisa berdampak terhadap mental atau psikologis seseorang yang menjadi korban?” tanyanya.
Pertanyaan tersebut dijawab Eva Yayu Rahayu. Pada dasarnya ketika kita di dunia digital, pahami segala bentuk percakapan, tulisan komentar, atau apapun yang kita lakukan akan menimbulkan rekam jejak dan dapat diketahui banyak orang.
“Apa yang sudah tertuang di situ merupakan cermin diri kita. Lalu hal yang kedua, ingat keberadaan orang lain bahwa kita tidak sendiri. Kita harus taat terhadap standar perilaku di dunia online, seperti berpikir terlebih dulu sebelum berkomentar dan hormati privasi orang lain,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]