Selama lebih dari 52 tahun berdiri di Indonesia, PT Nestlé Indonesia terus menunjukkan komitmennya terhadap pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu inisiatif yang menjadi tonggak sejarah adalah kerja sama pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur.
Komitmen ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan susu segar guna mendukung operasional pabrik, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan komunitas peternak sapi perah rakyat agar lebih tangguh dan makmur.
“Sejalan dengan cara berbisnis yang kami usung yaitu creating shared value, PT Nestlé Indonesia bermitra dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, serta mendukung peningkatan perekonomian di daerah. Saat ini, kami turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang,” ungkap Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia Syahrudi.

Kemitraan ini dimulai pada tahun 1975, ketika PT Nestlé Indonesia menjalin kerja sama dengan Koperasi Susu SAE Pujon, Malang. Pada awalnya, hanya 160 liter susu segar yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pertama Nestlé di Waru, Jawa Timur.
Seiring waktu, hubungan ini berkembang pesat. Kini, PT Nestlé Indonesia telah bermitra dengan lebih dari 31 koperasi dan mendampingi lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur.
Peran signifikan PT Nestlé Indonesia dalam pengembangan agribisnis sapi perah semakin terlihat dengan pendirian AgriService pada 1985. Tim khusus ini mendampingi peternak dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar yang dihasilkan.
Pada 1988, pabrik baru Nestlé di Kejayan, Pasuruan, mulai beroperasi, memperkuat kemitraan dengan koperasi susu segar lokal. Pada 2007, AgriService berganti nama menjadi Milk Procurement and Dairy Development (MPDD), yang semakin memperluas dukungan dengan memberikan pelatihan praktik peternakan berkelanjutan serta mempromosikan bisnis ramah lingkungan.
Head of MPDD PT Nestlé Indonesia Ida Royani mengungkapkan, “Saat ini, fokus kami tidak hanya pada peningkatan produktivitas dan kualitas susu, tetapi juga mendorong peternak untuk menerapkan praktik peternakan yang ramah lingkungan. Langkah ini penting untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang.”
Tingkatkan perekonomian Jawa Timur
Kolaborasi PT Nestlé Indonesia dengan peternak sapi perah rakyat terbukti memberikan dampak besar pada perekonomian Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi ini menghasilkan 456,34 ribu ton susu sapi pada 2021, menjadikannya produsen susu sapi terbesar di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari peran PT Nestlé Indonesia dalam mendukung peternak melalui berbagai inisiatif inovatif.
Sejak 2008, PT Nestlé Indonesia membangun fasilitas akses air bersih untuk komunitas peternak yang mencakup 2.300 keluarga. Pada 2010, perusahaan bersama Yayasan Rumah Energi memperkenalkan biogas untuk mengelola limbah peternakan menjadi energi terbarukan. Hingga kini, lebih dari 8.700 unit kubah biogas telah dibangun, menciptakan sistem pertanian sirkular yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga menghasilkan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan lahan.
Selain itu, PT Nestlé Indonesia meluncurkan program untuk meningkatkan kualitas ternak sapi perah pada 2014. Program ini melibatkan pelatihan intensif dan pengembangan teknologi baru, sehingga produktivitas peternak meningkat secara signifikan.

Siswantoro, seorang peternak sapi perah di Ngantang, Malang, merasakan dampak positif dari inisiatif ini. “Dengan bimbingan dari Nestlé, hasil susu sapi kami meningkat dan kualitasnya pun jauh lebih baik,” ungkapnya.
Kerja sama ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan susu segar berkualitas tinggi, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang luas di Jawa Timur. Dengan dukungan berkelanjutan, PT Nestlé Indonesia terus berupaya mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi peternak sapi perah rakyat dan generasi mendatang.