Berbicara tentang HaKI, memang kini dengan kemajuan teknologi dan sistem market yang kita anut, sebenarnya HaKI ini memilii peran penting. Dengan HaKI kita akan bisa memastikan bahwa persaingan itu bisa berlangsung dengan baik dalam dunia bisnis. Tanpa adanya penjamin terhadap Haki, maka persaingan itu tidak akan maksimal; orang tidak akan bisa mendapatkan insentif yang maksimal tanpa adanya HaKI tersebut karena setiap inovasi tidak mendapatkan penghargaan yang layak akibat pembajakan yang dilakukan oleh pihak lain. Oleh karena itu, penting memahami cara HaKI bekerja, terutama dalam dunia digital di mana semua informasi tersedia dan dapat diakses secara bebas.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Posting Konten? Hargai Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)”. Webinar yang digelar pada Rabu, 3 November 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Septa Dinata, AS, MSi (Peneliti Paramadina Public Policy Institute), Dr Arfian, MSi (Dosen Universitas Azzahra Jakarta & Konsultan SDM), Sopril Amir (Tempo Institute), Dr Rita Gani, MSi (Mafindo, Fikom Unisba & Japelidi), dan Jonathan Jorenzo (Content Creator & Entrepreneur) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Dr Arfian, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Dengan menghargai hak kekayaan intelektual orang lain dalam membuat sebuah konten di platform digital itu berarti sama dengan kita memiliki etika di dunia digital. Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki etika digital, berarti kita menghargai hak-hak orang lain atau toleransi, maka bawalah etika dunia nyata ke dunia maya tersebut. Etika yang harus diperhatikan dalam dunia siber adalah menghargai orang lain di dunia siber, berbagi postingan yang mencerminkan kepribadian diri, tidak mengunduh konten bajakan di internet, tidak boleh plagiat, menghargai privasi diri dan orang lain, dan selalu berpikir kritis.”

Jonathan Jorenzo selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa menurutnya apapun yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam dunia digital dan media sosial, setiap keputusan yang kita ambil pasti ada yang namanya positif dan negatif. Dengan kemajuan teknologi dan platform media sosial yang semakin banyak disalurkan untuk kita semua, muncullah dampak positif dan negatif. Positifnya adalah seperti dapat mengikuti webinar Literasi Digital agar kita sebagai pengguna semakin cakap digital, makin cerdas dalam menggunakan sosial media, dipermudah dalam memesan apapun, mau mencari apapun, serta berkomunikasi. Untuk dampak negatifnya tentu ada informasi hoax yang memang sering tersebar kemana-mana, lalu juga ada penipuan online, penipuan bisnis, serta pencurian kode OTP.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Sri Hartini menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara memberi efek jera pada pelaku plagiat dalam bentuk karya ilmiah, melihat banyak sekali orang yang copy-paste dalam pembuatan karya ilmiah seperti jurnal, buku, dan skripsi? Kecakapan apa yang perlu dimiliki untuk menghalau terjadinya plagiat dari karya kita?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Septa Dinata, AS, MSi, bahwa “Untuk menghindari plagiarisme itu bisa dimulai mengatasinya dengan cara menulis ulang dengan kalimat kita sendiri agar terhindar dari plagiarisme. Step pertama memang biasanya disebut imitating (meniru) kemudian modifying (memodifikasi); kedua hal tersebut perlu dibiasakan terus, maka kita akan mempunyai kemampuan sendiri dalam menemukan karakteristik ataupun penulisan kita sendiri.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.