Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan; keberagaman budaya ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berbudaya. Namun budaya ini tidak seiring dengan etika kita di ruang digital, sehingga netizen kita dianggap sebagai salah satu yang kurang sopan. Salah satu penyebab utamanya adalah maraknya penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi.
Untuk melawannya, kita harus sama-sama menyadari pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diterapkan di ruang digital; semua nilai-nilai luhur bangsa kita yang ada di Pancasila mengajarkan kita untuk menghargai orang lain. Bila apa yang kita lakukan di media digital itu positif dan bermanfaat, selaras dengan nilai Pancasila, kita akan menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang ramah, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Puji F. Susanti (Founder Rempah Karsa), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Dr. Dwiyanto Indiahono (Dosen Kebijakan Publik Universitas Jenderal Soedirman), Dr. Andrey Ferriyan, S.T., M.Cs. (Direktur IT ATSOFT Teknologi), dan Sherrin Tharia (Musisi) selaku narasumber.
Budaya digital
Dalam pemaparannya, Dr. Dwiyanto Indiahono menyampaikan, “Budaya digital menjadi suatu cara hidup yang baik dilestarikan dan diwariskan pada konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun beberapa cara untuk membangun budaya digital, seperti berkumpullah dengan komunitas yang baik, saring informasi, check konten yang mencurigakan, selalu tenangkan diri dan berpikir jernih dalam membuat konten, dan buatlah atau posting konten valid dan bermanfaat serta sampaikan secara santun. Penting untuk memiliki budaya digital dan juga menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam bermedia digital, karena akan membantu membangun citra positif tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga sebagai warganet Indonesia.”
Sherrin Tharia selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, kalau ingin menjadi content creator atau ingin terjun di dunia entertainment, kita harus mampu melihat dari segala sudut pandang bukan hanya sekadar mudah dalam hal mendapatkan uang. Di balik semua itu tetap dibutuhkan kerja keras juga. Ia sangat berhadap mudah-mudahan ke depannya, dengan semakin terasa dampaknya digitalisasi yang semakin maju ini, semakin banyak orang-orang yang merasa butuhnya kecakapan dan kebijakan dalam bermedia digital.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nur Ermawati menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara meyakinkan para pengguna digital dalam bermedia sosial yang sering menyebar hoaks bahwa etika digital itu penting, agar mereka berhenti untuk menyebarkan hoaks yang merugikan?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Mikhail Gorbachev Dom, “Susah kalau orang yang kita kenal tapi salah etika; makanya harus dengan cara yang benar menegurnya. Kalau di Facebook tinggal dilaporkan saja dan mereka akan menutup akunnya. Namun memang penting dijaga supaya hoaks itu tidak terus menyebar; harus gotong-royong dengan cara kalau ada satu orang yang berbuat salah, langsung dilaporkan tanpa ragu–ragu. Sebenarnya semakin kita kenal dengan orangnya, kita akan semakin dikenal dan dihormati karena menegur demi kebaikannya sendiri.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.