Keterkaitan antara kepuasan penggunaan internet dengan literasi digital idealnya dapat seimbang, sehingga pemanfaatan teknologi dapat berjalan sesuai dengan kesadaran masyarakat dalam mempergunakan teknologi tersebut. Tujuan literasi digital adalah memberi kita kontrol yang lebih besar atas interpretasi, karena semua pesan media merupakan hasil konstruksi. Dunia kini tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan otomatisasi dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Agar dapat mempersiapkan diri terhadap perubahan ini, kita sebagai manusia dan pengguna media digital harus pandai dan jeli memanfaatkan teknologi digital untuk menangkap peluang usaha baru.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Hidup Pintar di Tengah Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat, 10 September 2021, pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Ali Elanshory (Account Executive MNC Group), Anang Dwi Santoso, SIP, MPA (Dosen Universitas Sriwijaya & IAPA), Dr Bevaola Kusumasari, MSi (Dosen Fisipol UGM & IAPA), Anang Masduki, MA, PhD (Cand) (Dosen Ilmu Komunikasi UAD), dan Adit Suryo (Musisi & Aktor) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Ali Elanshory menyampaikan informasi penting bahwa “Pengembangan masyarakat agar berdaya dan mencapai potensi terbaiknya salah satunya adalah dengan memanfaatkan fasilitas & optimalisasi aktivitas ekonomi dan bisnis yang berbasis teknologi digital. Hal yang harus dilakukan untuk menghadapi revolusi 4.0 adalah membekali generasi muda dengan critical thinking. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan kita membedakan informasi mana saja yang termasuk kebenaran atau kebohongan, fiksi dan nonfiksi, fakta atau opini. Kita perlu mengasah keterampilan komunikasi agar lebih mudah mengutarakan pemikiran, pengetahuan, dan informasi yang kamu miliki kepada orang lain. Dengan kreativitas, kita akan dapat menciptakan ide dan inovasi yang dibutuhkan banyak orang. Dengan mengasah keterampilan kolaborasi, kita akan menjadi pribadi yang mudah bekerja sama dengan berbagai organisasi, baik tim sendiri atau tim dari divisi lain saat kerja nanti.”
Adit Suryo selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa terkait karya-karyanya, ia lebih banyak mem-posting hal yang mengandung edukasi. Menurutnya kita harus lebih peka dan sadar terhadap pendapat orang lain dan selalu mendahulukan toleransi, karena semakin pintar teknologi, literasi digital para penggunanya juga harus semakin maju. Terutama di masa pandemi ini, kita harus lebih aware dengan dunia digital. “Ketikanmu harimaumu”, jadi selalu ingat untuk tetap dahulukan saling menghargai pendapat orang lain dan terapkan toleransi di ranah digital.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nabila Athaya menyampaikan pertanyaan “Di usia berapa sebaiknya orang tua memberikan fasilitas digital kepada anak dan apa saja sosial media yang sebaiknya digunakan di usia yang masih tergolong muda atau bahkan dini?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ali Elanshory, bahwa “Kalau fasilitas memakai digital, usia 18 tahun ke atas seharusnya baru bisa untuk anak. Namun karena sekarang semua serba online, terpaksa anak harus mulai mendekatkan diri dan memahami penggunaan media digital secara baik, terutama di masa pandemi ini. Pastinya tetap harus ada pendampingan orang tua saat mereka menggunakan media digital.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.