Indonesia hampir separuh jalan dalam meraih Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), agenda pembangunan global 2015–2030 yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai negara maritim yang memiliki 17.000 pulau dan 99.000 kilometer garis pantai, Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat melimpah. Dengan strategi yang tepat, Tujuan 14: Ekosistem Lautan dapat dicapai untuk tiga tujuan sekaligus: pengelolaan laut berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan, dan penurunan ketimpangan.

Berbagai potensi sumber daya laut di Indonesia, negara dengan keaneka­ragaman ha­­yati terbesar kedua se­telah Brasil, harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan agar tak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat saat ini, tetapi juga berguna bagi generasi penerus pada masa depan. Salah satu langkah yang dibidik mampu menjaga sumber daya kelautan kita adalah pengembangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang mem­berikan manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat yang tinggal di atau di sekitar kawasan lindung.

Pada pertengahan 2019, Indonesia telah membentuk 22,68 juta hektar KKP atau sekitar 6,97 persen dari total perairan Indonesia. Namun, untuk benar-benar mendapat manfaat dari sumber daya kelautan dan perikanan, kita perlu mengatasi tidak hanya total KKP, tetapi juga pengelolaan KKP.

SDGs Annual Conference 2019

Sebagai negara yang dikenal berkomitmen tinggi dalam pelaksanaan TPB/SDGs –salah satunya dibuktikan dengan dua kali Voluntary National Reviews di 2017 dan 2019— Indonesia merespons hasil pertemuan tersebut dengan implementasi prinsip “No One Left Behind” dalam konteks pelestarian laut, antara lain tentang nelayan perem­puan, perikanan berke­lanjutan, sampah plastik di laut, eko­logi kelautan, data TPB/SDGs, peran organisasi non-pemerintah dalam pelak­sanaan TPB/SDGs di Indonesia, serta inovasi pembiayaan untuk TPB/SDGs.

Untuk membahas langkah konso­lidasi dan komunikasi pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs dengan selu­ruh pihak, baik di tingkat nasional maupun daerah, juga regional dan global, Kementerian PPN/Bappenas, sebagai koordinator pelaksanaan TPB/SDGs di Indonesia, akan menyelenggarakan SDGs Annual Conference 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, 8–9 Oktober 2019. Dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, SDGs Annual Conference 2019 ini akan memberikan masukan dan rekomendasi kepada perumus kebijakan untuk melaksanakan program-­program pembangunan secara lebih baik demi mencapai target-target TPB/SDGs 2030.

FOTO: DOK BAPPENAS

SDGs Annual Conference 2019 akan membahas isu-isu dan lessons learned pelaksanaan SDGs di tingkat regional Asia Pasifik, mendorong pelak­s­anaan TPB/SDGs sebagai ge­rak­an di tingkat lokal, meningkatkan keter­libatan sektor bisnis, filantropi, dan organisasi kemasyarakatan da­lam pelaksanaan TPB/SDGs, mem­percepat pencapaian TPB/SDGs berda­sarkan hasil riset dan inovasi, serta merumuskan inovasi pembiayaan baru untuk mendukung pelaksanaan TPB/SDGs di Indonesia.

“SDGs Annual Conference tahun 2019 ini merupakan ajang untuk berbagi pengalaman dan berbagi pembelajaran antar-pelaku kepentingan. Dan, acara ini akan dihadiri oleh seluruh pelaku kepentingan dengan mengedepankan proses yang inklusif dan partisipatif,” ujar Menteri Perencanaan Pemba­ngun­an Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Di SDGs Annual Conference 2019, akan diluncurkan pula Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030 sebagai pedoman pelaksanaan TPB/SDGs di Indonesia. Acara utama SDGs Annual Conference akan menghadirkan pem­bicara dari berbagai entitas pe­megang peranan penting dalam pengelolaan laut berkelanjutan seperti Pusat Kajian Studi Perikanan dan Laut, Pusat Penelitian Oseanologi LIPI, Yayasan Terumbu Karang Indonesia, Oceanfresh, KAPAL Perempuan, Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) hingga Bank Dunia.

SDGs Annual Conference 2019 juga menampilkan 12 breakout sessions yang akan membahas sejumlah isu utama, di antaranya ekosistem laut, blue carbon, sumber pangan laut, ekologi kelautan, pencemaran laut, hingga ekonomi kelautan. Peran generasi muda, pusat-pusat SDGs di kampus, sektor swasta, filantropi, lembaga nirlaba, pendaanaan inovatif, dan media massa juga akan dibahas tuntas. SDGs Annual Conference 2019 juga menjadi momen softlaunch SDGs Dashboard.

SDGS Festival 2019

Sebagai bagian dari rangkaian SDGs Annual Conference 2019, SDGs Festival 2019 yang diselenggarakan pada 5–6 Oktober 2019 di Fountain Area, Plaza Senayan, Jakarta menampilkan dua bincang-bincang yang mengangkat tema “Deep Dive to the Facts of Our Ocean” dan “Action for Sustainable Ocean”.

Deretan nama tenar yang peduli pentingnya laut seperti Penggagas Indo­nesia Ocean Pride Hamish Daud Wyllie, musisi sekaligus aktivis ling­kungan Agustinus “Nugie” Gusti Nugroho, Top 5 Miss Scuba Internasional 2017 Madhina Nur Muthia Suryadi, Founder Muara Gembongku Ucie Weiland Yusuf, dan Co-founder Seasoldier Dinni Septianingrum Co-founder Demi Bumi Jessica Halim, hingga Miss Scuba 2019 Anavaliza Atmadja mengisi bincang-bincang yang dipandu pegiat media sosial Pangeran Siahaan.

Duta SDGs

Diperlukan sosok panutan masya­ra­kat yang dapat memberikan contoh tentang bagaimana masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dapat turut berkontribusi dalam pencapaian TPB/SDGs. Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas akan menyematkan gelar Duta SDGs kepada para sosok pemberi inspirasi yang aktif dalam pembangunan berkelanjutan. Siapa saja yang terpilih menjadi Duta SDGs di SDGs Annual Conference 2019? Simak infonya di Twitter @BappenasRI dan @sdgs_indonesia!

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Oktober 2019.