Komitmen Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan keselamatan perkeretaapian dibuktikan dengan pengoperasian Flyover Ciroyom oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung (BTP Bandung), Oktober kemarin.

“Pengoperasian Flyover Ciroyom ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami demi menekan angka kecelakaan pada perlintasan sebidang serta untuk mengurai kemacetan pada perlintasan di Jalan Arjuna,”ujar Endang Setiawan, Kepala BTP Bandung, di Bandung.

Lebih lanjut Endang menyampaikan jika sebelum dioperasikannya Flyover Ciroyom, kemacetan seringkali terjadi terutama saat kereta api melintas serta adanya aktivitas pasar pada area tersebut menjadikan perlintasan pada JPL 157 sangat padat. Semakin banyaknya frekuensi kereta api yang melintas juga menjadi salah satu alasan dibangunnya Flyover Ciroyom.

”Pasca 1 bulan dioperasikannya Flyover Ciroyom kepadatan pada perlintasan dapat teratasi karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu kereta melintas serta dengan 2 lajur pada flyover membuat arus pengendara menjadi lebih lancar,”tambah Endang.

Endang menjelaskan, sebelum menangani perlintasan sebidang perlu dilakukan koordinasi dengan stakeholder terkait serta melihat apakah terdapat jalan alternatif bagi masyarakat untuk melintas jika perlintasan sebidang tersebut ditutup.

Selain itu, DJKA melalui BTP Bandung telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum ditutupnya perlintasan JPL 157 baik itu secara konvensional maupun melalui media sosial. 

“Tidak hanya pada JPL 157 Ciroyom, pada tahun 2024 ini upaya DJKA untuk meningkatkan keselamatan perkeretaapian ditunjukkan dengan berkolaborasi bersama PT KAI (Persero) dan Pemerintah Daerah setempat melakukan penanganan perlintasan sebidang dengan menutup 26 titik perlintasan di wilayah kerja BTP Bandung,” jelas Endang.

Endang menyampaikan jika 26 perlintasan sebidang yang ditutup tersebut berjumlah 3 perlintasan di Daop 1 Jakarta, 16 perlintasan di Daop 2 Bandung serta 7 perlintasan di Daop 3 Cirebon.

”Terkait Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Ciroyom, program pekerjaannya telah masuk ke dalam DIPA BTP Bandung tahun 2025 dan proses pelaksanaan  pembangunan serta pengoperasiannya ditargetkan akan dilaksanakan pada tahun 2025,” ujar Endang

Endang menambahkan jika pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian JPO ini membutuhkan pentahapan prosedur dan proses waktu yang harus dilalui sehingga Endang memohon dukungan dari seluruh masyarakat, terutama yang aktivitas kesehariannya menggunakan flyover.

“Upaya-upaya peningkatan keselamatan perkeretaapian terutama pada perlintasan sebidang terus kami lakukan, namun kami berharap bahwa kesadaran akan budaya berkeselamatan, terutama di  perlintasan sebidang sudah tumbuh dalam diri masyarakat yang sesuai dengan kampanye keselamatan DJKA yaitu Berteman (Berhenti, Tengok Kiri-Kanan, Aman, Jalan) sebelum melintas,” tutup Endang.