Di balik kesuksesan kampung tangguh yang saat ini menjadi percontohan Jawa Timur, ada sosok yang menginisiasi pendiriannya. Dia adalah Mangku Purnomo SP MSi PhD, anggota Tim Satgas Covid-19 UB.
Awalnya Mangku yang didapuk meracik hand sanitizer untuk Universitas Brawijaya (UB) itu merasa prihatin dengan merebaknya virus korona dan permasalahannya yang ikut meluas.
Pandemi Covid-19 yang sulit diprediksi kapan berakhir itu membuat pemerintah dan aparat memiliki keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Hal inilah yang melatarbelakangi bahwa harus ada upaya gotong royong hingga level kampung atau grass root.
“Atas dasar itulah saya dan Kol (Inf) Zainuddin Komandan Korem 083 Baladika Jaya membuat kerangka konseptual dibantu oleh para ahli UB bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ekonomi, politik juga hukum, dan pertahanan keamanan,” kata pria yang saat ini menjabat Wakil Dekan II FP UB tersebut.
Setelah konsep jadi lalu diujicobakan ke beberapa wilayah, seperti kampung lingkar kampus dan Kampung Cempluk.
“Di Cempluk itu dihadiri Danrem, Bupati Malang, Dandim dan Kapolres. Setelah simulasi, disusunlah buku manual PSBB kampung tangguh,” kata laki-laki 43 tahun tersebut.
Kampung Tangguh memiliki tujuh kriteria ketangguhan, yaitu tangguh logistik, tangguh sumber daya manusia (SDM), tangguh informasi, tangguh kesehatan, tangguh keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, dan tangguh psikologis.
Saat ini ada 100 kampung (RW) mendapat pelatihan bagaimana menangani dan mengatasi dampak penyebaran Covid-19. Program tersebut telah tersebar di kota dan kabupaten se-Jawa Timur, bahkan beberapa kampung di luar Jawa.
Dalam proses penyempurnaan Kampung Tangguh, untuk memperkuat konsep, SOP-SOP yang ada diujikan di Kota Malang setelah sebelumnya di Kabupaten Malang yakni Kampung Putih Klojen dan Kampung Narubuk, Sukun.
“Sambil uji coba itu, Satgas UB dan Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) menginstal kampung-kampung tangguh di Kota Malang hingga 60 kampung tangguh. Setelah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kunjungan di Narubuk dan akhirnya menjadi program Malang Raya dan Jawa Timur,” tambah Mangku.
Meskipun saat ini, Kampung Tangguh menjadi percontohan Jawa Timur Mangku Purnomo dan Satgas Covid UB terus bergerak mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat dalam mengatasi dan melawan Covid-19.
Dia dan Tim Satgas Covid UB mengedukasi warga kampung lingkar UB tentang pemulasaran jenazah pasien terinfeksi corona di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Karena keberhasilannya, warga kampung lain mengikuti program Kampung Tangguh dalam melawan Covid-19.
Saat ini, program Kampung Tangguh Malang Raya diadopsi oleh Gubernur Jawa Timur untuk diterapkan di seluruh kampung (RW) di Jawa Timur. Bahkan, Gubernur beberapa kali hadir di Malang meresmikan Kampung Tangguh, antara lain di Sukun (Kampung Narubuk) dan Kampung Tangguh di Singosari, Kabupaten Malang. Hadirnya Kampung Tangguh di Malang Raya dan di Jawa Timur, diharapkan dapat mengatasi dampak yang diakibatkan Covid-19. [AYA]