Kecakapan digital antara lain ditandai kesadaran sebagai warga negara digital yang menjunjung tinggi budaya digital. Terdapat sejumlah sikap dan perilaku yang terkait hal itu. Demikian antara lain yang mengemuka pada webinar dengan tema “Etika Berjejaring, Mulutmu Harimaumu” yang diselenggarakan Rabu (9/6/2021).

Webinar yang bagian sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Zainuddin Muda Z Monggilo, SIKom MA (dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM & Japelidi), Dr Lina Miftahul Jannah MSi (IAPA), Annisa Choiriya (Kaizen Room), dan Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman).

Pikirkan lebih dulu

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Zainuddin Muda Z Monggilo SIKom MA mengawali webinar dengan membahas mengenai digital skills dan pentingnya memiliki kecakapan dalam ragam hoaks yang beredar pada masa pandemi ini.

“Bisa dalam bentuk kampanye, meme, situs web, gambar ataupun video manipulasi,” ujarnya. Zainuddin juga menegaskan, “You are what you share. Jadi, pikirkan dan cek terlebih dahulu sebelum membagikan apa pun di media digital.”

Annisa Choiriya melanjutkan webinar dengan mengangkat topik “Penggunaan Bahasa yang Baik di Dunia Digital” terkait dengan digital culture. Ia memaparkan, “Indikator pertama dari kecakapan digital adalah menyadari dirinya bahwa kita sudah menjadi warga negara digital, yang harus menjunjung tinggi budaya digital dalam bentuk bersikap ramah dengan orang lain di dunia digital.”

Dalam menjadi warga digital yang baik, perlu kemampuan untuk berpikir kritis, pandai memilih teman di dunia digital, dan gotong royong serta kolaborasi dalam mengampanyekan literasi digital. “Jaga jarimu dan terapkan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Pembahasan selanjutnya terkait digital safety oleh Dr Lina Miftahul Jannah MSi, mengangkat topik “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”.

“Individu harus mampu meningkatkan kesadaran keamanan digital, terutama proteksi identitas digital,” ujar Dr Lina. Terkait itu, ia memberikan beberapa petunjuk untuk mengamankan perangkat keras dan perangkat lunak, seperti penggunaan kata sandi yang kuat serta mengaplikasikan antivirus dan enkripsi.

Terkait banyaknya kebutuhan identitas pribadi di ranah digital, ia mengingatkan, “Kalau memuat dokumen kependudukan, harap NIK-nya ditutup atau di-blur.”

Bijak berkomentar

Membahas digital ethics, Novita Sari mengingatkan untuk selalu bijak di kolom comment saat bermedia digital.

“Ikutilah aturan seperti di dunia nyata. Bermacam fasilitas di internet memungkinkan sesorang untuk bertindah etis, sebaliknya untuk bertindak tidak etis pula,” jelasnya. Adalah penting untuk memiliki etika maupun etiket.

Novita menjelaskan perbedaan keduanya sebagai berikut; etika adalah sistem dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Di sisi lain, etiket adalah tata cara individu berinteraksi dengan individu lain dalam masyarakat.

Adapun pertanyaan yang muncul saat sesi tanya jawab terkait kemungkinan disusunnya kode etik media sosial seperti kode etik jurnalistik yang berlaku universal. Novita Sari menjawab, perlu lebih menekankan pada aspek etika, etiket, dan netiket dari setiap pengguna media sosial, dan menyadarkan bahwa cara komunikasi di dunia nyata sama dengan di dunia digital.

“Beretiket di dunia nyata harus juga beretiket di dunia digital,” ujarnya.

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”

Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.