Teknologi informasi menciptakan ruang tanpa batas, sehingga mampu membuat individu dengan individu lainnya dapat terhubung dengan mudah meskipun berada di berbagai, belahan dunia dengan budaya, kepercayaan, bahasa, dan berbagai kondisi lainnya yang berbeda.

Ketika seseorang masuk ke dalam dunia digital seharusnya juga dilandasi pemahaman akan adanya keragaman realitas kebudayaan yang selanjutnya disertai orientasi penerimaan terhadap adanya keragaman dan berbagai macam budaya.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Memahami Multikulturalisme dalam Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 18 November 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Annisa Choriya (Social Media Communication), Dr. Kismartini, M.Si. (Dosen FISIP Universitas Diponegoro), Dr. Rahmawati, M.M., C.P.S. (Trainer Making Indonesia 4.0 LEMHANNAS RI & Dosen Universitas Mulawarman), Dewi Rahmawati, M.Kom. (Product Manager Localin), dan Rafli Albera (Musisi, Rapper, Talent and Music Producer Rans Entertainment) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Dr. Kismartini, M.Si. menyampaikan, “Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaa yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman dan berbagai macam budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai sistem budaya kebiasaan dan politik yang mereka anut. Nilai kehidupan sebagai masyarakat dan warga digital pada dasarnya tidak berbeda. Nilai-nilai tersebut diterapkan untuk membawa kemanfaatan untuk orang lain dan tetap menjadi nilai yang seharusnya dikedepankan.”

“Sebagai pengguna media digital yang berlandaskan nilai-nilai positif, kita harus selalu bertekad untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan menggunakan bahasa komunikasi yang baik. Selain itu, baiknya untuk memahami dan menghargai perbedaan dan keberagaman. Bila kedua hal tersebut diterapkan, walau pasti akan ada hambatan komunikasi lintas budaya yang ditemukan dalam ruang digital yang begitu luas dan terbuka, kita akan  mampu atasinya tanpa menimbulkan perselisihan atau konflik, sehingga menjaga keharmonisan ekosistem ruang digital untuk sesama.”

Rafli Albera selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa terkait dengan Indonesia di ranah digital, teman-teman yang sudah terliterasi digital dengan baik mampu menggunakan media digital dengan bijak. Literasi digital ini menjadi penting karena kita akan bisa menguasai digital sesuai dengan potensi diri. Ia juga ingatkan untuk selalu bertujuan menggunakan digital dalam mempersatukan bangsa; hormati teman teman-teman dan nikmati keberagaman yang kita bersama.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ghinada Amania menyampaikan pertanyaan, “Apakah multikulturalisme bisa menjadi hal negatif dalam kehidupan sosial, mengingat masyarakat Indonesia banyak terdiri dari berbagai suku dan agama? Bagaimana cara menghindari hal tersebut menjadi berdampak negatif?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Rahmawati, M.M., C.P.S.  “Sebagai anak bangsa, perlu disadari bahwa multikulturalisme adalah hal yang menjadi kekuatan kita dibandingkan dengan negara-negara lain yang rata-rata masyarakatnya bersifat homogen. Kekuatan ini tidak menjadi hal yang negatif dan harus disadarkan oleh seorang pendidik, seperti seorang dokter yang memberikan arahan dan konsultasi kepada pasiennya dalam hal kesehatan, kalau sehat jiwa dan raganya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.