China Daily dan Asia News Network mengadakan pameran fotografi bertema “Changing Asia — Working Together for a Shared Future”. Pameran dibuka di Jakarta pada Rabu (18/10/2023).

Hadir dalam pembukaan antara lain Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Daniel Johan; Diplomat Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia Zhou Kan; Penasihat Pers dan Diplomasi Publik, Misi Republik Rakyat Tiongkok untuk ASEAN Geng Hailing; Wakil Kepala Redaksi Grup China Daily, Penerbit dan Kepala Redaksi China Daily Asia Pacific Zhou Li; Redaktur Pelaksana Jakarta Post Tama Salim; CEO Kumparan Hugo Diba; dan CEO RVi Group Argus Ang.

Turut hadir adalah duta besar dan pejabat dari Indonesia, serta perwakilan media, perwakilan perusahaan lokal, profesional, mahasiswa universitas, dan fotografer amatir.

Pameran yang bertujuan memberikan perjalanan melalui visual tentang hati dan jiwa dari Asia yang menampilkan
keberagaman budaya, warisan, dan aspirasi yang mendefinisikan Asia ini berlangsung dari 18 – 22 Oktober. Pameran menarik banyak perhatian fotografer profesional dari 36 negara dan berbagai wilayah di Asia. Sebanyak 1.200 gambar telah dikirimkan, yang diambil dalam tiga tahun terakhir.

Pameran lalu memilih sebanyak 111 foto dari Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, daratan Tiongkok, Georgia, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Irak, Israel, Jepang, Kirgizstan, Laos, Malaysia, Maladewa, Nepal, Palestina, Filipina, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Türkiye, Uzbekistan, dan Vietnam.

Foto-foto ini menangkap ketangguhan, adaptabilitas, dan semangat tak terkalahkan dari orang-orang di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat.

foto
Foto di atas berjudul “Alternative ways to board a train”, salah satu yang dipamerkan ini diambil oleh Deba Prasad Roy. Para peziarah menaiki kereta api untuk pulang setelah menghadiri pertemuan Bishwa Ijtema di tepi Sungai Turag, Bangladesh. Ini adalah pertemuan Muslin terbesar kedua di dunia dengan sekitar lima juta peserta yang berasal dari 150 negara untuk memberikan penghormatan mereka. Kereta api diesel yang membawa para peziarah untuk pulang itu seringkali penuh sesak, dengan penumpang yang menempel di bagian atap dan samping kereta.