Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) melepas ratusan petugas pemeriksa hewan dan daging kurban di rangkaian Idul Adha 1443 H, tahun 2022.

Pelepasan secara simbolis dilakukan Rektor UB Prof Widodo SSi MSi PhD MedSc diwakili Wakil Rektor V bidang research dan inovasi Dr Ir Bambang Susilo MSc Agr di lobi lantai 1 Gedung B Fakultas Kedokteran Hewan UB Kampus II Puncak Dieng Eklusif, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (1/7/2022).

“Kecenderungan masyarakat untuk berkurban, semakin tinggi. Oleh karena itu, ini sebagai tugas mulia. Tidak hanya pengabdian masyarakat, tetapi juga ritual. Kita lepas petugas untuk berkontribusi dengan ikhlas. Semoga membawa manfaat bagi kita dan masyarakat,” terang Wakil Rektor V Bambang Susilo.

Dekan FKH UB drh Dyah Ayu Oktavianie AP M Biotech menerangkan, para petugas pemeriksaan hewan daging dan kurban tersebut untuk memastikan daging kurban Aman Sehat Utuh Halal (ASUH).

“Hari ini, kami melepas ratusan petugas pemeriksa hewan dan daging kurban. Sejak hewan kurban sebelum disembelih masih hidup (autemmortem) dan sesudah disembelih (postmorten) sehingga bisa mewujudkan daging kurban yang aman sehat utuh dan halal. Ini juga sebuah media pembelajaran yang baik, bagi para petugas yang kami turunkan ke lapangan,” terangnya.

Selanjutnya, para petugas pemeriksa hewan kurban itu, akan menuju ke beberapa lokasi yang telah ditentukan. Mulai dari lokasi penjualan hewan kurban, masjid, intansi, pondok pesantren, Baznas serta beberapa kelompok masyarakat yang sudah mengajukan, seperti daerah Mojokerto.

“Ini salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Bentuk kontribusi, panggilan, dan tanggung jawab profesi. Tahun ini memang lebih berat karena berada dalam suasana wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Oleh karena itu, harus lebih teliti daripada sebelum ada PMK. Semua yang keluar dari hewan, memungkinkan bisa menjadi media penularan,” lanjutnya.

Baca juga:

Kali ini, lanjut Dekan FKH, pihaknya menyiapkan 4 angkatan, yakni 2018-2021 sekitar 650 orang, mahasiwa profesi PPDH atau koas 300 orang, dosen pendamping sekitar 45 orang, serta dari alumni sehingga total tenaga pemeriksa hewan dan daging kurban, sekitar 945 orang, bahkan lebih.

Tidak saja untuk masyarakat Malang Raya, tetapi juga luar daerah yang mengajukan untuk pendampingan. Termasuk juga masyarakat yang melaksanakan kurban secara mandiri.

Disinggung jika ada temuan PMK saat pemeriksaan di lapangan, drh Dyah Ayu menjelaskan, hal itu akan didata dan dilaporkan kepada dinas terkait karena pihak tersebut yang berwenang untuk mengambil langkah dan kebijakan.

“Jika ada temuan, kami mendata. Selanjutnya, kami laporkan ke dinas terkait yang mempunyai kewenangan. Kami rekap, dilaporkan lewat sistem pelaporan kesehatan hewan nasional (isihnas) namanya,” pungkasnya.

Dalam pelepasan itu, hadir juga PPDHI Jatim II, perwakilan Dispangtan Hewan Kota dan Kabupaten Malang, perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, perwakilan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Batu, sivitas akademika FKH UB, serta mahasiwa FKH.

Sementara itu, dari PPDHI Jatim II, dokter Anton menjelaskan, pengalaman lansung di lapangan akan sangat berarti.

“Ini menjadi pengalaman penting karena dengan praktik langsung di lapangan. Selain itu, panggilan profesi yang harus dilakukan dengan baik dan ikhlas,” katanya. [AYA]