Ajang balap MotoGP 2022 seri kedua yang akan digelar di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, (18–20 Maret 2022) dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali (November 2022) diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan Indonesia di dunia pariwisata.
Melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, pemerintah juga akan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki beragam destinasi wisata yang sangat memikat.
Hal tersebut mengemuka pada acara Business Talk “Sinergi Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata”, program Kompas TV dan Kontan, Selasa (8/2/2022).
“Meski kita menyadari situasi saat ini kurang begitu baik, event MotoGP dan KTT G20 merupakan event yang sangat baik. Ini harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembalikan kepercayaan diri di dunia pariwisata. Seperti yang kita lihat di seluruh dunia, ajang MotoGP dapat menghasilkan devisa yang tinggi,” ujar Direktur Utama InJourney Dony Oskaria.
Semua persiapan telah dilakukan semaksimal mungkin dalam menyambut ajang balap MotoGP dan KTT G20 tersebut. Di antaranya, infrastruktur dan sistem penjualan tiket yang baik, dan tak kalah penting adalah sinergi antar-BUMN serta komitmen pemerintah dalam menyukseskan ajang bergengsi tersebut.
“Kita akan memanfaatkan semua, termasuk perhotelan, kemudian transportasi udara, darat, laut, itu semua kita kerahkan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Begitu juga KTT G20, kita mempersiapkan diri dengan sangat baik, mulai dari bandara, ruang tunggu, semua kita perbaiki, juga event. Kita harap dua momen ini menjadi angin segar bari pariwisata setelah terpuruk selama 2 tahun,” tambah Dony.
Perbaikan perusahaan
Sementara itu, terkait program yang dimiliki Injourney, Dony memaparkan, upaya pertama yang dilakukan adalah memperbaiki kondisi perusahaan-perusahaan yang ada di dalam holding BUMN Pariwisata ini. Beragam pembenahan, mulai dari maskapai penerbangan, bandara, akomodasi, hingga destinasi dan event dilakukan guna mendapatkan fondasi yang kokoh.
“Kami ingin airport di Indonesia tidak hanya kuat dari sisi operation, tetapi juga ingin mentransformasi menjadi service-based company, yakni benar-benar berorientasi memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang. Jadi, tidak melihat lagi bahwa customer-nya hanya airlines tetapi penumpang adalah customer utama kita. Oleh karena itu akan dilakukan perubahan di dalam manajemennya dan lebih berorientasi kepada Indonesian hospitality tentunya,” tegas Dony.
Seluruh retail milik BUMN juga dilakukan perbaikan agar dapat memberikan dampak yang sangat besar, termasuk bagi pariwisata. Perhotelan juga tak luput untuk diperbaiki. Sebanyak 120 hotel yang dimiliki oleh berbagai macam perusahaan BUMN nantinya akan berada dalam satu atap di bawah naungan Hotel Indonesia Group.
Sinergi
Direktur Marketing InJourney Maya Watono yang juga hadir secara daring pada acara tersebut menekankan bahwa kedua ajang ini merupakan momen yang tepat bagi Indonesia untuk memberitahukan kepada dunia akan indahnya negara ini. Ajang bergengsi ini juga sekaligus dapat meningkatkan produk domestik bruto (GDP).
“Kalau kita lihat sebelum pandemi, sebanyak 4,5 persen GDP kita dari pariwisata, tetapi jika kita bandingkan dengan Thailand, itu jauh sekali. Kita negara yang harusnya memberikan GDP jauh lebih besar karena memiliki potensi yang jauh lebih dari negara tetangga seperti Thailand maupun Singapura,” ujar Maya.
Ia menambahkan, potensi hub yang didatangkan dari Singapura luar biasa, tetapi di Indonesia belum ada satu perusahaan induk yang dapat menyinergikan beragam multisektor dalam satu bingkai pariwisata. “Di Injourney ini, kita menggabungkan beragam sektor dan ini merupakan holding terbesar di Asia.”
Ibarat berlian, keindahan yang dimiliki Indonesia harus ditunjukkan kepada dunia, baik internasional maupun domestik. Untuk itu, Injourney memiliki ambisi besar terhadap dunia pariwisata Tanah Air.
“Kita juga punya ambisi luar biasa, di antaranya perputaran wisatawan Nusantara/domestik sebesar 330 juta orang dan wisatawan internasional sebesar 17 juta wisatawan. Selain itu, lapangan kerja sebanyak 12 juta serta GDP 4,5 persen. Jadi, ambisi luar biasa bisa kita raih dengan menyinergikan semua kekuatan pariwisata subholding di bawah Injourney,” papar Maya.
Target dan strategi
Terkait upaya Injourney dalam menyinergikan BUMN Pariwisata dari hulu sampai hilir, Doni menjabarkan, terdapat target dan strategi yang dilancarkan. Untuk target jangka pendek, ia menjelaskan, upaya pertama yang dilakukan adalah mengonsolidasikan serta mempersiapkan berbagai kemungkinan pascapandemi.
“Makanya, perbaikan perusahaan menjadi prioritas, baik dari sisi finansial, fundamental, maupun bisnis model. Kita review satu per satu dan kita harapkan segera selesai,” ujar Dony.
Untuk target jangka menengah, Injourney membangun platform-platform sebagai destinasi-destinasi. Event, termasuk yang digelar di lima destinasi super prioritas menjadi sangat penting, begitu pula di destinasi-destinasi lainnya. Medical tourism juga turut dimasukkan ke target jangka menengah, dengan berkolaborasi dengan rumah sakit dan dunia kesehatan.
Sementara itu, sebagai target jangka panjang, Dony berharap semua orang dapat turut andil terhadap pariwisata Indonesia. “Untuk jangka panjang, tentu saja kita mengharapkan Injourney ini bukan lagi holding BUMN, melainkan Indonesia hospitality. Semua orang yang bergerak di bidang Indonesia hospitality merupakan bagian dari Injourney.”
Butuh strategi agar destinasi wisata Indonesia mampu memikat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Menjawab tantangan tersebut, Injourney akan melakukan pemetaan pasar agar dapat memenangkan kompetisi dengan negara lain.
“Kita akan melakukan market mapping di seluruh wilayah di Indonesia. Kita akan berkompetisi dengan produk karena produk pariwisata yang sama ditawarkan juga oleh negara lain dengan target market yang sama. Oleh sebab itu, Injourney akan melakukan market mapping kemudian mempromosikan sesuai dengan kedekatan wisatawan sehingga produk bisa lebih affordable,” ungkap Dony.
Maya menambahkan, pihaknya juga telah membuat agenda event selama setahun. “Kita harapkan dengan serangkaian event ini mendapatkan media eksposur luar biasa. Kita juga mengambil special interest, tidak sporadis, misalnya minat sport, seni dan musik, juga kuliner dan health and wellness tourism. Kita ingin klustering event-event tersebut supaya ada rangkaian event selama sepanjang tahun yang terus bergema yang dapat ditarik benang merahnya untuk promote Indonesia,” pungkasnya.