Jakarta patut berbangga. Bersama Pune di India dan Kigali di Rwanda, Jakarta meraih honorable mention pada Sustainable Transport Award 2020. Penghargaan bergengsi internasional itu diraih berkat sistem bus rapid transit (BRT) yang cepat, nyaman, aman, serta tepat waktu. Ke depan, dari BRT, moda raya terpadu (MRT), hingga light rail transit (LRT), transportasi Ibu Kota nantinya terintegrasi dalam sistem Jak Lingko.
BRT Transjakarta melaju pada lintasan terpanjang di dunia, yakni 251,2 kilometer. Pada 2019, jumlah penumpang berkisar 641.000 penumpang per hari, naik dua kali lipat dari rata-rata 2004–2017. Jumlah armada ditargetkan 3.565 unit pada akhir 2019. Tahun ini pula, BRT terintegrasi dengan dua moda transportasi lain berbasis rel, yakni MRT di Bundaran HI dan LRT di Jalan Pemuda. Tiga bus listrik juga sudah menjalani uji coba tahun ini untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota.
Berbasis rel
Sejak diresmikan pada 24 Maret 2019, MRT menjadi primadona transportasi publik termodern di Jakarta dan satu-satunya di Indonesia. Sebanyak 13 stasiun fase 1 yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 16 kilometer, 6 kilometer di antaranya di bawah tanah (underground) melalui 6 stasiun, sisanya merupakan struktur layang (elevated) melewati 7 stasiun.
Hingga Juli 2019, jumlah rata-rata pengguna MRT Jakarta mencapai 94.824 orang per hari dan ditargetkan mencapai 100.000 orang pada akhir tahun. Berikutnya akan dibangun koridor MRT Jakarta Utara–Selatan Fase 2 Bundaran HI–Kota dan koridor MRT Jakarta Timur–Barat Fase 3 Kalideres–Cempaka Baru. Pembangunan MRT fase 2 direncanakan pada 2020 dan ditargetkan selesai 4 tahun kemudian.
Sementara itu, LRT merupakan moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi di atas rel ringan dengan kecepatan rata-rata sekitar 50 kilometer per jam. Sistem articulated bogie yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia ini memungkinkan kereta dapat melaju dengan aman dan luwes, mengikuti kontur jalur trek di tikungan tajam.
Selain nyaman dan berstandar internasional, LRT pun dapat menghemat waktu berkisar 13–15 menit perjalanan dari Kelapa Gading, Jakarta Utara, ke Stasiun Velodrome, Jakarta Timur. Sejak 11 Juni 2019, LRT Jakarta diuji coba secara gratis dan hingga 13 Oktober 2019 telah melayani 798.000 penumpang. LRT Jakarta beroperasi pukul 06.00–22.00 WIB pada Senin–Jumat dan 07.00–23.00 WIB pada Sabtu–Minggu.
Jak Lingko
Jak Lingko merupakan sistem transportasi terintegrasi, baik rute, prasarana, maupun pembayarannya. Integrasi ini tidak hanya melibatkan antarbus besar, medium, serta kecil dan TransJakarta, tetapi juga transportasi berbasis rel yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti MRT dan LRT. Selain itu, sistem Jak Lingko mengintegrasikan prasarana dengan PT KCI dan Railink yang dimiliki PT KAI, seperti di kawasan Dukuh Atas.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan 10.047 armada armada kecil, sedang, serta besar terintegrasi Jak Lingko dan akan segera diremajakan tahun depan. “Implementasi pembatasan usia kendaraan angkutan umum sepuluh tahun akan direalisasikan maksimal pada 2020,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Sistem pembayaran cashless dengan kartu Jak Lingko bertarif maksimal Rp 5.000 per 3 jam, khusus untuk transportasi berbasis jalan. Kartu Jak Lingko seharga Rp 30.000 yang bersaldo Rp 10.000 dapat diisi ulang melalui ATM Bank DKI dan BNI.
Dengan kemudahan itu, target penumpang angkutan umum di Jakarta mencapai 260 juta orang pada 2019. Di samping mengurangi polusi udara dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia.
Integrasi ini diperkuat kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) dan komunitas kreatif Kreavi, yang memasang papan informasi seputar transportasi publik di 28 halte non BRT Koridor Sudirman. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pemasangan informasi transportasi publik ini merupakan kolaborasi yang serius antara Pemprov DKI Jakarta dengan warga dalam mewujudkan konsep City 4.0 di Ibu Kota.
Perluasan sistem ganjil genap dari sembilan menjadi 25 ruas jalan yang dimulai pada 9 September 2019, juga mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan pun berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia, selain mengurangi polusi udara.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan klik di sini.[*]