Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tetap Fresh dan Anti Stress saat Belajar Online dari Rumah”. Webinar yang digelar pada Kamis (26/8/2021) di Kabupaten Lebak, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Novi Widyaningrum, SIP.MA – Researcher, Center for Population & Policy Studies UGM, Santi Indra Astuti, S.Sos, M.Si – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Denisa N. Salsabila – Kaizen Room dan Eka Y. Saputra – Web Developer & Konsultan Teknologi Informasi.

Kecanduan

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Novi Widyaningrum membuka webinar dengan mengatakan, ada potensi kecanduan yang ditimbulkan dalam menggunakan media digital.

“Kecanduan tersebut biasanya berupa cybersexual addiction, cyber relationship addiction, net impulsion, information overload, dan computer addiction,” katanya. Menurutnya, ada beberapa cara mengatasi kecanduan tersebut.

Bisa dilakukan dengan cara log out media sosial, atur notifikasi, lakukan rutinitas di luar rumah, gunakan jam tangan, bermain media sosial hingga cukup usia, bermedia sosial untuk hal-hal produktif, batasi jumlah waktu yang digunakan pada media sosial dan blokir akses lokasi pada semua aplikasi.

Santi Indra menambahkan, lifelong learning adalah seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan seumur hidup untuk menambah dan mengoreksi pengetahuan, mengasah keterampilan, membentuk kompetensi yang berguna bagi hidupnya kelak.

Sementara lifewide experience adalah memfasilitasi pelajar agar mendapatkan dan mengintegrasikan rangkaian pengetahuan dan kecakapan untuk memajukan diri, bahkan guna menemukan pengetahuan dan kecakapan yang baru.

“Budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Budaya

Adapun tantangan budaya bermedia digital di antaranya adalah mengaburnya wawasan kebangsaan menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, media digital menjadi panggung budaya asing, kebebasan berekspresi yang kebablasan, dominasi nilai dan produk budaya asing.

Denisa N. Salsabila turut menjelaskan,  etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiket) dalam kehidupan sehari-hari.

“Bahwa menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Demi meningkatkan kualitas kemanusiaan,” jelas Denisa.

Sedangkan berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Bertujuan membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Dalam kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah.

Sebagai pembicara terakhir, Eka Y. Saputra mengatakan, ada beberapa tips belajar dari rumah. “Pertama siapkan ruang belajarmu, pisahkan dengan ruang bersantai. Idealnya jauh dari layar TV atau gangguan lainnya. Lalu buat catatan,” katanya.

Selanjutnya, bisa dengan menyusun rencanakan aktiviatas keseharian. Jika ada, ikuti jadwal yang diberikan oleh sekolah. Jika punya daftar pelajaran, bagi ke dalam tugas-tugas kecil dan rencanakan untuk mengerjakan tugas tersulit saat energi masih penuh.

“Kurangi gangguan, Gunakan imajinasimu dan bayangkan kamu sedang di sekolah dan bukan di rumah. Kunci teleponmu bila perlu. Jangan takut meminta orang tuamu untuk mengintervensi. Ubah suasana. Kamu mungkin punya jadwal pelajaran, tetapi jika mengalami kesulitan untuk fokus, istirahat 5 menit dan lanjutkan kembali,” pungkasnya.

Kemudahan

Dalam sesi KOL, Sheila Siregar mengatakan, internet telah memberikan banyak kemudahan bagi kita dalam melakukan berbagai aktivitas. Dalam halnya webinar literasi digital ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi kita agar lebih cakap lagi bermedia digital.

“Untuk dapat bermedia digital yang baik di rumah orang tua perlu mendampingi anaknya agar anaknya bisa memanfaatkan media digital dengan sebaik mungkin seperti mengembangkan bakat dan kemampuannya tentunya dalam hal yang positif,” ujarnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Febian Alex Chandra menanyakan, bagaimana cara kita dalam kegiatan pembelajaran dapat tetap fresh dan selalu dapat koperatif dalam pembelajaran online?

“Orang mempunai ambang batas tertentu atau tingkat kejenuhan masing- masing terutama dalam hal belajar daring di rumah, apalagi jika lingkungan yang tidak memungkinkan yang memberikan godaan-godaan tertentu. Hal ini dapat diminimalisir dengan adanya dampingan yang baik oleh orang tua di rumah,” jawab Santi.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.