Pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan terhadap aktivitas manusia, termasuk rutinitas yang dilakukan di lingkungan keluarga. Pandemi memaksa guru dan murid untuk tetap bekerja dan belajar dari rumah.

Terkait itu, kecakapan digital harus dimiliki oleh orang tua dalam hal penggunaan perangkat digital, serta aplikasi komunikasi dan jaringan untuk mengakses dan mengelola informasi. Selain berdampak pada relasi guru dan murid selama belajar dari rumah, keadaan sekarang juga menuntut pentingnya optimalisasi peran orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi: Tips dan Trik Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Senin (9/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Muhammad Yusro Khazim (Departemen Perkaderan MN KAHMI & Founder Embun Learning & Development Center), Vitri Tundjungsari (Mekar Pribadi, Praktisi Pendidikan dan Dosen), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM & Praktisi Keuangan IAPA), Meidine Primalia (Kaizen Room), dan Aditya Suryo (Entertainer dan Musisi) selaku narasumber.

Online learning

Dalam pemaparannya, Eva Yayu Rahayu menyampaikan, “Salah satu contoh perubahan budaya akibat teknologi adalah terjadinya online learning, yaitu sekolah menerapkan aturan belajar di rumah akibat pandemi. Hal ini efektif meminimalisasi potensi penyebaran virus Covid-19, tetapi guru harus bekerja ekstra proaktif dan kreatif agar kelas online sama efektifnya dengan tatap muka.”

Eva memaparkan, orang tua juga harus memantau anak belajar di rumah. Saat terjadi kegiatan belajar online, seringkali komunikasi terkesan satu arah sehingga siswa sulit berkonsultasi, dan tantangan akan muncul jika online learning diterapkan di daerah tanpa teknologi dan internet yang memadai.

“Oleh karena itu, penting bagi seluruh pihak untuk terapkan literasi budaya digital, yaitu kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari budaya itu sendiri, yang kini banyak dipengaruhi dan bahkan tergantung pada dunia digital,” ujarnya.

Aditya Suryo selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, dunia digital memiliki sisi positif, seperti kita dapat mengetahui informasi dan berita dengan lebih cepat, endorsement melalui media sosial juga salah satunya, dan juga bahwa belanja online bisa tidak harus ke toko. Kita bisa melakukan apapun dari rumah. Sisi negatifnya bisa dilihat dari banyaknya berita hoaks atau penipuan, pesan WhatsApp tidak valid tapi di-share sebelum disaring.

Baginya hal seperti itu sangat berbahaya dalam menyebarkan hoaks. Kondisi saat ini, ia mempunyai anak TK dan merasa cukup pusing karena anaknya tidak bisa lama di depan laptop. Pasti ia akan jenuh dan rewel, sehingga sebagai orang tua harus ekstra sabar dan pintar menjaga mood anak untuk terus senang mengikuti sekolah. Otomatis baginya literasi digital baik sekali untuk orang tua dan adik-adik untuk mengetahui batasan bermain media sosial, terutama bahwa harus lebih aware lagi dengan orang yang baru kenal, agar terhindar penipuan, dan mengetahui bahwa data diri juga gampang dicuri.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Cicip Zemi P. menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana langkah dan solusi yang tepat dalam menghadapi kesadaran orang tua dalam mendampingi anak untuk konsentrasi belajar, dan bagaimana cara mengedukasi yang baik kepada orang tua agar bisa menerapkan sistem cakap digital ini?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Muhammad Yusro Khazim. “Untuk membantu anak dalam konsentrasi belajar yang harus dipahami adalah cara menanamkan pemahaman terhadap anak. Saat ini kita semua dalam kondisi tidak normal atau dalam kondisi adaptasi baru yaitu new normal, sehingga mengharuskan kita untuk belajar di rumah. Baiknya kita terapkan kondisi belaja-mengajar yang sama seperti di sekolah. Semua tempat adalah tempat belajar; di manapun harus belajar dengan sungguh-sungguh.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.