Dalam rangka menggunakan media digital secara sukses, kita sebagai pengguna harus terlebih dahulu mengetahui apa tujuan kita bermedia digital. Misalnya untuk berbisnis, kita bisa memanfaatkan media digital untuk promosi, jadi tidak hanya bermedia sosial yang hanya buang-buang waktu, apalagi menyebarkan konten negatif.

Pentingnya menerapkan literasi digital adalah agar dapat memanfaatkan secara maksimal dan produktif kegunaan dari media sosial dan berbagai fitur lainnya yang kini telah tersedia di ranah digital.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Identifikasi dan Antisipasi Perundungan Digital (Cyberbullying)”. Webinar yang digelar pada Selasa (10/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Ade Irma Sukmawati, M.A. (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta & Japelidi), Kms. M. Sigit Muhaimin S.H. (Advokat/Pengacara), Heryus Saputra (Sastrawan & Penulis Mekar Pribadi), Nanik Lestari, M.P.A. (Peneliti MAP UGM & IAPA), dan Maria Harfanti (Miss Indonesia 2015, Pembawa Acara TV & Aktivis) selaku narasumber.

Cyberbullying

Dalam pemaparannya, Ade Irma Sukmawati, M.A. menyampaikan, “Indonesia menjadi Negara dengan kasus cyberbullying terbesar nomor 1 di dunia. Semakin kita mengetahui, memahami mengenai media digital akan membuat kita makin terlindungi juga dari risiko-risiko buruk dari media digital. Kita tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita juga harus bisa mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besarnya manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan kita cakap digital, kita juga dimudahkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sekarang ini kita butuh sekali kemampuan untuk mengoperasikan Zoom agar tidak kesulitan untuk beraktivitas, baik belajar maupun bekerja. Apa manfaat dari melakukan optimalisasi fitur? Melindungi kita dari cyberbullying. Kita dapat sesuaikan setting misalnya di Instagram dengan batasi komentar-komentar. Juga selalu baca dulu sebelum membagikan; think before posting. Sangat diharapkan bagi kita semua untuk bisa meningkatkan kemampuan kecakapan digital kita untuk melindungi diri kita sendiri.”

Maria Harfanti selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, dampak positif yang dirasakan saat berselancar di dunia digital adalah mudahnya mendapatkan informasi dari berbagai segmen dan juga layanan. Baginya, hal itu memungkinkan pengguna media digital untuk bekerja dari jauh, dan bagi yang memiliki bisnis bisa menjadi media yang efektif untuk melakukan kegiatan promosi. Negatifnya adalah dapat menggangu interaksi sosial, memudahkan orang untuk mencuri hasil karya orang lain, serta memberi kesempatakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan. Bagaimana ia menanggapi cyberbullying? Ia sampaikan untuk perhatikan terlebih dahulu siapa yang comment; kalau tidak kenal abaikan saja komentar-komentarnya. Kalau sesuatu itu provokatif, kita perhatikan konteksnya; apabila memang negatif dan merugikan kita segera laporkan kasus kita.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Gusman Lesmana, M.Pd. menyampaikan, “Terkait proses saring sebelum sharing, dalam melakukan post berita kita seringkali tidak menyadari ada budaya yang terejek atau ternodai baik secara isi maupun kebiasaan. Bagaimana kita mampu memperbaiki konten kita ini supaya kembali normal dan tidak terprovokasi membuat cyberbullying?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ade Irma Sukmawati, M.A. “Ketika ada konten itu mampir di akun kita, boleh dibersihkan. Kalau pelaku melakukan tagging terhadap kita dihapuskan tag-nya. Hal yang kedua, untuk menghindari pemicu, lakukan pengecekan fakta. Sekarang gampang sekali untuk melakukan pengecekan. Pastikan yang kita bagikan itu selalu hal yang bersifat positif dan benar adanya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.